Oleh: Esther Kembauw
Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku, termasuk salah satu pulau terluar dalam wilayah R.I. yang letaknya berbatasan dengan Negara Timor Leste dan Australia. Pelayanan transportasi yang terbatas menyulitkan masyarakat di pulau ini untuk berinteraksi ke luar daerah. Jadwal kapal laut yang tidak tepat seminggu sekali, waktu perjalanan yang panjang dengan resiko laut yang tinggi adalah pilihan satu-satunya mengingat pesawat yang melayani memiliki kapasitas terbatas tidak serta sanggup menampung animo masyarakat yang ingin menggunakan pesawat udara.
Pangan lokal seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan ubi-ubian tersedia sepanjang tahun sebagai makanan sehari-hari. Ketersediaan panganan lokal ini adalah hasil kerja dari petani perempuan, Dalam tradisi mereka perempuan memegang peran yang sangat besar dalam kehidupan keluarga, oleh karena itu perempuanlah yang menjaga katahanan pangan rumahtangga. Keterbatasan sumberdaya dan kakakteristik pulau yang ekstrem (4 bulan musim hujan dan 8 bulan musim panas) dihadapi dengan sistem tanam yang efektif serta tangguh yakni hapa cara tanam tumpang sari yang khas yaitu mengisi beberapa jenis tanaman (jagung dan kacang-kacangan) di dalam sebuah lubang tanam.
Makanan pokok mereka adalah jagung sehingga selalu diupayakan tersedia. Untuk menjaga ketersediaannya maka jagung setelah dipanen diolah menjadi jagung pipil, tepung jagung kasar, dan tepung jagung halus, kemudian disimpan di dalam lumbung atau dakar. Aneka ragam konsumsi pangan masyarakat sayangnya semua jenis pangan lokal tersebut belum memiliki nilai tambah.
Selama ini pangan lokal dan produk-produk pertanian lainnya yang ada pada daerah tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, padahal melalui peningkatan diversifikasi dan distribusi pangan maka potensi sumberdaya ekonomi tersebut dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan nilai komersial yang dapat mendukung kehidupan rumah tangga.
Petani perempuan menjadi garda terdepan dalam menjaga pangan pada daerah tersebut. Keberhasilan mereka dapat dijadikan sebagai etalase kesiapan pangan bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil/pulau terluar di Provinsi Maluku. Petani perempuan dapat meningkatkan akses pasar dalam menunjang upaya diversifikasi dan distribusi pangan guna meningkatkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan rumahtangga.
David Ardhian tentang pangan dan perempuan pedesaan (2004). Menjelaskan bahwa peranan perempuan pedesaan dalam pertanian dan produksi pangan tidak hanya dilihat dari sisi persoalan kultural, dimana kaum perempuan terpinggirkan dalam arus modernisasi di sektor pertanian, namun realitas menunjukkan perempuan perdesaan memegang peran penting dalam produksi pangan.
Wahono (2001) mengatakan bahwa produksi pangan adalah kemampuan untuk menyediakan kebutuhan pokok hidup bagi semua orang (keluarga), disamping melestarikan alam semesta bagi generasi mendatang.
METODE – Metode ini menggunakan pendekatan diskriptif dan kualitatif. Pendekatan yang bertujuan untuk menguraikan sifat, karakteristik dari fenomena yang ada. Ruang lingkup materi terletak pada zona kearifan lokal yang di miliki perempuan pulau terluar dalam menyediakan pangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN – Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang mempunyai luas wilayah 72.427 km2 yang terdiri dari 8.648 km2 (11,94%) darat dan 63.779 km2 (88,06%) laut . Secara geografis letaknya berbatasan dengan negara luar (Timor Leste dan Australia), tergolong sebagai kawasan daerah tertinggal namun kaya dengan sumberdaya laut, bahkan tambang dan gas. Secara administratif, kabupaten MBD dibagi atas 8 (delapan) Kecamatan, 117 Desa dan 45 anak desa (Dusun), Sahusilawane dkk, 2014.
