Turunnya Hujan Bukan Berarti Kemarau Telah Berakhir

Oleh Richard Mahendra Putra* Beberapa hari terakhir ini, terjadi hujan dengan intensitas lebat di beberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan informasi dari […]

Oleh Richard Mahendra Putra*

Beberapa hari terakhir ini, terjadi hujan dengan intensitas lebat di beberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan informasi dari detiknews, sejumlah ruas jalan raya di DKI Jakarta tergenang air setinggi 5 – 15 cm setelah diguyur hujan lebat. Selain itu, juga ada beberapa pohon tumbang di sejumlah titik.      Selain disebabkan oleh hujan lebat, genangan air juga terjadi karena faktor pengecilan saluran yang diakibatkan oleh pekerjaan MRT.

(Sumber : news.detik.com)

Turunnya hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia pada bulan Agustus 2019 bukan berarti bahwa musim kemarau tahun ini telah berakhir. Berdasarkan release dari BMKG melalui posting di akun resmi @infobmkg pada tanggal 18 Agustus 2019, BMKG menjelaskan bahwa awal musim hujan pada tahun ini akan mundur hingga November. Perlu diketahui bersama bahwa kondisi iklim di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh keadaan suhu muka air laut, baik itu di Indonesia sendiri, maupun suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Pada kondisi sekarang, suhu muka laut di Samudera Hindia (sebelah barat pulau Sumatera) dan wilayah Perairan selatan equator masih lebih dingin dari kondisi normalnya. Kondisi tersebut akan menyebabkan sulitnya penguapan air laut. Hal tersebut akan mengurangi pembentukan awan hujan sehingga intensitas hujan pun akan menurun. Kondisi suhu seperti ini diperkirakan akan berlangsung sampai bulan Oktober 2019.

Berdasarkan data BMKG yang dilansir dari bebas.kompas.id pada artikel berjulud Tren Kekeringan Meningkat”, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, NTT, dan NTB telah mengalami hari tanpa terjadi hujan yang sangat panjang, yaitu lebih dari 60 hari. Kondisi tersebut sudah termasuk pada katagori ekstrem. Selain itu, kekeringan pada tahun ini lebih parah jika dibandingkan dengan tahun 2018. Selain itu, wilayah yang terdampak kekeringan juga lebih luas dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan penjelasan Supari, peningkatan ini merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim yang terjadi di bumi.

Lalu Mengapa Terjadi Hujan di Sejumlah Wilayah Indonesia Saat Ini ?

Pertanyaan tersebut pasti muncul di benak masyarakat Indonesia saat ini. Hal terpenting yang harus diketahui sebelumnya adalah tentang faktor kondisi cuaca dan iklim di Indonesia yang sangat kompleks. Jika dijabarkan secara umum saja, wilayah Indonesia merupakan area yang kondisi atmosfernya dipengaruhi oleh faktor sekala global, regional, maupun lokal.

Faktor global merupakan fenomena yang terjadi dan berpengaruh pada skala yang sangat luas. Salah satu faktor global yang cukup signifikan pengaruhnya di Indonesia adalah suhu muka laut di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia seperti yang dijelaskan tadi. Fenomena yang berhubungan dengan suhu muka air laut di Samudera Pasifik dikenal dengan istilah ENSO (El Niño–Southern Oscillation), sedangkan di Samudera Hindia disebut IOD (Indian Ocean Dipole). Serta masih ada lagi fenomena global yang cukup berpengaruh yaitu MJO (Madden Julian Oscillation). Berdasarkan penjelasan BMKG melalui posting di akun @infoBMKG, saat ini di bulan Agustus 2019, BMKG memantau dan menganalisis bahwa saat ini El Nino lemah telah berakhir, sehingga anomali di Samudra Pasifik kembali menjadi netral. Kondisi netral ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun 2019. Namun kondisi suhu muka air laut di wilayah Hindia dan Perairan Indonesia bagian selatan equator lebih berperan aktif terhadap kondisi kemarau saat ini.

Faktor lain yang memiliki pengaruh lebih signifikan dalam peristiwa cuaca dan iklim di Indonesia adalah adanya ganguan cuaca pada skala regional, seperti fenomena Siklon Tropis. Bagi masyarakat kita saat ini, fenomena cuaca ini masih jarang diketahui. Secara sederhana, siklon tropis dapat dikatakan sebagai badai sirkulasi angin yang membentuk pusaran tertutup dan memiliki kecepatan angin yang sangat tinggi dan menyebabkan cuaca buruk berupa hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir. Fenomena seperti ini sangat jarang terjadi di Indonesia, adapun beberapa siklon tropis yang pernah terjadi di wilayah kita adalah Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia pada akhir tahun 2017.

Meskipun peristiwa tersebut jarang terjadi di Indonesia, namun dampak gangguan cuaca yang disebabkan oleh siklon tropis dapat dirasakan di area sekitar pusat siklon tersebut. Dampak tersebut terjadi karena adanya pertemuan massa udara (Konvergensi) dan belokan angin (Shearline) yang akan menyebabkan pertumbuhan awan hujan meningkat di daerah tersebut, akibatnya potensi terjadi hujan lebat akan besar.

Saat ini, peristiwa siklon tropis sedang terjadi di utara kepulauan Indonesia. Siklon tersebut dinamai dengan istilah Siklon Tropis PODUL. Berdasarkan informasi dari Tribunnews.com, Siklon Trois PODUL yang terjadi di Filipina menghasilkan kecepatan angin yang sangat tinggi yaitu > 25knot di wilayah sekitarnya seperti Filipina bagian tengah dan perairan di sebelah timur Filipina. Selain itu, dampak secara tidak langsung dari siklon tropis PODUL juga dirasakan di wilayah Indonesia berupa pertemuan angin (konvergensi) yang memanjang dari Laut Natuna Barat hingga Laut Cina Selatan. Akibatnya, konsentrasi uap air basah akan terkonsentrasi di sebagian besar Sumatera, Kalimantan bagian Utara dan Timur, dan Sulawesi bagian Utara.

(Sumber : http://www.bom.gov.au/australia/charts/glw_12z.shtml)

Dilansir dari artikel di beritasatu.com, BMKG memprediksi bahwa akan terjadi hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia termasuk di Jabodetabek selama 3 hari ke depan (27 – 29 Agustus 2019). Selain di Jabodetabek, dampak hujan ringan – lebat yang disebabkan oleh peristiwa Siklon Tropis PODUL ini juga akan dirasakan di lokasi lain seperti Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Papua Barat, dan Papua. Selain itu, dampak lain disamping hujan lebat adalah adanya gelombang laut yang tinggi. Berdasarkan informasi dari kompas.com, siklon tropis PODUL memicu terjadinya gelombang tinggi hingga 4 meter di wilayah Indonesia. Potensi gelombang setinggi 1.25 s.d 4 meter dapat berpeluang hingga hari Jumat (30/08/2019). Potensi gelombang tinggi tersebut dapat beresiko pada keselamatan pelayaran.

Beberapa penjelasan diatas merupakan dampak dari fenomena gangguan cuaca yang terjadi di sekitar Indonesia yaitu adanya Siklon Tropis PODUL. Jadi meskipun beberapa hari ini terjadi hujan dengan intensitas lebat di beberapa wilayah Indonesia termasuk di DKI Jakarta yang menyebabkan genangan air dan pohon tumbang, hal tersebut bukan menandakan bahwa musim kemarau telah berakhir. Kondisi ini bersifat sementara saja karena adanya gangguan cuaca tersebut. Selalu pantau informasi cuaca dan iklim terupdate dari BMKG melalui website www.bmkg.go.id atau aplikasi di playstore InfoBMKG, dan ikuti media sosial resmi BMKG di instagram dan twitter @infoBMKG untuk informasi terbaru.

*Bekerja di Kantor Pusat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Jl. Angkasa I, No.2 Kemayoran, Jakarta Pusat 10720

Referensi

  1. 2019. https://news.detik.com/berita/d-4400044/hujan-guyur-dki-ada-pohon-tumbang-jalan-tergenang-di-sejumlah-titik?_ga=2.223982745.343509290.1567041293-724001771.1566552506 diakses 28 Agustus 2019
  2. 2019. https://www.instagram.com/p/B1SvpvjBteW/ diakses 28 Agustus 2019
  3. Ahmad Arif. 2019. https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/08/27/tren-kekeringan-meningkat/ diakses 28 Agustus 2019
  4. 2019. https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/28/peringatan-dini-bmkg-besok-kamis-29-agustus-waspada-hujan-lebat-disertai-angin-di-wilayah-ini diakses 28 Agustus 2019
  5. Bureau of Meteorology. 2019. http://www.bom.gov.au/australia/charts/glw_12z.shtml diakses diakses 28 Agustus 2019
  6. 2019. https://www.beritasatu.com/nasional/571871/bmkg-hujan-lebat-berpotensi-terjadi-3-hari-mendatang diakses 28 Agustus 2019
  7. 2019. https://sains.kompas.com/read/2019/08/28/104143623/bmkg-tropical-storm-podul-picu-gelombang-tinggi-4-meter-di-indonesia diakses 28 Agustus 2019

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top