Pare adalah salah satu jenis sayuran yang terkenal dengan rasa pahitnya yang khas. Meskipun tidak disukai semua orang karena rasanya yang tajam, pare dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, terutama dalam mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol.
Di Indonesia, pare biasanya dikonsumsi dalam berbagai bentuk, seperti ditumis, direbus, atau bahkan dimakan mentah sebagai lalapan. Meskipun sederhana, sayuran ini memiliki kandungan nutrisi yang kaya dan penting bagi tubuh.
Pare mengandung sejumlah nutrisi penting, seperti kalori rendah, protein, lemak sehat, karbohidrat, gula alami, serta serat yang membantu pencernaan. Selain itu, pare juga mengandung vitamin C yang baik untuk menjaga kekebalan tubuh, vitamin B9 (asam folat) yang penting bagi pertumbuhan sel, serta mineral dan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh.
Namun, meskipun memiliki segudang manfaat, konsumsi pare sebaiknya tetap dalam batas wajar. Para ahli merekomendasikan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Jika dibuat jus, idealnya dibatasi sekitar 100 hingga 200 ml per hari. Konsumsi berlebih bisa menimbulkan efek samping bagi tubuh, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Dengan porsi yang tepat, pare dapat menjadi tambahan sehat dalam pola makan sehari-hari.
Manfaat Rutin Konsumsi Pare
1. Mencegah diabetes
Pare adalah salah satu buah yang kaya akan serat dan memiliki kandungan gula yang sangat rendah, menjadikannya pilihan baik bagi kesehatan, khususnya dalam membantu mengontrol kadar gula darah secara alami. Salah satu kandungan unik dalam pare adalah bahan kimia yang disebut polipeptida-P, yang berperan mirip dengan hormon insulin dalam tubuh.
Insulin adalah hormon yang berfungsi membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah untuk diubah menjadi energi. Dalam hal ini, polipeptida-P yang ada di dalam pare bekerja dengan cara serupa, membantu menurunkan kadar gula darah dengan mengarahkan glukosa ke dalam sel sehingga dapat digunakan sebagai energi.
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa polipeptida-P pada pare memiliki potensi untuk membantu mengatur dan menurunkan gula darah, khususnya pada individu dengan diabetes. Dengan demikian, mengonsumsi pare dalam jumlah yang tepat dapat menjadi salah satu pendekatan alami yang mendukung pengelolaan diabetes. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun bermanfaat, konsumsi pare sebaiknya tetap dibarengi dengan pola makan sehat dan pengawasan medis untuk hasil yang optimal.
2. Mencegah kolesterol tinggi
Sejumlah penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa pare memiliki potensi untuk membantu menurunkan kadar kolesterol yang tidak sehat dalam tubuh. Dalam studi ini, para peneliti menggunakan ekstrak pare dalam jumlah besar dan menemukan bahwa kandungan dalam pare mampu menurunkan kadar kolesterol pada model penelitian non-manusia.
Seperti yang telah diketahui, kolesterol tinggi dapat memicu masalah serius bagi kesehatan jantung. Kolesterol berlebih cenderung menumpuk di dinding pembuluh darah dalam bentuk plak lemak. Penumpukan ini membuat arteri menjadi sempit dan kaku, menghambat aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke seluruh tubuh. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.
Meski hasil penelitian ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa efek pare pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Namun, menambahkan pare ke dalam pola makan sehat, disertai gaya hidup aktif, bisa menjadi langkah positif dalam menjaga kolesterol tetap terkendali dan mendukung kesehatan jantung.
3. Mencegah Anemia
Pare memiliki manfaat penting dalam membantu mencegah kekurangan zat besi dan kondisi anemia. Zat besi adalah mineral esensial yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tanpa kadar hemoglobin yang memadai, jaringan tubuh tidak akan mendapatkan suplai oksigen yang cukup, sehingga menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan berbagai gejala anemia lainnya.
Selain kaya akan zat besi, pare juga mengandung folat atau vitamin B9, yang memiliki peran penting dalam pembentukan sel darah merah. Folat membantu mendukung proses produksi DNA dan RNA, yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru, termasuk sel darah merah. Kekurangan folat dapat memperburuk kondisi anemia dan menghambat produksi sel darah sehat.