Produksi jagung merupakan primadona dari usahatani pangan yang mereka usahakan. Kondisi disebabkan karena makanan utama di pulau tersebut adalah jagung, ditambah ubi-ubian dan kacang-kacangan. Produksi jagung berupa tepung kasar, setengah halus dan halus masih dapat didiversifikasi dalam bentuk olahan lainnya.
Jagung yang ditemukan adalah jagung pulut, jagung kuning lokal dan jagung Ungu yang merupakan suatu jenis jagung endemik.
Petani perempuan mendiversifikasi dan mendistribusikan produk lokal (Jagung) dalam upaya meningkatkan pendapatan rumahtangga. Tanaman pangan yang diusahakan para petani perempuan, memiliki waktu tanam yang disesuaikan dengan musim yang berlangsung. Waktu menanam jagung dua kali dalam satu tahun yakni pada bulan November dan bulan April.
Berbicara mengenai jagung yang dipasarkan hanya berada dalam Kabupaten Maluku Barat Daya itu sendiri dan diperuntukkan untuk konsumsi masyarakat di pulau ini saja. Padahal bila dikembangkan secara lebih baik akan memiliki nilai tambah bagi petani perempuan. Tentu saja bila produk berjalan secara berkelanjutan dan tersedia sepanjang waktu akan meningkatkan pendapatan petani perempuan. Salah satu implikasinya adalah memberikan penyuluhan dan mendemonstrasikan pembuatan kerupuk dari jagung ungu di sambut dengan penuh antusias oleh kaum perempuan.
Gambar 4. Demo Pembuatan Kerupuk Jagung Ungu
Menghimbau yang diberikan kepada petani perempuan agar tetap penanaman jagung ungu dan harus terus dilakukan, mengingat jagung ungu adalah salah satu tanaman endemik di Kabupaten Maluku Barat Daya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Produk pangan berupa jagung akan didiversifikasi menjadi jagung kasar, jagung setengah halus dan tepung jagung. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa karbohidrat yang dimiliki jagung ungu cukup tinggi dan mengandung zat anti kanker pencernaan dan kanker kulit. Dengan adanya diversifikasi secara vertikal diharapkan investor akan masuk untuk memiliki value added.
Philpott, M dkk 2004, mengatakan bahwa anthocyanin sangat penting sebagai antioksidan yang memiliki peran dalam mempromosikan kesehatan yang baik dan mengurangi risiko penyakit kronis. Menurut Kim, M. Y dkk 2003, antioksidan potensial dan sifat antiradik antosianin telah dilaporkan untuk buah-buahan dari Viburnum dilatatu.
Berbicara mengenai memberdayakan masyarakat itu berarti membangun kerjasama dengan pemerintah maupun investor dengan memperhatikan sarana atau prasarana yang ada serta perlu dibangun mengingat rentang kendali pulau yang jauh serta merupakan salah satu pulau perbatasan di provinsi Maluku. Pulau-pulau perbatasan perlu mendapat perhatian khusus karena pulau ini merupakan beranda dari suatu Negara. Apabila rentang kendali yang sulit ini dapat dimudahkan maka peningkatan produksi lewat diversifikasi produk secara vertikal akan memiliki peluang pasar yang menjanjikan. Rantai pasar yang panjang akan membuat uang yang diterima petani perempuan sebagai produsen menerima lebih sedikit bila dibandingkan dengan rantai pasar yang pendek.
Kerjasama juga diperlukan dengan pihak perguruan tinggi yang menyiapkan tenaga ahli, disamping itu perlu ada sosialisasi. Investor bermitra dengan masyarakat dan masyarakat harus diberi kesempatan untuk ikut memiliki saham agar masyarakat ikut bertanggung jawab. Masyarakat Kabupaten Maluku Barat Daya sebagai penyedia produk, harus juga diberi tambahan teknologi agar produksi dapat meningkat. Mengingat iklim yang ekstrim perlu dibangun sarana ketersediaan air untuk menjaga kestabilan produk.
