Menunggu menjadi aktivitas yang lekat dengan kesan menyebalkan, meskipun kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat kita hindari. Penelitian oleh Witowska, et al.mengkaji tentang psikologi manusia dalam menjalani aktivitas menunggu dan kaitannya dengan kemampuan regulasi diri (self regulation).
Penelitian Terkait Menunggu dan Psikologis Manusia
Menunggu sering dianggap sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan karena orang cenderung merasa bosan dan waktu terasa berjalan lebih lambat. Dalam penelitian ini, para partisipan ditempatkan di dalam ruangan tertutup selama 7,5 menit tanpa adanya distraksi, seperti ponsel atau bahan bacaan, yang biasanya berguna untuk mengusir kebosanan saat menunggu. Setelah waktu menunggu, mereka diminta melaporkan perasaan dan pengalaman subjektif mereka terkait waktu yang telah berlalu serta respons emosional yang muncul.
Penelitian ini menemukan bahwa kebosanan memicu perasaan waktu yang berjalan lebih lambat. Semakin bosan seseorang, semakin sering mereka memikirkan waktu yang berlalu. Namun, individu dengan kemampuan regulasi diri yang tinggi, seperti pengendalian emosional dan fokus temporal, cenderung merasa waktu berjalan lebih cepat dan tidak terlalu memperhatikan waktu. Regulasi diri ini menjadi kunci untuk mengurangi kebosanan selama situasi menunggu.
Peran Regulasi Diri Ketika Menunggu
Regulasi diri terdiri dari dua komponen utama, yaitu regulasi emosi dan pengendalian fokus waktu. Individu yang memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik cenderung lebih mampu mengendalikan perasaan negatif selama situasi menunggu. Mereka dapat mengalihkan pikiran mereka ke hal-hal positif atau membayangkan masa depan, yang membantu mengurangi kebosanan. Regulasi temporal, atau kemampuan mengendalikan fokus waktu, memungkinkan seseorang untuk berpindah antara fokus pada masa kini, masa lalu, atau masa depan sesuai kebutuhan, sehingga mengurangi perhatian pada waktu yang berjalan lambat.
Hasil analisis mediasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebosanan berperan sebagai mediator antara kemampuan regulasi diri dan persepsi waktu. Artinya, regulasi diri dapat mengurangi perasaan bosan, yang pada akhirnya membuat waktu terasa berlangsung lebih cepat. Namun, kebosanan sendiri memiliki pengaruh kuat terhadap persepsi waktu, bahkan dapat menutupi pengaruh langsung regulasi diri pada persepsi waktu.
Menariknya, partisipan yang memiliki kemampuan regulasi diri yang tinggi mampu menghadapi situasi menunggu ini dengan cara yang lebih positif. Mereka cenderung mengalihkan perhatian ke objek-objek di sekitar atau mengingat kenangan masa lalu dan merencanakan masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mereka tidak melakukan aktivitas yang nyata, mereka tetap berusaha “mengisi waktu” dan mengurangi ketidaknyamanan yang muncul selama menunggu.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa regulasi diri berperan penting dalam mengelola kebosanan selama menunggu, yang berdampak pada persepsi subjektif terhadap waktu. Individu yang mampu mengendalikan emosi dan memiliki kemampuan dalam hal fokus menikmati waktu cenderung merasakan waktu berlalu lebih cepat. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai pentingnya kita memiliki regulasi diri ketika menunggu dalam aktiviats sehari-hari, seperti di ruang tunggu publik, untuk menciptakan pengalaman menunggu menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu membosankan.
Menunggu dan Pengaruhnya dengan Kesejahteraan Mental
Menurut jurnal “Thinking About Thinking: People Underestimate How Enjoyable and Engaging Just Waiting Is” dalam American Psychological Association, banyak orang merasa bahwa menunggu tanpa aktivitas tambahan akan terasa membosankan. Padahal, sejalan dengan penelitian oleh Witowska, et al., kemampuan manusia untuk menikmati pemikiran internal atau “just thinking” bisa menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan menenangkan.
Misinterpretasi tentang Menunggu
Penelitian ini menunjukkan bahwa orang cenderung menghindar untuk mrlakukan aktivitas menunggu secara pasif dan lebih memilih aktivitas lain, seperti memeriksa ponsel atau membaca berita online. Hal ini berkaitan dengan kecenderungan manusia untuk meremehkan potensi kesenangan yang bisa diperoleh dari hanya memikirkan sesuatu. Di era informasi yang berlebihan, kesempatan untuk berfokus pada pikiran sendiri jarang terjadi, sehingga ketika harus berhadapan dengan situasi menunggu, banyak yang menganggap hal itu sebagai aktivitas yang kurang produktif.
Kaitan Menunggu dengan Pengembangan Diri
Meskipun menunggu sering dihubungkan dengan kebosanan, jurnal ini mengungkapkan bahwa menunggu juga dapat menjadi waktu yang bermanfaat untuk refleksi diri dan imajinasi. Ketika seseorang terpaksa menunggu tanpa distraksi, ia dapat mengalihkan pikirannya pada kenangan atau rencana masa depan, yang pada akhirnya dapat memberikan efek positif pada kesehatan mental dan emosional. Hal ini mendukung pandangan bahwa aktivitas menunggu yang dimanfaatkan dengan baik, bisa menjadi sarana untuk mengeksplorasi pemikiran internal dan membantu individu menemukan ketenangan.
Kecenderungan Menghindari Menunggu
Orang sering kali lebih memilih untuk menghindari menunggu secara pasif. Studi dalam jurnal ini menemukan bahwa peserta eksperimen sering kali meremehkan kenikmatan yang bisa mereka peroleh dari sekadar menunggu dan berpikir tanpa distraksi. Kesalahpahaman ini menyebabkan mereka lebih memilih aktivitas yang melibatkan stimulasi eksternal. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan dalam aktivitas berpikir bebas sebenarnya memberikan perasaan positif yang sering terabaikan, karena kurangnya pemahaman tentang manfaat menunggu.
Manfaat Potensial dari Menunggu
Pemahaman yang keliru mengenai kesenangan yang bisa diperoleh dari menunggu tanpa aktivitas tambahan berdampak pada bagaimana seseorang menghargai waktu tenang. Menunggu sebenarnya memberikan kesempatan untuk merefleksikan pikiran tanpa tekanan dari lingkungan sekitar. Dengan mengubah cara pandang terhadap menunggu, seseorang dapat mengembangkan keterampilan introspeksi dan menghadapi kesunyian dengan lebih nyaman.
REFERENSI
Hatano, et al. 2022.Thinking About Thinking: People Underestimate How Enjoyable and Engaging Just Waiting Is. Diakses pada 4 November 2024 dari https://www.apa.org/pubs/journals/releases/xge-xge0001255.pdf
Witowska, et al. 2020.What happens while waiting? How self-regulation affects boredom and subjective time during a real waiting situation. Diakses pada 4 November 2024 dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0001691819301209