Anemia defisiensi zat besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin, sehingga jumlah sel darah merah berkurang. Kondisi ini sering ditandai dengan gejala seperti cepat lelah, pucat, sesak napas, dan pusing. Konsumsi makanan kaya zat besi seperti pare dapat membantu memenuhi kebutuhan mineral ini dan mencegah anemia.
Dengan kandungan zat besi dan folat yang melimpah, pare bisa menjadi tambahan yang baik dalam pola makan sehat untuk meningkatkan produksi sel darah merah dan mencegah anemia. Namun, untuk hasil yang optimal, konsumsi pare sebaiknya diimbangi dengan makanan bergizi lain yang mengandung vitamin C, karena vitamin ini membantu tubuh menyerap zat besi lebih efektif.
4. Membantu melawan kanker
Penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa pare mengandung sejumlah senyawa kimia yang memiliki potensi sebagai penangkal kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak pekat dari pare mampu melawan pertumbuhan sel-sel kanker di berbagai bagian tubuh, seperti rahim, kulit, sumsum tulang, payudara, dan kelenjar prostat.
Senyawa-senyawa dalam pare ini diyakini memiliki sifat antioksidan dan antiproliferatif yang membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Antioksidan bekerja dengan melawan kerusakan sel akibat radikal bebas, yang sering kali dikaitkan dengan perkembangan kanker. Sementara itu, sifat antiproliferatif berperan dalam mencegah sel-sel abnormal berkembang biak dengan cepat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian yang ada sebagian besar dilakukan di laboratorium dengan menggunakan ekstrak pekat pare, bukan dari konsumsi pare dalam jumlah biasa. Artinya, para ilmuwan menggunakan konsentrasi yang sangat tinggi dari bahan aktif pare untuk menguji efeknya terhadap sel kanker. Sampai saat ini, masih belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa mengonsumsi pare dalam porsi normal sehari-hari dapat secara langsung mengobati kanker.
Dikutip dari Medicine Net, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk menentukan bagaimana senyawa-senyawa tersebut bekerja dalam tubuh manusia dan apakah konsumsi pare dalam diet harian dapat memberikan efek perlindungan yang signifikan terhadap kanker. Meskipun demikian, memasukkan pare ke dalam pola makan sehat tetap bermanfaat karena kandungan nutrisi dan sifat antioksidannya yang berpotensi mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
5. Meningkatkan asupan serat
Pare adalah pilihan yang sangat baik untuk menurunkan berat badan karena kandungan kalorinya rendah tetapi tinggi serat. Dalam setiap 100 gram pare, terdapat sekitar 2 gram serat. Kandungan serat ini memberikan manfaat signifikan bagi pencernaan dan kontrol nafsu makan.
Serat memiliki peran penting dalam proses pencernaan karena dicerna lebih lambat oleh tubuh. Hal ini membantu membuat perut terasa kenyang lebih lama, sehingga dapat mengurangi rasa lapar dan mengontrol nafsu makan secara alami. Selain itu, sifat pencahar alami dari pare membantu mengatasi masalah pencernaan, seperti sembelit, dengan memperlancar pergerakan usus.
Dengan mengganti makanan berkalori tinggi dengan pare, seseorang bisa meningkatkan asupan serat sekaligus mengurangi asupan kalori. Kombinasi ini berperan penting dalam mendukung penurunan berat badan secara sehat dan berkelanjutan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian terkait manfaat pare untuk menurunkan berat badan dilakukan dengan menggunakan suplemen pare dalam dosis tinggi. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah konsumsi pare sebagai bagian dari diet sehari-hari memiliki dampak serupa. Meskipun begitu, menambahkan pare ke dalam menu harian tetap merupakan langkah sehat untuk mendukung program diet, terutama jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.
6. Mengurangi risiko penyakit jantung
Penelitian pada manusia menunjukkan bahwa ekstrak pare yang larut dalam air dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL secara signifikan. Kolesterol LDL yang tinggi dikenal sebagai salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung karena dapat membentuk plak di dinding arteri, sehingga menghambat aliran darah.