Pangsa pasar perlu dikembangkan, namun transportasi harus dibangun dengan jejaring yang luas agar mencapai hasil yang maksimal. Pendapatan masyarakat meningkat serta-merta pula ketahanan pangan akan meningkat pula. Dengan demikian angka kemiskinan menurun dan kesejahteraan masyarakat perlahan akan tercapai. Pemerintah, stake holders, pihak swasta dapat meningkatkan akses pasar dalam menunjang upaya diversifikasi dan distribusi pangan guna meningkatan ketahanan pangan sekaligus pendapatan rumahtangga. Esther Kembauw dkk 2015, pengembangan sektor pertanian merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang.
Gambar 5. Produk Jagung Ungu
PENUTUP – Produk jagung dapat didiversifikasikan secara vertikal dalam bentuk tepung jagung yang kemudian diolah lagi menjadi kerupuk, kue, dan berbagai olahan lainnya. Peluang pasar harus terbuka sehingga dengan mudah dapat dilakukan distribusi sehingga memiliki value added (nilai tambah) dan menjadi produk yang memiliki pangsa pasar ke berbagai daerah.
Produk jagung ungu perlu dilestarikan karena merupakan tanaman endemik Kabupaten Maluku Barat Daya yang cukup menjanjikan dimasa-masa yang akan datang. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan jagung ungu ini memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dan berguna untuk tubuh manusia sekaligus mengandung zat anti kanker pencernaan dan kanker kulit.
Akses pasar untuk memasarkan produk jagung maupun produk-produk pertanian lain diperlukan sarana prasarana yang memadai. Kondisi Kabupaten Maluku Barat Daya sebagai pulau perbatasan dan rentang kendali yang sulit sehingga menimbulkan rantai pasar yang panjang.
Petani perempuan tidak mengerjakan usaha mengelola pangan berdasarkan tindakan tradisional, dimana bukan semata-mata kebiasaan dimasa lalu, namun secara sadar ia maknai dengan suatu tindakan yang dilandasi pemikiran yang rasional untuk mengelola pangan bagi rumahtangganya.
Masalah ketahanan pangan sampai kapanpun tidak akan pernah habis-habisnya dibicarakan. Banyak kearifan lokal masyarakat adat yang mampu menangani masalah ketahanan pangan khususnya ketahanan pangan rumahtangga.
Kebijakan hendaklah selalu memperhatikan pulau-pulau terluar dan pulau-pulau perbatasan agar masyarakat tidak merasa diabaikan. Berangkat dari pengalaman membuktikan, banyak pulau-pulau perbatasan dan pulua-pulau terluar lebih mengacu kepada negara tetangga.
DAFTAR PUSTAKA
- E Kembauw, A. M Sahusilawane, L. J Sinay. 2015. Sektor Pertanian Merupakan Sektor Unggulan Terhadap Pembangunan Ekonomi Provinsi Maluku. Journal Agriekonomika Vol. 4(2): 210-220.
- David Ardhian, 2004. Pangan dan Perempuan Pedesaan Antara Belenggu Perdagangan Global dan Marginalisasi Peran. Jurnal Wacana ELSPPAT. Perempuan dan Politik Pangan Edisi 30/VIII Juni 2007.
- Kim, M. Y.; Iwai, K.; Onodera, A.; Matsue, H. Identification and antiradical properties of anthocyanins in fruits of Viburnum dilatatum Thunb. J. Agric. Food Chem. 2003, 51, 6173-6177.
- Philpott, M.; Gould, K. S.; Lim, C.; Ferguson, L. R. In situ and in vitro antioxidant activity of sweetpotato anthocyanins. J. Agric. Food Chem. 2004, 52, 1511-1513.
- Sahusilawane A.M.; Uluputty M.R; Kembauw E; Djoko Wahyuni S; 2014. Kearifan Lokal Petani Perempuan Menjaga Pangan Di Pulau-pulau Kecil (Studi Kasus Suku Meher Di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya) Laporan Penelitian Tahun I MP3EI 2014.
- Wahono. F, 2001. Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Penerbit cinderata (CPRS). Cetakan kedua pebruari 2004. Yogyakarta.