Mengungkap Fenomena Langit: Supermoon vs Blue Moon vs Blood Moon

Ketika Bulan sedang dalam fase purnama, penampilannya sering kali tidak selalu sama. Mungkin Anda pernah memperhatikan Bulan yang tampak memancarkan […]

Ketika Bulan sedang dalam fase purnama, penampilannya sering kali tidak selalu sama. Mungkin Anda pernah memperhatikan Bulan yang tampak memancarkan cahaya kemerahan atau terlihat lebih besar dari biasanya saat purnama. Perbedaan tampilan Bulan ini memiliki istilah khusus, yaitu supermoon, blue moon, dan blood moon. Masing-masing istilah ini digunakan untuk menggambarkan jenis-jenis bulan purnama yang berbeda dari purnama biasa. Berikut adalah penjelasan dari perbedaan antara supermoon, blue moon, dan blood moon menurut situs Australian Academy of Science.

Memahami Perbedaan Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon

Supermoon, blue moon, dan blood moon adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena alam yang terjadi ketika Bulan sedang dalam fase purnama, tetapi dengan tampilan yang berbeda dari biasanya. Setiap istilah ini merujuk pada penampilan Bulan yang memiliki ciri khas tersendiri dan tampak lebih mencolok di langit malam. Keunikan dari masing-masing fenomena ini sering menarik minat banyak orang, terutama mereka yang menyukai keindahan alam dan fenomena langit. Mari kita pahami lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan supermoon, blue moon, dan blood moon, serta apa yang membuat masing-masingnya istimewa.

Supermoon

Supermoon merupakan sebuah fenomena alam di mana Bulan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya ketika mencapai fase purnama. Hal ini terjadi karena Bulan berada pada jarak terdekatnya dari Bumi dalam lintasan orbit elips yang disebut perigee. Ketika berada di posisi ini, Bulan dapat tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan dengan purnama pada kondisi normal. Meskipun demikian, perubahan ukuran dan kecerahan ini sering kali tidak terlalu mencolok bagi pengamat biasa, kecuali jika diperhatikan dengan seksama atau setelah diberi tahu sebelumnya. Menariknya, istilah “supermoon” berasal dari dunia astrologi, bukan astronomi. Di dalam ilmu astronomi, fenomena ini lebih dikenal dengan nama “perigee-syzygy,” yang merujuk pada peristiwa saat Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus saat Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi.

Blue Moon

Blue moon sebenarnya tidak berarti bahwa Bulan akan tampak berwarna biru saat purnama. Istilah ini digunakan untuk menyebut kejadian langka di mana dalam satu bulan kalender terdapat dua kali purnama. Purnama kedua yang terjadi dalam bulan yang sama inilah yang disebut sebagai blue moon. Fenomena ini cukup jarang terjadi, biasanya hanya sekali setiap sekitar dua setengah tahun. Dari segi penampilan, Bulan selama blue moon tampak sama seperti purnama pada umumnya, tidak ada perbedaan warna atau ukuran. Namun, karena peristiwa ini jarang terjadi, blue moon sering kali dianggap sebagai momen istimewa bagi para pengamat langit dan pencinta astronomi yang menantikan keunikannya.

Blood Moon

Blood moon adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penampakan Bulan yang tampak merah seperti darah saat fase purnama. Fenomena ini sering terjadi saat gerhana bulan total, sehingga gerhana bulan total pun kerap disebut sebagai blood moon karena warna kemerahan yang muncul pada Bulan. Blood moon terjadi ketika posisi Bumi berada di antara Bulan dan Matahari, menyebabkan Bulan tertutupi dari cahaya langsung Matahari. Dalam posisi ini, satu-satunya cahaya yang dapat mencapai Bulan adalah cahaya yang melewati atmosfer Bumi. Cahaya ini mengalami proses yang dikenal sebagai penyebaran Rayleigh, di mana molekul udara di atmosfer Bumi menyebarkan sebagian besar cahaya biru. Sebaliknya, cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti merah, dapat melewati atmosfer dan dipantulkan ke permukaan Bulan. Inilah yang memberikan efek warna merah pada Bulan, membuatnya terlihat merah di langit malam.

Dengan penjelasan ini, kita bisa memahami perbedaan antara supermoon, blue moon, dan blood moon. Ketiganya merupakan fenomena purnama yang unik dan menarik, masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri yang membuat langit malam menjadi lebih spesial. Jadi, semoga penjelasan ini membantu menghilangkan kebingungan tentang istilah-istilah tersebut.

REFERENSI:

Berry, M. V. 2014. Nature’s optics and our understanding of light. Contemporary Physics. Volume 56, 2015 – Issue 1 https://doi.org/10.1080/00107514.2015.971625

Boyle, R. 2024. Our Moon: How Earth’s Celestial Companion Tranformed The Planet, Guided Evolution, and Made Us Who We Are. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=LOe5EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR11&dq=Rare+Lunar+Events:+Supermoon,+Blue+Moon,+and+Their+Cultural+Significance.+&ots=j9aVIEfwX5&sig=irTmAAvKFP73xY46Pqkz0_Jwtx8&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top