Mengenal Ekonomi Moneter: Pengertian, Tujuan, Jenis-jenis, Instrumen, dan Contoh Penerapan

Halo semua, semoga kita semua diberikan kesehatan selalu. Aamiin. Dalam mengelola perekonomian suatu negara, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan ekonomi untuk […]

Halo semua, semoga kita semua diberikan kesehatan selalu. Aamiin. Dalam mengelola perekonomian suatu negara, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mengarahkan dan mengendalikan perekonomian secara keseluruhan. Salah satu kebijakan penting yang diterapkan adalah kebijakan ekonomi moneter, yang bertujuan untuk menjaga kestabilan keuangan negara, seperti mengendalikan inflasi, nilai tukar mata uang, dan likuiditas. Kebijakan ini berperan penting dalam menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, mari kita bahas lebih lanjut mengenai ekonomi moneter agar dapat lebih memahami peran dan penerapannya dalam perekonomian negara.

Pengertian Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peran uang dalam memengaruhi tingkat harga dan kegiatan ekonomi suatu negara. Secara singkat, ekonomi moneter berbicara tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan “uang,” seperti pasar uang, mekanisme penciptaan uang, peran uang dalam perekonomian, tingkat bunga, inflasi, hingga kebijakan moneter dan krisis keuangan.

Dalam ilmu ekonomi, kebijakan moneter adalah upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan negara. Stabilitas ini penting untuk mengontrol harga, inflasi, dan pertumbuhan output agar tetap berada pada kondisi yang stabil. Keadaan keuangan yang sering berubah-ubah akibat berbagai faktor membutuhkan intervensi melalui kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh otoritas moneter, yaitu Bank Sentral.

Bank Sentral memainkan peran penting dalam mengatur kestabilan ekonomi dengan mengontrol jumlah uang yang beredar, mengelola distribusi uang, menciptakan kesempatan kerja, dan menjaga inflasi tetap terkendali. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat serta memastikan stabilitas harga di pasar.

Ekonomi moneter juga memiliki peran strategis dalam menangani gangguan ekonomi. Ketika terjadi penyimpangan dalam pembangunan ekonomi, otoritas moneter akan mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, ekonomi moneter menjadi alat penting dalam menjaga keseimbangan perekonomian suatu negara.

Sumber: Accurate.id

Alasan Pentingnya Mempelajari Ilmu Ekonomi Moneter

Mempelajari ilmu ekonomi moneter memiliki peranan penting dalam memahami berbagai aspek perekonomian, baik secara teori maupun praktik. Beberapa alasan utama perlunya mempelajari ilmu ekonomi moneter adalah:

  1. Memahami Mekanisme Moneter Secara Mendalam
    Ilmu ekonomi moneter membantu kita memahami mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, serta sistem dan kebijakan moneter. Selain itu, ilmu ini juga memberikan wawasan tentang pembayaran internasional yang berpengaruh pada stabilitas ekonomi global.
  2. Menganalisis Fenomena Moneter
    Dengan mempelajari ilmu ini, kita dapat menganalisis berbagai fenomena moneter, seperti inflasi, deflasi, dan fluktuasi nilai tukar. Analisis ini berguna untuk memahami dampak kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi, termasuk produksi, konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Tujuan Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter memiliki tujuan utama untuk mencapai kestabilan ekonomi suatu negara. Kestabilan ini dapat diukur melalui beberapa indikator berikut:

  1. Kesempatan Kerja
    Meningkatkan kesempatan kerja adalah salah satu tujuan ekonomi moneter. Dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang luas, tingkat produksi meningkat, dan masyarakat yang sedang menganggur dapat memperoleh pekerjaan, sehingga kesejahteraan ekonomi masyarakat pun ikut terangkat.
  2. Kestabilan Harga
    Untuk menghindari kenaikan harga yang tidak terkendali setiap tahun, pemerintah berupaya menjaga kestabilan harga. Langkah ini bertujuan untuk melindungi daya beli masyarakat dan memastikan keberlanjutan kegiatan ekonomi yang sehat.
  3. Neraca Pembayaran Internasional
    Keseimbangan neraca pembayaran internasional menunjukkan stabilitas perekonomian suatu negara. Untuk mencapainya, pemerintah menerapkan kebijakan moneter dengan dukungan otoritas moneter, yaitu Bank Sentral. Bank Sentral, seperti Bank Indonesia, memiliki peran vital dalam mendorong pembangunan ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2004 Pasal 7, Bank Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas nilai rupiah, yang mencakup stabilitas harga barang dan jasa, tercermin melalui tingkat inflasi. Sejak 2005, BI telah mengadopsi kerangka Inflation Targeting Framework yang berfokus pada pengendalian inflasi sebagai sasaran utama.

