Pemanfaatan Air Laut dengan Water Flow untuk Energi Listrik

Ditulis Oleh Siti Amalia Sumber energi utama pada bumi ini berasal dari minyak bumi dan fosil. Pada masa depan, ketersediaan […]

Ditulis Oleh Siti Amalia

Sumber energi utama pada bumi ini berasal dari minyak bumi dan fosil. Pada masa depan, ketersediaan bahan tersebut akan semakin berkurang sedangkan jumlah populasi makhluk hidup akan semakin bertambah. Salah satu energi yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup adalah sumber energi listrik. Dalam era modern sekarang telah banyak dikembangkan cara mengenai menciptakan energi alternatif untuk bisa mensubsitusi kegunaan minyak bumi dan fosil. Beberapa sumber energi yang sedang dikembangkan antara lain berasal dari tenaga angin, tenaga surya, ombak laut, hidro power, dan panas bumi. Salah satu sumber energi yang sedang dikembangkan yaitu sumber energi yang keberadaannya melimpah di bumi ini yaitu air untuk bisa menghasilkan energi listrik setelah melewati suatu proses kimia.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garam, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Air laut berasa asin karena memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Kandungan garam di setiap laut berbeda kandungannya. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. (Okky Putri Prastuti, 2017)

Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan sehingga air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam. Pemanfaatan air laut dapat diteliti lebih lanjut, untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Air Laut Dengan Water Flow Untuk Energi Listrik”.

Penelitian ini bertujuan untuk memberi keterbaruan dan menguji air laut sehingga bisa menghasilkan arus listrik. Energi listrik yang dihasilkan akan dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain.

Menurut Okky Putri Prastuti (2017) menyatakan bahwa “Hidrogen cell atau Hydrogen generator,  HHO adalah Cell elektrolisa yang menghasilkan gas hydrogen atau H2.  HHO dikembangkan sebagai komplemen atau komponen bahan bakar mesin/kendaraan bermotor. Dengan adanya gas HHO maka pemakaian bahan bakar (bensin atau solar) dapat dikurangi sampai 40 %  (tergantung jenis sell yang dibuat). Hidrogen cell atau Hydrogen generator , dibuat dengan menyusun lempeng lempeng stainless steel (pemilihan stainless agar tidak tereduksi/ tahan korosi ), yang terdiri dari katoda dan anoda (kutub positif dan kutub negatif). Lempeng disusun sedemikian rupa sehingga jarak ideal dan luas permukaan cell (lihat detail design HHO) memenuhi kriteria kaidah kaidah elektrolisa.

  1. Lempeng-lempeng yang sudah di susun dicelupkan ke dalam air, (air yag digunakan bebas tapi sebaiknya gunakan yang bening….lihat persyaratan larutan).
  2. Kedua kutub dihubungkan dengan tegangan DC (Accu atau adaptor ) biasanya tegangan 12 volt, dengan posisi kutub + dan Minus boleh bolak balik (non polar)
  3. Gas yang keluar disalurkan ke bubler (fungsi bubler untuk menghindari terjadi backfire), kemudian outlet dari bubler di salurkan melalui selang ke inlet udara (manifold mesin)

Gambar 2.1 Elektrolisa Air

Elektrolisa adalah proses pemisahan  zat cair melalui bantuan energi listrik. Pada elektrolisa dikenal Anoda dan katoda yaitu kurub-kutub tempat mengalirkan arus listrik. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaeran H2 ini sama halnya dengan energi yang dihasilkan dari H2 yang berasal dari bensin. Bedanya pembakaran H2 dari air menghasilkan H2O saja sehingga gas buang menjadi lebih ramah lingkungan.

Berdasarkan teori ini maka jika air dapat duraikna menjadi H2 dan O2,  dan dialirkan bersama bahan bakar (bensin atau diesel) akan menghasiklkan energi, bahkan Energi yang dihasilkan dari Air murni menghasilkan energi 16 MJ/Kg, sedangkan bensin menghasilkan  31 M/kg). Kesimpulannya 1 liter air menghasilkan kurang lebih sama dengan 1/2  liter bensin.

Menurut Okky Putri Prastuti (2017), menyatakan bahwa “Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut. Sampel diambil dari Pantai. Untuk menguji adanya arus listrik dalam penelitian ini digunakan dua elektroda yaitu tembaga (C101 Copper Rod 500mm x 10mm) sebagai katoda sedangkan seng (ZR10 Zinc Rod 500mm x 10mm) sebagai anoda, wadah, kabel, multi meter sebagai pembacaan tegangan, dan alat penjepit”.

Gambar 2.2 Skema Alat Penelitian

Penelitian ini menggunakan bahan baku yaitu air laut yang diambil dari Pantai. Elektroda yang telah dipersiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi air laut. Hasil pembacaan tegangan dan arus listrik dideteksi menggunakan multimeter.

Energi laut merupakan alternatif energi terbaharukan termasuk sumberdaya non-hayati yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Selain menjadi sumber pangan, laut juga mengandung beraneka sumber daya energi yang keberadaannya semakin signifikan manakala energi yang bersumber dari bahan bakar fosil semakin menipis. Diperkirakan potensi laut mampu memenuhi empat kali kebutuhan listrik dunia sehingga tidak mengherankan berbagai negara maju telah berlomba memanfaatkan energi ini. Selain itu, ada energi lain yang dapat dimanfaatkan yaitu pasir laut. Pasir laut juga memiliki kandungan garam yang jumlahnya relatif masih kecil. Dalam studi awal penelitian ini bertujuan untuk menganalisa komposisi air laut dan pasir laut dalam menghasilkan sumber energi listrik.

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrolit. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit mempunyai sifat asam, basa atau garam. Seperti contohnya ikatan ion NaCl yang salah satu jenis garam yaitu garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalam bentuk larutan dan lelehan atau bentuk liquid dan aqueous. Di dalam air laut dan pasir laut terdapat kandungan senyawa NaCl yang bisa menjadi sebuah larutan konduktor elektrolit.

Dari hasil penelitian, campuran komposisi antara air laut dan pasir laut dapat menghasilkan arus listrik yang mana bisa menjadi energi terbaharukan.

Dalam tahap studi awal penelitan ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi air laut dan pasir laut bisa menghasilkan energi listrik karena adanya kandungan garam yang dapat menghasilkan beda potensial dengan mengabdopsi metode sel elektokimia.

 

Daftar Pustaka

Prastuti, O. P., 2017. Pengaruh Komposisi Air Laut Dan Pasir Laut Sebagai Sumber Energi Listrik. J. Tek. Kim. Ling. 2017, 1 (1), 35-41 P-ISSN : 2579-8537, E-ISSN : 2579-9746

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *