Merokok sudah menjadi bagian dari “hiburan” sejak dahulu. Namun dengan berkembangnya jaman dan pertumbuhan teknologi yang semakin maju dan pesat, kini rokok telah mempunyai variasi. Bukan hanya rasa dan bentuknya, tapi sekarang sudah tersedia rokok elektrik yang disebut vape. Berikut adalah video eksperimen yang membedakan dampak vape vs rokok terhadap paru-paru, pada video ini kapas digunakan sebagai analogi terhadap paru-paru.
Mengenai merokok, sebenarnya berapa besar tindakan “kembali mencoba” menghisap rokok setelah sekali mencobanya? Hasil penelitian yang dilansir dari iflscience menunjukkan[1]:
- Rata-rata 60% orang dari 216.000 individu yang diuji menyatakan pernah mencoba merokok minimal sekali.
- Hasil penelitian, rata-rata 69% orang yang mencoba menghisap rokok walau hanya sekali, menjadi kecanduan. Hasil survei bahwa percobaan merokok sampai menjadi kecanduan berdasarkan negara menunjukkan persentase 50% (Amerika) 82%(Inggris). Itu artinya lebih dari 50% orang menjadi kecanduan sejak mencoba rokok pertamanya.
- Namun ada kemungkinan seseorang pernah mencoba merokok saat masih kecil tetapi tidak menjadi perokok di masa tua dan seumur hidupnya.
Tiga pernyataan tersebut diungkapkan oleh Peter Hajek, profesor psikologi dan Direktur Unit Penelitian Ketergantungan Rokok di Queen Marys . Namun saat ini muncul rokok jenis baru. Kalangan muda saat ini lebih memilih rokok elektrik yang biasa kita kenal vape daripada rokok tradisional, sehingga penggunaan rokok tradisional diseluruh dunia menurun. Walaupun tetap saja kecanduan merokok seumur hidup masih tinggi.
Bagaimana dengan persentase perokok di Indonesia? Di Indonesia persentase perokok masih yang tertinggi, yaitu sebanyak 40% orang dewasa. Sebagai perbandingan, jumlah populasi orang perokok dewasa di Amerika adalah 11,4%, populasi orang perokok dewasa di Inggris adalah 16,1%.
Mengapa persentase perokok di Indonesia tinggi? Indonesia merupakan penghasil tembakau tertinggi di dunia sehingga harga rokok tradisional lebih terjangkau dan mudah didapat. Bahkan anak usia 10 tahun bisa dengan mudah membeli rokok di warung atau minimarket. Fakta-fakta tentang perokok di Indonesia antara lain: 63 juta perokok indonesia merasa kesulitan untuk berhenti merokok, kematian akibat merokok mencapai 57.000 pertahun atau setara 156 jiwa perokok melayang setiap harinya, 85 juta penduduk Indonesia usia remaja saat ini akan menjadi perokok berat, dan 12-13 juta diantaranya akan meninggal di usia muda [1].
Bagi para pecandu rokok (adiksi nikotin) apabila tidak merokok dalam jangka waktu beberapa jam, mereka akan gelisah, mulut terasa tidak enak, hingga bingung dalam melakukan sesuatu. Sering muncul kalimat dari para pecandu rokok seperti “Tiada hari tanpa rokok”, “Sebat dulu lah bro, nggak usah buru-buru”, “Mulut gua asem nih”, “Bentar, gua nggak bisa mikir, sebat dulu.”, dll. Itulah kata-kata yang sering diucapkan para adiksi nikotin. Penelitian terbaru tentang rokok adalah perokok yang merokok diluar ruangan ternyata membahayakan kesehatan orang-orang yang berada didalam ruangan, penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada 9 Mei 2018 berjudul Thirdhand smoke uptake to aerosol particles in the indoor environment. Berikut adalah video tentang perbedaan paru-paru perokok dan bukan perokok.
Lalu bagaimana dengan Vape? Rokok tradisional untuk menyalakannya menggunakan korek api, berbeda dengan Vape yang menggunakan baterai untuk menyalakan dan membakar bahan-bahan yang ada didalam tabung. Dari segi bahan, rokok tradisional terbuat dari daun-daun tembakau yang dibungkus dengan kertas bersiliinder yang panjangnya sekitar 70 mm (ukuran ini berbeda di setiap negara). Sedangkan rokok elektrik terdiri dari tabung yang berisi cairan nikotin, perasa buah dan bahan kimia lainnya. Rokok elektrik akan memanaskan cairan tersebut yang akan mengubahnya menjadi uap yang biasa dihirup setelah dihisapnya. Bukan hanya itu, kalau rokok tradisional mempunyai “perisa” mentol, mint, ice blast, dll, vape punya perisa buah-buahan, kayu manis, popcorn, coklat, vanila,dll.
Seperti nya enak sekali ya. Lantas terlintas pertanyaan, apakah rokok elektrik aman?