BI juga mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi volatilitas nilai tukar rupiah tanpa menetapkan target nilai tertentu. Dengan menggunakan berbagai instrumen, seperti pengendalian suku bunga bank, otoritas moneter bekerja untuk mencapai inflasi yang stabil, menjaga kestabilan keuangan negara, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam perekonomian modern, kebijakan moneter bersama dengan kebijakan fiskal menjadi dua instrumen utama yang digunakan pemerintah untuk mencapai stabilitas ekonomi. Kebijakan fiskal berkaitan dengan pengelolaan pendapatan dan pengeluaran negara untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara kebijakan moneter berfokus pada pengaturan penawaran uang dan tingkat bunga.

Jenis-Jenis Kebijakan Ekonomi Moneter

Dalam mengelola perekonomian, pemerintah menerapkan berbagai jenis kebijakan ekonomi moneter. Berikut adalah jenis-jenis kebijakan ekonomi moneter yang dapat diterapkan di Indonesia:

  1. Monetary Expansive Policy (Kebijakan Moneter Ekspansif)
    Kebijakan ini bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Langkah ini biasanya diambil untuk menurunkan suku bunga bank, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan moneter ekspansif juga dikenal sebagai kebijakan yang longgar karena tidak terlalu membatasi aktivitas ekonomi masyarakat.
  2. Monetary Contractive Policy (Kebijakan Moneter Kontraktif)
    Berlawanan dengan kebijakan moneter ekspansif, kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Tujuannya adalah menurunkan tingkat inflasi dengan meningkatkan suku bunga bank dan menjual obligasi atau surat berharga milik pemerintah. Kebijakan ini juga dikenal sebagai Tight Money Policy.

Instrumen Kebijakan Moneter

Untuk menjalankan kebijakan ekonomi moneter, Bank Sentral sebagai otoritas moneter menggunakan berbagai instrumen, antara lain:

a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation Instrument)
Pemerintah mengendalikan peredaran uang dengan membeli atau menjual surat berharga pemerintah. Pembelian surat berharga bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar, sedangkan penjualannya bertujuan untuk mengurangi peredaran uang.

b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Pemerintah mengatur suku bunga bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang. Penurunan suku bunga mendorong peningkatan peredaran uang, sedangkan kenaikan suku bunga mengurangi jumlah uang yang beredar.

c. Suku Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Bank Sentral dapat menaikkan atau menurunkan rasio cadangan wajib untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Menurunkan rasio ini meningkatkan peredaran uang, sementara menaikkannya mengurangi jumlah uang yang beredar.

d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Pemerintah memberikan imbauan kepada bank untuk lebih selektif dalam memberikan kredit guna mengatur peredaran uang. Contohnya, meminta bank untuk memprioritaskan pemberian pinjaman kepada sektor-sektor tertentu.

e. Kebijakan Kredit Selektif
Bank Sentral menentukan jenis pinjaman yang perlu ditambah atau dikurangi berdasarkan kebutuhan perekonomian. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dengan mengarahkan sumber daya kredit ke sektor yang produktif.

Melalui penerapan berbagai kebijakan moneter dan instrumennya, pemerintah berupaya menciptakan kestabilan ekonomi yang berkelanjutan.

