Solo Mengajar: Persembahan Generasi Emas untuk Indonesia

Ditulis Oleh Sinta Ari Susanti Akhir-akhir ini sering kali terdengar paradigma yang tak mengenakan hati, paradigma yang memandang sebelah mata […]

Ditulis Oleh Sinta Ari Susanti

Akhir-akhir ini sering kali terdengar paradigma yang tak mengenakan hati, paradigma yang memandang sebelah mata generasi Indonesia masa kini. Tak sedikit yang mengatakan jika generasi muda Indonesia hanya bisa berbicara tanpa adanya aksi nyata. Hal ini sontak terbantahkan dengan munculnya sebuah komunitas di Solo yang bernama Solo Mengajar. Komunitas yang terdiri dari generasi muda yang melakukan aksi nyata dalam menunjukkan kontribusinya untuk Indonesia.

Berdasarkan training Vols’17 SM di Taman Cerdas Banjarsari didapatkan data bahwa Solo Mengajar sudah ada sejak tujuh tahun silam. Pak Didik sebagai Director of Solo Mengajar mengatakan bahwa Solo Mengajar hadir dilatarbelakangi dengan adanya rasa empati para pemuda di Solo terhadap mirisnya pendidikan kala itu. Anak-anak SD menggendong buku berkilo-kilo gram beratnya dan dituntut untuk memahami semua buku-buku itu. Tak sedikit yang mengeluhkan hal ini. Bagi mereka yang dari golongan keluarga mampu dalam finansial, mereka bisa merasakan “Les” sedangkan mereka yang dari keluarga tidak mampu, mereka hanya bisa belajar semampunya.

Observasi yang penulis lakukan pada 8 Maret 2019 di Taman Cerdas Soekarno-Hatta, Jebres, Surakarta, menyadarkan kita sebagai generasi muda untuk sepatutnya memberikan sesuatu hal yang berharga untuk negeri tercinta. Seperti halnya yang disampaikan oleh John F Kennedy (1961) “Ask not what your country can do for you – ask what you can do for your country.” Solo Mengajar hadir dengan membawa solusi dari quotes John F Kennedy ini, yaitu dengan menjadi relawan yang mengajarkan adik-adik kita tentang berbagai hal, baik tentang pelajaran sekolah ataupun tentang attitude/kesopanan bahkan terkait dengan bakat dan minat mereka. Hal ini terlihat sepele untuk saat ini, tapi dari persembahan kecil inilah yang akan membawa Indonesia kepada perubahan yang besar di masa yang akan datang.

Pembekalan dan Pendalaman Materi Pelajaran

Salah satu persembahan yang dilakukan Solo Mengajar ialah memberikan pembekalan dan pendalaman materi pelajaran kepada adik-adik tercinta. Pembekalan dilakukan untuk mengantarkan atau memperkenalkan adik-adik ke materi yang akan dipelajari di Sekolah untuk esok harinya. Untuk pendalaman materi, dilakukan untuk memperdalam pengetahuan adik-adik terkait materi yang diajarkan. Biasanya pendalaman ini dilakukan dengan memberikan soal-soal untuk mereview materi tersebut. Berdasarkan riset yang dilakukan Susanti dan Burhan (2016) pendalaman materi dapat membantu adik-adik dalam mempersiapkan kematangan mereka dalam memahami materi yang telah dipelajari. Selain pembekalan dan pendalaman, Solo Mengajar juga membantu adik-adiknya yang memiliki kesulitan dalam mengerjakan PR yang diberikan oleh gurunya. Mereka diajari dengan menggunakan metode yang menarik yang mudah dipahami. Tak jarang, sebagian dari mereka ada yang menyebut Solo Mengajar sebagai Les Gratis.

Penanaman Good Attitude

Tidak hanya melulu tentang materi pelajaran sekolah saja, Solo Mengajar juga menanamkan good attitude atau dalam bahasa jawanya sering disebut sebagai unggah-ungguh, kepada adik-adik di Taman Cerdas. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan mengingat paradigma generasi masa kini yang minim akan kesopanan. Solo Mengajar menanamkan good attitude ini kepada adik-adik dengan cara yang sangat halus, hingga mereka tidak sadar bahwa mereka sedang diajarkan bagaimana cara berperilaku yang baik sesuai dengan unggah-ungguh yang ada. Inilah yang akan membentuk sebuah identitas bangsa Indonesia yaitu  memiliki generasi yang berkarakter baik/good attitude.

Pengembangan Minat dan Bakat

Hal yang tak kalah pentingnya dalam kegiatan Solo Mengajar ialah pengembangan minat dan bakat yang dimiliki oleh adik-adik di taman cerdas. Pengembangan minat dan bakat ini terlihat saat saya melakukan observasi di taman cerdas Soekarno-Hatta. Ada seorang anak kecil berusia 7 tahun (kelas 1 SD) sedang membawa buku gambar dan pensil di tangannya. Ia berkata bahwa ia suka menggambar, dan di Solo Mengajar ia diajari oleh kakak-kakak relawan untuk menggambar sesuai dengan daya khayal dan kreatifitas mereka. Di sini mereka bebas mengekspresikan diri mereka tanpa batas. Inilah yang membuat mereka nyaman dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.

Dalam persembahan ini, tentulah banyak hambatan yang dihadapi baik dari relawan maupun adik-adiknya. Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan, beberapa hambatan itu diantaranya ialah berdinamikanya kekonsistenan pengajar/relawan dalam mengajar adik-adik di Taman Cerdas, tuntutan kreatifitas pengajar dalam menentukan metode pembelajaran, menjaga keistiqomahan adik-adik dalam belajar, dan lain sebagainya.

Berbagai hambatan yang ada, tak sedikitpun menyurutkan niat tulus para relawan Solo Mengajar dalam berbagi ilmu kepada adik-adik di Taman Cerdas. Ketulusan mereka dalam kontribusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia patut untuk diacungi jempol. Mereka benar-benar menunjukkan generasi emas bangsa. Inilah persembahan dari generasi emas bangsa untuk Indonesia tercinta.

Referensi:

[1] John F. Kennedy’s Inaugural Address. January 20, 1961. “Ask Not What Your Country Can Do For You” Accessed from www.ushistory.org

[2] Nurgiyantoro B. & Utami Susanti Y., 2016. Kualitas Soal dan Daya Serap Tes Pendalaman Materi UN Bahasa Indonesia SMP Gunungkidul. Diksi. Vol 24 No. 1. Maret 2016.

[3] Hasil Observasi pada 8 Maret 2019 di Taman Cerdas Soekarno-Hatta, Jebres, Surakarta.

[4] Catatan Hasil Training Vols’17 SM pada 17 Maret 2019 di Taman Cerdas Banjarsari.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top