Reaktor nuklir adalah suatu perangkat yang menghasilkan listrik dengan menggunakan energi nuklir. Rusia dan China berencana menempatkan reaktor nuklir di Bulan dalam dekade mendatang, yang berarti bahwa mereka akan membangun perangkat tersebut di Bulan untuk menghasilkan listrik. Ketika perlombaan eksplorasi ruang angkasa semakin memanas, Yuri Borisov, sebagai kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mengatakan bahwa Rusia dan China berharap bisa memasang unit reaktor nuklir di Bulan pada tahun 2035.
“Kami secara serius mempertimbangkan proyek pengiriman ke Bulan dan memasang reaktor listrik di sana bersama dengan mitra China kami, antara tahun 2033 hingga 2035,” katanya, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (12/3/2024). Proyek pengiriman ke Bulan adalah suatu proyek yang bertujuan untuk mengirimkan perangkat ke Bulan dan memasangnya di sana. Yuri Borisov mengatakan bahwa Rusia dan China akan mempertimbangkan proyek pengiriman ke Bulan dan memasang reaktor listrik di sana bersama dengan mitra China mereka, antara tahun 2033 hingga 2035. Pembangkit listrik yang dibangun dengan robot akan menjadi bagian dari rencana China dan Rusia untuk membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional, sebuah pangkalan luar angkasa luas yang akan mulai dibangun pada tahun 2026.
Pangkalan Bulan adalah suatu struktur yang akan dibangun di Bulan untuk tujuan ilmiah dan teknologi. Radius 10 km berarti bahwa pangkalan tersebut akan memiliki diameter sekitar 20 km. Pusat komando adalah suatu bagian yang akan mengatur operasi pangkalan, sementara pembangkit listrik akan menghasilkan listrik untuk keperluan pangkalan. Pusat komunikasi akan menghubungkan pangkalan dengan Bumi, sementara fasilitas ilmiah akan digunakan untuk melakukan penelitian di Bulan. Armada robot akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas di Bulan, seperti mengumpulkan sampel bahan dan melakukan eksperimen.
Satelit adalah suatu objek yang berada di orbit Bumi dan digunakan untuk melakukan berbagai fungsi, seperti penginderaan jauh, navigasi, dan komunikasi. Pangkalan Bulan akan memiliki satelit sendiri untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut.
Rusia dan China mengumumkan rencana untuk membangun stasiun ilmiah, yang secara luas dipandang sebagai saingan program Artemis yang dipimpin AS, pada tahun 2021. Program Artemis adalah suatu program yang dipimpin oleh AS untuk mengembangkan teknologi dan infrastruktur untuk mengunjungi Bulan dan Mars. Rusia dan China mengumumkan rencana untuk membangun stasiun ilmiah yang akan menjadi saingan program Artemis. China berharap dapat membangun pangkalan Bulan dalam beberapa tahun ke depan dan mendirikan stasiun pangkalan menggunakan tanah di Bulan pada tahun 2028.
Di bawah proyek ini, China juga berencana mengirimkan tiga misi: Chang’e 6, Chang’e 7, dan Chang’e 8. Pangkalan tersebut diperkirakan akan beroperasi penuh pada tahun 2050 untuk penelitian Bulan, dan berpotensi sebagai landasan peluncuran untuk misi berawak. Kolaborasi luar angkasa ini menandakan semakin dalamnya hubungan antara China dan Rusia di bidang eksplorasi luar angkasa. China juga berencana memasang sistem pengawasan menyeluruh di Bulan untuk memata-matai warganya dan melindungi pangkalan di Bulan. Kamera keamanan Skynet dikatakan dilengkapi dengan chip berbasis AI yang mampu mendeteksi dan membidik ‘target yang mencurigakan’.
Skynet adalah jaringan pengawasan terbesar di dunia, dengan lebih dari 600 juta kamera yang digunakan untuk memantau setiap inci wilayah China. Chip yang digerakkan oleh AI pada kamera akan mampu mengidentifikasi, menemukan lokasi, melacak, dan membidik target yang mencurigakan secara mandiri, sehingga memungkinkan pengawasan yang lebih efektif. Sistem pengawasan ini akan segera membunyikan sinyal alarm jika ada ‘kelainan’ yang terdeteksi dan memulai tindakan respons yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Para pengambil keputusan menyatakan bahwa area tertentu di dalam stasiun mungkin memerlukan pengawasan 360 derajat secara terus menerus untuk memastikan keamanan dan keselamatan.
Hal ini terjadi setelah NASA mengungkapkan rencananya untuk membangun pembangkit listrik tenaga Bulan di Bulan, guna mendukung misi masa depan. NASA (National Aeronautics and Space Administration) adalah suatu badan antariksa yang berfokus pada pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk mengunjungi Bulan dan Mars. NASA mengungkapkan rencananya untuk membangun pembangkit listrik tenaga Bulan di Bulan, guna mendukung misi masa depan. Misi Fission Surface Power Project adalah salah satu tujuan terbesar program Artemis yang akan datang. Proyek ini mungkin penting untuk mendukung pemukiman manusia di permukaan Bulan, dan hal ini memungkinkan eksplorasi tujuan luar angkasa yang lebih dalam di masa depan. Pemukiman manusia di permukaan Bulan adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat membantu manusia untuk lebih memahami dan mengembangkan teknologi yang lebih baik. Proyek ini mungkin penting untuk mendukung pemukiman manusia di permukaan Bulan dan memungkinkan eksplorasi tujuan luar angkasa yang lebih dalam di masa depan.
NASA baru saja menyelesaikan tahap awal proyek tersebut, yang dimulai pada tahun 2022. Proyek ini adalah suatu upaya NASA untuk mengembangkan teknologi reaktor nuklir yang dapat digunakan di Bulan. Tahap awal proyek ini melibatkan penandatanganan tiga kontrak senilai USD 5 juta dengan mitra komersial untuk mengembangkan desain reaktor fisi. Desain yang diperlukan mencakup reaktor, konversi daya, sistem penolakan panas, manajemen daya, dan sistem distribusi.
Reaktor nuklir adalah suatu perangkat yang menghasilkan energi dengan menggunakan reaksi nuklir. NASA dapat menggunakan reaktor nuklir untuk menghasilkan cahaya dan tenaga di bagian Bulan yang terkena bayangan permanen. Bayangan permanen adalah suatu area di Bulan yang selalu terkena sinar matahari, sehingga NASA dapat menggunakan reaktor nuklir untuk menghasilkan energi di area tersebut.
Mereka juga dapat menggunakannya untuk memberi energi pada malam Bulan. Malam Bulan adalah suatu periode di mana Bulan tidak terkena sinar matahari, sehingga NASA dapat menggunakan reaktor nuklir untuk memberi energi pada malam Bulan. Untuk diketahui, satu malam Bulan setara dengan 14 malam di Bumi, sehingga NASA harus mengembangkan teknologi yang dapat memberi energi pada malam Bulan.
Pada bulan Desember tahun lalu, perusahaan Inggris Rolls-Royce juga meluncurkan model reaktor nuklir yang dapat memberi daya pada pos terdepan di Bulan. Rolls-Royce adalah suatu perusahaan yang berfokus pada pengembangan teknologi energi. Mereka meluncurkan model reaktor nuklir yang dapat memberi daya pada pos terdepan di Bulan, yang berarti bahwa reaktor tersebut dapat digunakan untuk memberi energi pada area di Bulan yang tidak terkena sinar matahari.
Badan Antariksa Inggris mengucurkan dana kepada Rolls-Royce sebesar 2,9 juta poundsterling untuk mendanai pengembangan teknologi Bulan. Badan Antariksa Inggris adalah suatu badan yang berfokus pada pengembangan teknologi antariksa. Mereka mengucurkan dana kepada Rolls-Royce untuk mendanai pengembangan teknologi Bulan, yang berarti bahwa mereka ingin membantu Rolls-Royce dalam mengembangkan teknologi yang dapat digunakan di Bulan.
Perjalanan luar angkasa adalah suatu upaya untuk mengunjungi planet atau objek di luar Bumi. Planet ini belum mampu menghasilkan listrik, yang berarti bahwa planet tersebut tidak memiliki sumber energi yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Perusahaan tersebut memerlukan waktu enam tahun lagi untuk bersiap melakukan perjalanan luar angkasa pertamanya, yang berarti bahwa mereka harus mengembangkan teknologi yang lebih baik untuk menghasilkan listrik dan mengawasi perjalanan luar angkasa.
Perusahaan tersebut telah membuat reaktor untuk kapal selam dan sedang mengembangkan pembangkit listrik buatan pabrik untuk kota-kota kecil. Perusahaan tersebut telah membuat reaktor untuk kapal selam, yang berarti bahwa mereka telah mengembangkan teknologi yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi di kapal selam. Mereka juga sedang mengembangkan pembangkit listrik buatan pabrik untuk kota-kota kecil, yang berarti bahwa mereka ingin membantu kota-kota kecil untuk memiliki sumber energi yang lebih baik.
Itu semua adalah bagian dari rencana besar untuk mendirikan pangkalan permanen bagi manusia di Bulan. NASA berharap bisa kembali mendarat di Bulan pada tahun 2025, lebih dari 50 tahun setelah misi terakhirnya. Misi terakhir NASA ke Bulan adalah suatu misi yang dilakukan pada tahun 1972, yang berarti bahwa NASA belum kembali ke Bulan selama lebih dari 50 tahun. NASA berharap bisa kembali mendarat di Bulan pada tahun 2025, yang berarti bahwa mereka ingin mengembangkan teknologi yang lebih baik untuk mengunjungi Bulan dan mendirikan pangkalan permanen di sana.
REFERENSI:
Novalianda, Sari, dkk. 2020. Perhitungan Burnup Desain Reaktor GFR berbasis bahan bakar Uranium Nitride. Jurnal Penelitian Sains. Vol: 2, Hlm. 50-54
Alumni S1 Fisika Teori Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Penulis di: Dandelion Publisher, Guepedia Publisher, Fisika Teori UIN Maliki Malang, dan warstek.com
Admin Website cariaku.com