Konsep Dasar Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang fungsi uang, sistem keuangan, dan kebijakan yang memengaruhi kestabilan ekonomi suatu negara. Berikut adalah konsep dasar ekonomi moneter berdasarkan dua pendekatan utama:

  • Konsep Ekonomi Moneter Konvensional

Dalam ekonomi konvensional, terdapat tiga alasan utama masyarakat memegang uang, yaitu:

  1. Tujuan Transaksi:
    Uang digunakan untuk melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa.
  2. Tujuan Berjaga-jaga:
    Uang disimpan sebagai cadangan untuk menghadapi kebutuhan mendesak atau risiko yang mungkin terjadi di masa depan.
  3. Tujuan Spekulasi:
    Uang dimanfaatkan untuk spekulasi, terutama dengan memperhatikan tingkat bunga yang berlaku. Jika tingkat bunga lebih menguntungkan dibandingkan investasi lainnya, masyarakat cenderung mendepositokan uang untuk mendapatkan imbal hasil berupa bunga.

Ekonomi moneter konvensional berfokus pada kebijakan moneter dengan menggunakan instrumen utama berupa tingkat suku bunga, yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam menyimpan, meminjam, atau menginvestasikan uang.

  • Konsep Ekonomi Moneter Syariah

Ekonomi moneter syariah berlandaskan prinsip-prinsip Islam, yang tidak menggunakan instrumen bunga karena dianggap sebagai riba yang dilarang dalam hukum syariah. Sebaliknya, perekonomian berorientasi pada kegiatan perdagangan dan investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.

  1. Pada zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, alat tukar utama adalah dinar (emas) dan dirham (perak). Valuta asing seperti mata uang Persia dan Romawi juga digunakan secara luas.
  2. Transaksi non-tunai sudah dikenal, seperti penggunaan cek dan promissory notes untuk mempercepat perdagangan.
  3. Uang dalam ekonomi syariah dianggap semata-mata sebagai alat tukar yang merepresentasikan daya beli, bukan alat untuk menghasilkan keuntungan melalui bunga.

Ekonomi moneter syariah mengutamakan pembagian hasil yang adil dan berlandaskan pada sistem bagi hasil, seperti mudharabah dan musyarakah, yang sesuai dengan prinsip keadilan dan keberkahan.

Perbedaan Utama dari keduanya adalah:

  • Instrumen Utama:
    Ekonomi konvensional menggunakan suku bunga sebagai alat pengendalian moneter, sedangkan ekonomi syariah menghindari bunga dan menggantinya dengan sistem bagi hasil.
  • Fungsi Uang:
    Dalam ekonomi konvensional, uang memiliki banyak fungsi termasuk alat investasi berbasis bunga. Dalam ekonomi syariah, uang hanya digunakan sebagai alat tukar dan penilaian nilai.

Pentingnya memahami kedua konsep ini memungkinkan kita untuk melihat perbedaan pandangan dan penerapan kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Contoh Penerapan Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter merupakan alat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa contoh penerapan ekonomi moneter:

  1. Mengatasi Inflasi melalui Kebijakan Moneter Kontraktif
    Ketika inflasi meningkat, Bank Sentral seperti Bank Indonesia akan meningkatkan cadangan kas (reserve requirement ratio) yang diwajibkan kepada bank umum. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Selain itu, suku bunga dinaikkan agar masyarakat lebih terdorong untuk menabung daripada membelanjakan uangnya, sehingga dapat menekan tingkat inflasi.
  2. Mengatasi Deflasi melalui Kebijakan Moneter Ekspansif
    Dalam kondisi deflasi, Bank Sentral akan menurunkan cadangan kas yang diwajibkan kepada bank umum. Hal ini memungkinkan bank umum meminjam lebih banyak dana dan memberikan lebih banyak kredit kepada masyarakat. Penurunan suku bunga juga dilakukan untuk mendorong konsumsi dan investasi, sehingga peredaran uang di masyarakat meningkat dan perekonomian kembali stabil.
  3. Perubahan Tingkat Suku Bunga
    Bank Sentral dapat menyesuaikan suku bunga untuk mengendalikan aktivitas ekonomi. Penurunan suku bunga dapat merangsang pinjaman dan investasi, sedangkan kenaikan suku bunga dilakukan untuk mengurangi pengeluaran dan menekan inflasi.
  4. Pengendalian Jumlah Uang yang Beredar
    Pemerintah melalui Bank Sentral menggunakan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam kondisi ekonomi yang lesu, jumlah uang yang beredar dapat ditambah untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan uang beredar, Bank Sentral dapat mengurangi jumlah uang dengan menjual surat berharga pemerintah.
  5. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
    Penerapan ekonomi moneter juga terlihat dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar mata uang. Bank Sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mencegah fluktuasi nilai tukar yang berlebihan, baik dengan membeli atau menjual cadangan devisa.
  6. Mengatasi Kredit Macet
    Ketika banyak terjadi kredit macet, Bank Sentral dapat memberikan kebijakan yang mendorong restrukturisasi kredit. Langkah ini membantu menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencegah risiko lebih besar pada perbankan.
  7. Mendorong Penyaluran Kredit dan Investasi
    Bank Sentral dapat memberikan kebijakan khusus untuk meningkatkan penyaluran kredit, misalnya dengan menurunkan suku bunga atau memberikan insentif kepada bank yang menyalurkan kredit produktif. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh

