Bioetanol; Molase Tebu; Pertamina

Pertamina merilis produk bahan bakar nabati (BBN) jenis baru yaitu bioetanol. Bioetanol akan di edarkan pada bulan Juli 2023. Keberadaan bioetanol ini tidak menggantikan bahan bakar lainnya seperti; Pertalite, Pertamax 92, dan Pertamax turbo, melainkan hanya produk varian BBN seperti biodiesel. Pertamina telah merilis biodiesel untuk kendaraan berbahan bakar solar, maka bioetanol akan diperuntukkan bagi kendaraan berbahan bakar bensin. Bahan bakar ini merupakan campuran Pertamax dengan bilangan oktan 92 dengan etanol nabati 5%, sehingga nantinya akan bernama E5. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang bersumber dari nabati (seperti; tebu, jagung, dan singkong). Produk bioetanol layak mendapatkan apresiasi positif oleh masyarakat.
Tujuan Pertamina meluncurkan bioetanol adalah menekan kebutuhan impor minyak mentah di Indonesia, sehingga meningkatkan kemandirian energi di Indonesia. Bioetanol menambah portofolio BBN Pertamina selain biodiesel. Bioetanol merupakan bahan bakar ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi emisi gas CO berlebih di Indonesia. Manfaat bioetanol bagi masyarakat Indonesia yaitu meningkatkan salah satunya perkebunan tebu dan industri gula. Proses produksi bioetanol yang mudah dapat menjadi ide usaha bagi UMKM ataupun usaha rumahan. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar dapat meningkatkan kemandirian energi serta menurunnya kasus kelangkaan bahan bakar. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan bahan bakar bioetanol dapat menghemat biaya perawatan kendaraan karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, sehingga meminimalkan ketukan pada mesin kendaraan.
Pengertian Bioetanol
Bioetanol adalah senyawa etanol yang berasal dari fermentasi nabati menggunakan mikroorganisme dan dicampur dengan energi. Sumber nabati yaitu produk tanaman yang mengandung karbohidrat pati, seperti; tebu (utama), jagung, dan singkong. Bioetanol hasil fermentasi nabati memiliki berbagai macam kadar etanol. Bioetanol sebagai campuran bahan bakar memiliki kadar yang etanol sangat tinggi yaitu 94 – 99,5%.

Bioetanol; Molase Tebu; Pertamina
Tahapan produksi bioetanol secara ringkas yaitu; pertama proses penghancuran karbohidrat pati menjadi glukosa pada tanaman tebu menggunakan asam mineral. Kedua, proses fermentasi menggunakan mikroorganisme dalam beberapa waktu hingga terbentuk etanol dan gas CO2. Ketiga, pemisahan produk bioetanol. Terakhir yaitu pemurnian bioetanol sehingga diperoleh kadar etanol sebesar 99,5%. Ketersediaan ladang tebu dan pabrik tebu di Indonesia mendukung untuk kemandirian energi dalam produksi bioetanol.
Tunggu-tunggu, jika sumber utama penghasil Bioetanol adalah Tebu! Bagaimana dengan Pasokan Gula di Indonesia? Gawat jika sampai krisis!
Ya, kontroversi dari bioetanol ini adalah penggunaan tebu, atau pun bahan pangan berbasis karbohidrat glukosa lainnya sebagai bahan utama sehingga terjadi persaingan dengan kebutuhan pangan. Kendala ini pernah terjadi di Tiongkok. Produksi bioetanol di Tiongkok terhambat karena ongkos produksi yang tinggi, keterbatasan bahan baku, dan terancam krisis pasokan bahan pangan Negara. Solusinya adalah mendesain terlebih dahulu kebutuhan bioetanol suatu Negara. Kemudian menyesuaikan dengan jumlah perkebunan dan pabrik tebu yang layak beroperasi. Negara yang sukses menggunakan bioetanol seperti Brazil, memiliki teknik perkebunan tebu yang efektif. Sehingga tidak terjadi krisis bahan pangan. Solusi yang paling ampuh adalah mengganti bahan baku dengan biomassa. Penggunaan biomassa sebagai bahan baku bioetanol mencegah terjadinya kompetisi kebutuhan pangan.
Biomassa Molase Tebu dapat menjadi bahan baku pembuatan Bioetanol
Biomassa merupakan bahan yang berasal dari organisme hidup seperti tumbuhan dan hewan, serta menjadi sumber energi terbarukan yang berbasis pada siklus karbon. Pemakaian biomassa dapat memberi kontribusi yang signifikan pada pengolahan sampah organik, kemandirian energi, serta perubahan iklim. Bioetanol generasi dua adalah bioetanol yang terbuat dari suatu biomassa. Adapun biomassa yang dapat digunakan adalah molase tebu, ampas tebu, tongkol jagung, tandan kosong kelapa sawit, dan sekam padi.

Bioetanol pada produk E5 adalah etanol nabati hasil dari fermentasi molase tebu. Molase tebu atau tetes tebu merupakan biomassa dari produk samping pembuatan gula tebu. Sehingga kita tidak perlu khawatir terjadinya krisis pasokan gula.
Oke, lalu apakah keunggulan BNN Bioetanol Pertamina ini?
Bioetanol merupakan zat kimia yang memiliki banyak kegunaan yaitu sebagai pelarut, campuran kosmetik, dan campuran bahan bakar. Keunggulan bioetanol sebagai bahan bakar secara langsung dan campuran. Bioetanol pada campuran bahan bakar bensin akan meningkatkan bilangan oktan. Bilangan oktan dapat menunjukkan mutu bensin. Semakin baik mutu bensin, semakin tinggi bilangan oktan. Dengan memakai E5 dengan bilangan oktan yang tinggi (>92), maka kita dapat mengurangi pencemaran udara karena pembakaran kendaraan.
Tujuan dan manfaat bioetanol bagi masyarakat Indonesia yaitu kemandirian energi pada Negara yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Serta mengurangi emisi polutan di lingkungan sehingga lingkungan Indonesia menjadi bersih dan lestari. Yuk, sama-sama kita dukung usaha pemerintah ini untuk Indonesia yang lebih baik.
Bioetanol; Molase tebu; Pertamina
Referensi
[1] CNN Indonesia, “Mengenal BBM Bioetanol yang Bakal Pertamina Luncurkan Bulan Ini,” CNN Indonesia, 2023. [Online]. Available: https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230608075958-579-959096/mengenal-bbm-bioetanol-yang-bakal-pertamina-luncurkan-bulan-ini. [Accessed: 07-Jun-2023].
[2] M. Insight, “Ethanol Dilemma,” Pertamina, 2013. [Online]. Available: https://www.pertamina.com/id/news-room/market-insight/ethanol-dilemma. [Accessed: 07-Jun-2023].
[3] K. Wijaya, “BIOETANOL SEKALA UMKM DAN HOME INDUSTRY,” 2011. [Online]. Available: pse.ugm.ac.id. [Accessed: 07-Jun-2023].
[4] B. D. Patel, A. Chaudhary, and S. Gami, “Techno-economic Analysis of Bioethanol Production from Sugarcane Bagasse in Indonesia,” SSRN, vol. 6, no. 3, 2019.
[5] D. Khatiwada and S. Silveira, “Scenarios for bioethanol production in Indonesia: How can we meet mandatory blending targets?,” Energy, vol. 119, pp. 351–361, 2017. [6] P. Champagne, “Bioethanol from Agricultural Waste Residues,” Environ. Prog., vol. 27, no. 1, pp. 51–57, 2007.
Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang bersumber dari nabati (seperti; tebu, jagung, dan singkong).