Adapun zat-zat kimia yang terkandung dalam isi rokok elektrik atau vape ini antara lain adalah nikotin, propilen glikol, gliserin, formalin, diasetil, asetaldehida, akrolein, timah, timbal hingga merkuri. Apabila semua zat kimia tersebut dipanaskan maka akan membentuk zat aerosol yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Khusus diasetil, apabila zat diasetil dihirup maka bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) [2],[3]. BahkanPeneliti dari National Institute of Public Health di Jepang menyatakan bahwa dalam salah satu rokok elektrik ditemukan karsinogen (kelompok zat yang dapat merusak DNA secara langsung dan memicu timbulnya penyakit kanker) [2]. Penelitian lainnya menemukan bahwa rokok elektrik dapat memicu inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan meningkatkan risiko asma, stroke, serta penyakit jantung[2,3]. Fakta lainnya adalah 1 jam vaping setara dengan 100 rokok tradisional dan bahaya vaping 15 kali lebih tinggi dari merokok. Sekarang kita sudah ketahui kalau Vape jauh lebih berbahaya dari rokok konvensional. Singkatnya, keduanya adalah berbaya bagi kesehatan. Berikut adalah video rangkuman tentang rokok vs vape oleh ASAP Science.
Jadi jawaban atas pertanyaan manakah yang lebih baik antara rokok dan vape? Keduanya tidak ada yang baik dan rokok lebih buruk dalam memberikan dampak bagi kesehatan.
Baca juga Bahaya dan Penelitian Tentang Rokok Elektrik
Salah satu hal yang membuat kita mempunyai rasa “ingin” mencoba adalah pergaulan. Pergaulan negatif akan membuat kita menjadi negatif, walaupun tidak semua orang dapat terbawa menjadi negatif disaat lingkungannya negatif. Terkadang kita tidak enak dengan teman-teman 1 tongkrongan kalau kita tidak “ikut-ikutan” cara mereka, kita bisa di cap cupu, tidak setia kawan, dll. Sebenarnya banyak hal yang dapat menjadi pelampiasan dan membuat kita “terhibur” selain menghisap kedua alat beracun tersebut seperti berolahraga, membaca buku, bermain game, dll. Kedepannya, kita bisa berfikir lebih bijak lagi ketika muncul keinginan atau mencobanya. Apakah kita ingin cita-cita kita hancur hanya karna sebatang rokok atau 1 hisapan Vape?
Baca juga Penjelasan Ilmiah pada Kasus Jennifer Dunn yang Susah Lepas dari Jeratan Narkoba
Lebih lanjut terkait perbedaan Rokok dan Vape
Rokok dan vape adalah dua bentuk konsumsi nikotin yang berbeda namun populer di kalangan masyarakat. Meskipun keduanya memberikan pengguna pengalaman merokok, tetapi ada perbedaan mendasar antara keduanya. Kali ini kita akan membahas perbedaan utama antara rokok dan vape, serta dampaknya terhadap kesehatan dan masyarakat.
- Komposisi dan Cara Kerja
Rokok adalah produk tembakau yang terdiri dari daun tembakau kering yang digulung dalam kertas. Ketika sebatang rokok dinyalakan, tembakau terbakar dan menghasilkan asap yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya, termasuk nikotin.
Sementara itu, vape adalah perangkat elektronik yang menggunakan cairan beraroma (e-liquid) yang dipanaskan menjadi uap. E-liquid biasanya terdiri dari propilen glikol, gliserin, nikotin, dan berbagai aroma. Vape tidak menghasilkan asap tembakau, melainkan uap yang dikenal sebagai aerosol.
- Dampak Kesehatan
Rokok telah lama diketahui sebagai penyebab utama berbagai penyakit serius, termasuk kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit jantung. Nikotin dalam rokok juga membuatnya sangat kecanduan, menyebabkan pengguna sulit berhenti merokok.
Di sisi lain, vape dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok karena tidak menghasilkan asap tembakau yang mengandung zat-zat beracun. Namun, e-liquid mengandung nikotin, yang tetap membuatnya adiktif. Selain itu, masih ada kontroversi dan penelitian terus menerus mengenai dampak jangka panjang dari penggunaan vape.
- Regulasi dan Persepsi Masyarakat
Rokok telah lama diatur oleh pemerintah di banyak negara. Ada batasan usia untuk membeli rokok, dan ada peringatan kesehatan yang jelas di bungkus rokok. Di sisi lain, regulasi vape bervariasi di berbagai negara. Beberapa negara telah melarang penjualan vape kepada anak di bawah umur, tetapi regulasi lainnya mungkin lebih longgar.
Persepsi masyarakat terhadap rokok dan vape juga berbeda. Rokok sering kali dianggap sebagai produk yang tidak sehat dan mengganggu lingkungan karena asapnya. Di sisi lain, beberapa orang melihat vape sebagai alternatif yang lebih modern dan lebih ramah lingkungan, meskipun dampak jangka panjangnya masih belum sepenuhnya dipahami.
Kesimpulan
Meskipun rokok dan vape memberikan pengalaman merokok, ada perbedaan mendasar antara keduanya dalam hal komposisi, dampak kesehatan, regulasi, dan persepsi masyarakat. Penting bagi individu untuk memahami risiko yang terkait dengan penggunaan kedua produk ini dan membuat keputusan yang bijak untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri serta masyarakat di sekitar mereka.
Referensi:
[1] Menurut Penelitian, Ini Efek Mencoba Rokok Walau Hanya Sekali. Diakses pada 13 Mei 2018.
[2] Lebih Bahaya Mana, Menghisap Vape atau Rokok Tembakau?. Diakses pada 13 Mei 2018.
[3] Kenapa sih rokok berbahaya untuk kesehatan?. Diakses pada 13 Mei 2018.