Ruang Lingkup Ekonomi Moneter

Berikut adalah ruang lingkup ekonomi moneter yang menguraikan aspek-aspek utama yang dipelajari dalam bidang ini:

  1. Peran dan Fungsi Uang dalam Perekonomian
    Ekonomi moneter membahas pentingnya uang sebagai alat tukar utama dalam perekonomian modern, menggantikan sistem barter yang memiliki keterbatasan seperti kesulitan dalam menentukan nilai tukar yang sepadan. Dengan perkembangan teknologi, bentuk uang telah berevolusi dari uang fisik (kertas dan logam) ke bentuk digital seperti e-wallet dan mata uang elektronik lainnya, yang kini semakin mendominasi transaksi sehari-hari.
  2. Sistem Moneter dan Pengaruhnya terhadap Jumlah Uang dan Kredit
    Sistem moneter mengacu pada kerangka kebijakan, peraturan, dan pengendalian yang mengatur jumlah uang dan kredit dalam perekonomian. Sistem ini berfungsi untuk menciptakan stabilitas ekonomi, menentukan tingkat suku bunga, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan kondisi yang kondusif untuk kegiatan transaksi dan pembayaran.
  3. Struktur dan Fungsi Bank Sentral
    Bank sentral, seperti Bank Indonesia, memiliki peran utama dalam menjaga stabilitas nilai mata uang, mengatur sistem perbankan, dan merumuskan kebijakan moneter yang bertujuan memelihara stabilitas ekonomi. Bank sentral juga memiliki tugas pokok, seperti mencetak uang, mengatur jumlah uang beredar, mengawasi sistem perbankan, serta menjaga kestabilan inflasi dan nilai tukar.
  4. Pengaruh Jumlah Uang dan Kredit terhadap Kegiatan Ekonomi
    Jumlah uang beredar, termasuk uang kartal, giral, dan instrumen keuangan lainnya, memiliki dampak langsung pada aktivitas ekonomi. Ketidakseimbangan jumlah uang yang beredar, seperti kelebihan atau kekurangan, dapat memengaruhi inflasi, daya beli, serta tingkat konsumsi dan investasi dalam perekonomian.
  5. Pembayaran dan Sistem Moneter Internasional
    Sistem moneter internasional mencakup aturan dan kebijakan yang mengelola pembayaran lintas negara, pergerakan modal, dan nilai tukar mata uang. Sistem ini memainkan peran penting dalam transaksi perdagangan dan keuangan internasional, yang telah berkembang melalui beberapa tahap seperti standar emas klasik, sistem Bretton Woods, hingga rezim nilai tukar mengambang.

Penutup

Sebagai penutup, ekonomi moneter penting bagi stabilitas dan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan memahami konsep ekonomi moneter, seperti peran uang, kebijakan moneter, dan fungsi bank sentral, kita dapat melihat bagaimana inflasi dan deflasi diatasi untuk menjaga keseimbangan ekonomi. Contohnya, saat inflasi terjadi, bank sentral menggunakan kebijakan moneter kontraktif untuk mengurangi jumlah uang beredar. Untuk itu, pengelolaan ekonomi moneter yang tepat sangat diperlukan agar roda perekonomian berjalan dengan baik dan masyarakat merasakan manfaatnya. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan. Terima kasih.

Sumber:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *