Korupsi : Apa Pandangan Yang Muda?

Oleh : Aminatun Nafiah Banyaknya kasus korupsi yang muncul di media telah mengakibatkan Indonesia dianggap sebagai negara korup. Sejak 2015, […]

Oleh : Aminatun Nafiah

Banyaknya kasus korupsi yang muncul di media telah mengakibatkan Indonesia dianggap sebagai negara korup. Sejak 2015, sejumlah pimpinan daerah, seperti 9 menteri, 19 gubernur, lebih dari 300 bupati / walikota, dan 2 gubernur Bank Sentral Indonesia yang karena terlibat korupsi. Jumlah tersebut terus meningkat setiap tahun dan melibatkan pimpinan daerah, aparatur pemerintahan, serta pihak swasta. Kasus korupsi yang sedang hangat diperbincangkan adalah kasus Mega Korupsi E-KTP oleh pimpinan DPR yang mengundang amarah rakyat karena banyaknya drama dalam proses persidangan.  Lembaga Transparency International bertugas untuk mengukur tingkat korupsi di 176 negara. Untuk tahun 2016 dan 2017, peringkat teratas yang mendapatkan julukan negara terbersih korupsi adalah Denmark dan Selandia Baru [2]. Berdasarkan prestasi tersebut, tahun ini Kedutaan Besar Denmark di Jakarta mengadakan kompetisi #ambassador1day dengan tema “Kontribusi Anak Muda Dalam Melawan Korupsi” bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. Hal tersebut menunjukkan keprihatinan negara lain terhadap tingkat korupsi di Indonesia sangat tinggi sekaligus untuk memotivasi kawula muda Indonesia untuk membangun sikap anti-korupsi. Menurut Transparency International, negara Indonesia menduduki rangking 118 (2012), 114 (2013), 107 (2014) [1] [3], dan semakin menurun ke angka 90 (2016) [2]. Namun demikian, walaupun penurunan peringkat tersebut semakin menunjukkan kondisi menurun, berdasarkan nilai Corruption Perception Index yang berkisar antara 30-40, Indonesia tetap dianggap negara yang darurat korupsi.

Tabel 1. Corruption Perception Index Indonesia dibandingkan negara ASEAN[1]

Penelusuran secara online di situs web kompas untuk mengidentifikasi sejumlah artikel yang menyertakan kata-kata integrity, corruption, dan politics mencapai lebih dari 50 ribu artikel. Sedangkan dengan pendekatan tanda pagar (#), frasa #corruption menunjukan hasil yang mencengangkan mencapai 171 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa kasus korupsi lebih menjadi sorotan dibandingkan sifat integritas dan ranah politik lainnya.

Kaum muda adalah fondasi utama suatu negara karena akan menjadi pemimpin masa depan. Ketika pemuda mentolerir korupsi, maka masa depan bangsa akan sangat suram karena korupsi menghancurkan berbagai lini pembangunan bangsa. Namun, sedikit penelitian yang berfokus pada persepsi pemuda terhadap korupsi dan integritas, terutama di Indonesia. Survey ‘Integritas Anak Muda’ pertama kali dilakukan di tahun 2012 oleh Transparency International Indonesia yang merupakan lembaga khusus pendataan korupsi di indonesia. Studi lanjutan mengenai integritas kalangan anak muda diteliti di Universitas Pelita Harapan dengan mengambil sampel 300 mahasiswa dengan rentang usia 16-20 tahun dengan metode kuosioner terbuka. Tujuan dari penelitian terbaru ini adalah untuk memahami persepsi pemuda terhadap integritas dan korupsi. Secara khusus, pengetahuan tentang persepsi pemuda terhadap integritas dapat membantu menggambarkan perilaku masa depan pemuda terhadap korupsi.  Lebih dari setengah responden tidak dapat mendefinisikan integritas dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa integritas bukanlah konsep yang sering dihadapi setiap hari karena terbatasnya pengalaman dalam integritas. Keluarga, lingkungan, masyarakat, media sosial dan bangsa akan mempengaruhi persepsi pemuda terhadap integritas. Integritas mewakili kualitas perilaku individu yang konsisten terhadap tindakan yang dilakukan secara norma dan etika. Namun, kata korupsi dan politik adalah kata-kata umum dan sering didengar oleh kawula muda sehingga dapat didefinisikan dengan mudah. Integritas dan korupsi adalah kata yang terkait satu sama lain secara erat.

Tabel 4. Definisi korupsi menurut responden [1]

Walaupun tidak dapat mendefinisikan integritas dengan benar, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dapat mengidentifikasi karakteristik integritas. Sebagai rangkuman, orang yang berintegritas memiliki karakteristik positif seperti jujur, bertanggung jawab, konsisten, dan memiliki komitmen. Sebagian besar responden menunjukkan bahwa kejujuran adalah ciri utama integritas. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa kaum muda memandang “seseorang dengan integritas” sebagai orang yang jujur. Selain itu, responden mendefinisikan korupsi sebagai perampasan hak orang lain, seperti mengambil uang orang lain dan mengambil keuntungan untuk keuntungan pribadi.

Tabel 5. Pandangan responden terhadap karakter integritas [1]

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian adalah pemuda Indonesia memahami korupsi tetapi tidak akrab dengan kata integritas. Hasil ini memberikan wawasan bagi pemerintah Indonesia bahwa pembelajaran tentang sifat anti-korupsi dan cara menangani korupsi harus disertai dengan pendidikan yang berpusat pada integritas. Pembelajaran tersebut harus diterapkan dari tingkat pendidikan sekolah yang paling dasar dan secara jangka panjang dilanjutkan hingga tingkat menengah atas.

Referensi :

[1]  Sihombing, S. O. 2018. Youth perceptions toward corruption and integrity: Indonesian context. Kasetsart Journal of Social Sciences, DOI:10.1016/j.kjss.2018.03.004.

[2] Transparency International. 2017. Corruption Perceptions Index 2017. Diakses dari : https://www.transparency.org/news/feature/corruption_perceptions_index_2017/ pada tanggal 22 Mei 2018.

[3] Transparency International Indonesia. 2013. Survey Integritas Anak Muda 2012. Diakses dari:http://www.ti.or.id/media/documents/2013/10/17/s/u/survei_integritas anak_muda_newsletter_1.pdf pada 22 Mei 2018.  

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top