Selain itu, studi yang dilakukan pada hewan percobaan juga mendukung temuan serupa. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pare mampu mengurangi kadar kolesterol secara keseluruhan, sehingga mendukung kesehatan jantung dengan mencegah risiko penyakit kardiovaskular.
Meski hasil ini cukup menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian menggunakan ekstrak pare pekat, bukan pare yang dikonsumsi dalam jumlah normal sebagai bagian dari makanan sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian tambahan masih diperlukan untuk memahami sejauh mana konsumsi pare secara rutin dalam diet seimbang dapat memberikan efek positif serupa pada manusia. Dengan kombinasi pola makan sehat dan gaya hidup aktif, konsumsi pare dapat menjadi salah satu langkah untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil dan mendukung jantung yang lebih sehat.
7. Meningkatkan kekebalan tubuh
Pare mengandung protein khusus yang dikenal sebagai protein anti-human immunovirus Momordica atau MAP30. Protein ini memiliki peran penting dalam mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh agar bekerja lebih optimal.
MAP30 memiliki kemampuan untuk menghambat infeksi HIV pada limfosit T, yaitu salah satu jenis sel darah putih yang bertanggung jawab melawan infeksi. Selain itu, MAP30 dapat membantu meningkatkan jumlah sel pembunuh alami (natural killer cells) dan sel T helper, yang berfungsi mendeteksi dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus atau bakteri.
Tak hanya itu, MAP30 juga berperan dalam merangsang produksi imunoglobulin pada sel B. Imunoglobulin adalah antibodi yang memainkan peran kunci dalam melawan patogen seperti virus dan bakteri yang menyerang tubuh. Dengan mekanisme ini, pare dianggap memiliki potensi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.
Meski penelitian mengenai manfaat ini masih terus dikembangkan, temuan ini menunjukkan bahwa pare tidak hanya kaya nutrisi, tetapi juga berpotensi menjadi sumber alami untuk mendukung daya tahan tubuh. Namun, perlu diingat bahwa efek positif tersebut memerlukan konsumsi yang seimbang, dan tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah terbukti secara ilmiah.
8. Melindungi penglihatan
Pare mengandung Vitamin A yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mata, terutama dalam mencegah kondisi seperti degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration atau AMD). AMD adalah gangguan mata yang sering terjadi pada orang lanjut usia dan dapat menyebabkan penglihatan kabur atau hilangnya penglihatan di bagian tengah pandangan.
Selain Vitamin A, pare juga mengandung lutein dan zeaxanthin, dua jenis antioksidan penting yang diketahui terakumulasi di retina, bagian mata yang bertanggung jawab menangkap cahaya dan menghasilkan penglihatan. Kedua senyawa ini berfungsi memberikan perlindungan lokal dengan cara mengurangi kerusakan oksidatif akibat paparan cahaya biru atau radikal bebas, yang dapat merusak sel-sel mata dan mempercepat perkembangan AMD.
Tidak hanya itu, Vitamin C dan Vitamin E yang terdapat dalam pare juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mata. Kedua vitamin ini dikenal sebagai antioksidan kuat yang membantu melawan stres oksidatif dan memperlambat proses penuaan sel di mata.
Dengan kombinasi berbagai nutrisi tersebut, mengonsumsi pare dalam jumlah seimbang dapat membantu mencegah kerusakan mata di usia lanjut dan mendukung penglihatan yang lebih sehat seiring bertambahnya usia. Meski demikian, menjaga pola makan yang kaya nutrisi secara keseluruhan dan rutin memeriksakan kesehatan mata juga sangat penting untuk mencegah penyakit mata seperti AMD.
REFERENSI:
Amini, Mohammad Reza dkk. 2024. The Effects of Bitter Melon (Mormordica charantia) on Lipid Profile: A Systematic Review and Meta‐Analysis of Randomized Controlled Trials. Phytotherapy Research https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ptr.8357
Mohkami, Zeynab dkk. 2024. Enhancing the medicinal properties and phytochemical content of bitter melon (Momordica charantia L.) through elicitation with brassinosteroid, ethrel, and carrageenan. Springer: BMC Plant Biology 24 (1), 967.