Sejak dimulainya era internet di tahun 90-an, masyarakat secara global merasakan dampak globalisasi sebagai era keterbukaan informasi seluas-luasnya. Tanpa ada batasan ruang dan waktu, kita bisa saling mengenal dan bertukar informasi dengan orang lain yang berada di belahan dunia yang lain tanpa kita pernah benar-benar bertemu saling tatap muka. Ini semua akibat perkembangan teknologi yang mempengaruhi budaya global dari masyarakat yang sekarang. Dapat dianalisis ada dua sudut pandang yang revolusioner dalam perkembangan hubungan budaya dengan teknologi yang menjadikannya menarik. Sudut pandang perkembangan teknologi untuk menggantikan dan untuk saling melengkapi [1].
Sudut pandang perkembangan teknologi untuk menggantikan
Dulu, kita mengasumsikan budaya mengikuti teknologi yang menggantikan teknologi sebelumnya. Definisi teknologi menurut terjemahan bebas merupakan aplikasi dari pengetahuan untuk tujuan praktis, utamanya industri. Menurut Robinson dan De Haan, dalam Computers, Phones, and the Internet dikatakan bahwa kehadiran teknologi televisi mempengaruhi teknologi media massa lainnya, dikarenakan konten yang dihadirkan lebih efisien dibandingkan dengan media lainnya yang ditinggalkan [2]. Penggantian teknologi berhubungan erat mengubah budaya yang kita alami. Hal ini pun bisa di contohkan dari adaptasi-adaptasi yang dialami, mulai dari telepon hingga kemunculan internet. Sebagai contoh, teknologi yang sangat pas untuk contoh ini adalah telepon. Mulai dari telepon berkabel yang tersedia di tempat tertentu, muncul teknologi switch pada telepon yang memungkinkan tidak harus masang banyak kabel, mengganti nama dengan nomor telepon, penemuan telepon koin, penerima telepon, penemuan teknologi gelombang mikro dan lahirnya telepon genggam, hingga berkembang saat ini dengan layar sentuh. Perjalanan telepon tentu akan terus lebih canggih di tahun-tahun berikutnya dan berikutnya lagi.
Kecenderungan dari sudut pandang ini mengaitkannya kepada status sosial kepemilikan. Namun ternyata ada sudut pandang revolusioner kedua dimana kita menjadi lebih kreatif terhadap teknologi yang kita gunakan sekarang.
Sudut pandang perkembangan teknologi untuk saling melengkapi*
Sudut pandang revolusioner kedua ini bisa kita tangkap tentang kehadiran budaya-budaya baru terutamanya di internet (sebagai pintu kita mengenal secara global). Budaya teknologi kini tidak hanya bersudut pandang sebagai status sosial perubahan gaya hidup maupun sebagai alat praktis pengganti yang lebih baik teknologi sebelumnya. Tapi kita mengolahnya sebagai bagian budaya masyarakat secara global, mengembangkannya secara bersama-sama. Hal ini diakibatkan perkembangan budaya berteknologi memiliki fungsi melengkapi bukan menggantikan dan kecendrungan masyarakat untuk berkolaborasi. “Orang-orang dibelakang Ryze, Tribe.net, LinkedIn dan Friendster terjalin secara personal dan profesional. Mereka mempercayai bahwa mereka dapat saling mendukung tanpa berkompetisi” [3].
Gambar: Situs knowyourmeme.com yang merupakan salah satu situs penjelasan meme di dunia, menampung sekitar 17.439 masukan meme.
Kita ambil contoh saja dari perkembangan meme, Ketika kita melihat situs knowyourmeme.com, situs tersebut memiliki entri meme sekitar 17.439 hingga saat ini [4]. Data sebanyak itu merupakan hasil kolaborasi yang tersebar di berbagai media sosial seperti facebook, instagram, twitter, youtube, serta situs lainnya yang bukan media sosial yang jumlahnya bervariasi baik untuk khalayak lokal maupun internasional.
Perkembangan sudut pandang ini, memunculkan budaya-budaya baru dalam membentuk kelompok sosial dari teknologi itu sendiri bahkan bisa menuju arah yang berbeda dalam penggunaannya. Kita bisa ambil contoh, kepopularitasan 1cak di Indonesia yang memiliki platform yang sama dengan 9gag. Keduanya berkolaborasi mengenai perkembangan budaya meme yang sama tapi dengan audiens yang menuju arah berbeda. Sifat yang saling mendukung baik langsung maupun tidak langsung ini, menjadikan berbudaya dalam teknologi selain kreatif juga kompleks. Efek ini tidak jauh akibat kemampuan internet untuk berinteraksi hingga menuntun arah teknologi yang berbudaya. Sudah siapkah kita dengan perkembangan teknologi yang berbudaya?
*Saling melengkapi disini adalah keterlibatan tiap user dari teknologi itu. Seperti contoh yang saya sampaikan, keterlibatan ini membawa ke arah masing-masing bahkan untuk yang memiliki format yang mirip. Jadi meskipun sama, sekarang komunitasnya berbeda-beda dalam produk berbeda. Menjadikan produk teknologi tidak lagi dinilai sebagai hal yang bersifat material. Kita menilai juga bagaimana komunitasnya, bagaimana respon antara pengguna teknologi dengan yang lainnya, yang menentukan teknologi itu dipandang layak untuk terus dikembangkan. Dari situ analisis ini mengatakan teknologi yang berbudaya. Teknologi yang mengembangkan kebudayaannya sendiri-sendiri.
Referensi:
[1]. McIntyre, Karen. (2014). The evolution of social media from 1969 to 2013: A change in competition and a trend toward complementary, niche sites. The Journal of Social Media in Society 3, No.2. hejsms.org/index.php/TSMRI/article/download/89/43
[2] R. Kraut, M. Brynin, M, & S. Kiesler (Eds.). (2006). Computers, phones, and the Internet: Domesticating information technology. USA: Oxford University Press.
[3] Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2008). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, No. 13, 210-230.
[4] Know Your Meme. Diakses 7 Februari 2018.