Kesiapan Siswa SD Cianjur Menghadapi Letusan Gunung Berapi Gede Pangrango

Ditulis Oleh Abyan Rauf Iskandar Pengantar Indonesia adalah salah satu negara yang dilalui oleh dua jalur pegunungan besar dunia, yang […]

blank

Ditulis Oleh Abyan Rauf Iskandar

Pengantar

Indonesia adalah salah satu negara yang dilalui oleh dua jalur pegunungan besar dunia, yang sering disebut cincin api, yaitu sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik, yang membuat Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Tercatat ada 128 gunung berapi aktif yang umumnya berjenis Strato sehingga Indonesia rawan mengalami letusan gunung berapi. Selain ledakan Gunung Krakatau yang terkenal di Selat Sunda, ternyata ada gunung berapi yang masih aktif di wilayah Jawa Barat. Salah satunya adalah Gunung Gede yang terletak di 3 kabupaten (Cianjur, Sukabumi, dan Bogor) dengan ketinggian 1.000 – 3.000 m. di atas permukaan laut, garis lintang 106 ° 51 ‘- 107 ° 02’ BT dan 64 ° 1 ‘- 65 ° 1 LS. Suhu rata-rata di puncak Gunung Gede adalah 18 ° C dan pada malam hari suhu puncaknya berkisar dari 5 ° C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm / tahun. Gunung Gede dikenal karena ragam burungnya yang kaya, sebanyak 251 spesies dari 450 spesies ditemukan di Jawa. Beberapa di antaranya adalah burung langka, yaitu Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan Java Plop (Otus angelinae).

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer pada tahun 1977, dan sebagai Sister Park dengan Taman Negara. Letusan pertama Gunung Gede terjadi pada 1747-1748. Menghasilkan letusan yang sangat besar yang membuat dua aliran lava yang bergerak dari kawah lanang.

Perlu dicatat bahwa, letusan Gunung Gede memiliki letusan terbesarnya, yaitu pada tahun 1843, 1926, 1957. Deru api terus berulang dalam beberapa tahun sesudahnya di tahun 1900-an. Namun, hanya letusan pendek dan hujan abu tipis. Setidaknya, ada 10 letusan selama periode itu.

Pada September 1957 adalah kali terakhir letusan Gunung Gede. Setelah itu, kondisi saat ini masih normal. Namun mengkhawatirkan jika Gunung Gede meletus lagi dampaknya akan cukup besar untuk Kota Cianjur. Letusan yang memiliki ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut itu dianggap besar dan merusak. Setidaknya enam kecamatan di Kabupaten Cianjur akan terkena dampak langsung dari letusan tersebut. Gunung Gede waspada akan meletus, karena selama 150 tahun terakhir belum meletus. Masa istirahat Gunung Gede ini telah melampaui siklus moderat gunung ini, yaitu 40 tahun.

Kesiapan bencana adalah tindakan atau persiapan untuk merespons suatu bencana, agar tidak panik jika bencana tersebut terjadi secara tiba-tiba. Mitigasi adalah upaya mengurangi risiko bencana. Kesiapan bencana harus dimiliki oleh setiap komunitas termasuk siswa agar tidak menimbulkan banyak korban. Oleh karena itu kami melakukan penelitian ini untuk menentukan tingkat Kesiapsiagaan siswa SDN 1 cipanas terhadap letusan gunung berapi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapan siswa terhadap bencana Gunung Gede Pangrango. Kesiapsiagaan letusan gunung berapi sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi bencana yang dapat terjadi kapan saja tanpa terduga. Kesiapsiagaan ini meliputi:

  1. Uji rencana tanggap darurat dengan melakukan simulasi bencana dengan penduduk yang tinggal di dekat lereng gunung berapi.
  2. Melakukan pengorganisasian, komunikasi, pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini bencana.
  3. Menyediakan dan menyiapkan semua persediaan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
  4. Melakukan konseling dan pelatihan rutin tentang mekanisme tanggap darurat erupsi gunung berapi.
  5. Mempersiapkan rute evakuasi untuk penduduk yang terkena dampak
  6. Penyediaan dan persiapan bahan, barang, dan peralatan untuk memenuhi pemulihan infrastruktur dan fasilitas.

Metode penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, VI SDN 1 Cipanas. Sampel sebanyak 40 siswa diperoleh, yaitu: kelas IV berjumlah 16 siswa, kelas V berjumlah 13 siswa, dan kelas VI berjumlah 11 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Dalam bentuk instrumen kesiapan siswa SDN 1 Cipanas terhadap letusan Gunung Gede Pangrango. SDN 1 Cipanas terletak di jalan Mariwati No.26, Sindanglaya, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang berjarak sekitar 7 Km dari kaki gunung besar menyebabkan sekolah berada di lokasi rawan bencana gunung berapi, hal ini menyebabkan SDN 1 Cipanas untuk memiliki kesiapan yang baik untuk risiko bencana letusan gunung berapi Pangrango yang besar, bencana, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di bawah ini:

No. kelas Pengetahuan tentang gunung gede Perencanaan Kegiatan Bencana Peringatan Bencana Mobilisasi Sumberdaya kesiapsiagaan
1 VI 57% 62% 70% 65% 63.5%
2 V 57% 61% 73% 67% 64.5%
3 IV 59% 71% 77% 74% 70.2%
Persentase kesiapsiagaan:66%

No Nilai ( %) Kategori Penafsiran
1 0-20 STS
2 21-40 TS
3 41-60 CS
4 61-80 S
5 81-100 SS

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kesiapan siswa SDN 1 Cipanas terhadap risiko erupsi Gunung Gede Pangrango termasuk dalam kategori siap. Namun, sekolah tidak pernah mengambil bagian dalam latihan penyelamatan bencana gunung berapi dan sekolah tidak memiliki sistem peringatan dan peta jalur bantuan bencana.

Saran dari kami adalah bahwa kelas enam ditingkatkan lebih lanjut dengan indikator pengetahuan kesiapsiagaan bencana untuk letusan gunung berapi besar yang diklasifikasikan sebagai persentase dibandingkan dengan kelas IV dan kelas V karena kelas VI harus memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada kelas IV dan V. Itu lebih baik untuk siswa SDN 1 Cipanas menyadari bahwa daerah tempat tinggal mereka dekat dan rentan terhadap letusan gunung berapi. Lebih baik jika siswa SDN 1 Cipanas harus ikut serta dalam latihan penyelamatan diri erupsi agar tidak panik jika Gunung Gede Pangrango meletus. Sekolah harus memiliki peta rute penyelamatan dan sistem peringatan bencana gunung berapi.

 Daftar Pustaka

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *