Status: Berhasil
Testimoni Pemenang Sayembara
Saya ceritakan dulu awal saya dapat informasi sayembara dari group teman-teman Universitas, kebetulan saya juga dari dulu tertarik dengan agroforestry, jadi lumayan sering baca-baca tentang agroforestry, banyak manfaat yang didapatkan dari agroforestry mulai dari manfaat ekologi hingga ekonomi terutama untuk masyarakat sekitar. Agroforestry merupakan solusi yang sangat efektif dalam pengoptimalan lahan di bawah tegakan, teknologi ini sangat prospektif untuk dimanfaatkan masyarakat. Melalui risetkita.id yang menjembatani hasil penelitian dengan masyarakat, harapannya hasil-hasil penelitian dapat bermanfaat untuk masyarakat, karena tujuan akhir dari penelitian adalah kemanfaatan, bukan hanya untuk mencari popularitas melalui publikasi jurnal. Saya ucapkan terima Kasih juga untuk risetkita.id karena telah membantu peneliti-peneliti melalui hasil penelitiannya dalam mengaplikasikan pada masyarakat (Zulfa Ulinnuha, 2017).
Judul Proposal Pemenang Sayembara
Optimalisasi Lahan di Bawah tegakan Sengon (Paraserianthes falcataraia L Nielsen) melalui Penanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) Senang Naungan
Abstrak dan Isi Proposal
Hubungi editorial@risetkita.id
Deskripsi Sayembara
Reward: Uang Tunai sebesar Rp. 1.500.000
Kebutuhan: Proposal ilmiah
Deskripsi:
Risetkita.id memanggil akademisi pertanian terbaik di negeri ini. Tumpangsari merupakan salah satu bercocok tanam yang mencampur proses penanaman (polyculture), dalam suatu lahan yang sama dan waktu yang sama, hal ini di lakukan untuk mencapai produksi yang tinggi karena dengan tumpang sari tanaman pokok bisa tumbuh selayaknya pertumbuhan dan tidak terganggu oleh tanaman tumpangsarinya. Tumpangsari juga di kenal dengan double-cropping memiliki banyak keuntungan contohnya pada hama tanaman yang tidak menyukai tanaman tumpangsari, hal ini membuat hama yang menyerang tidak jadi untuk menyerang tanaman utama.
Di Probolinggo yang termasuk daerah pegunungan masyarakatnya banyak menanam pohon sengon. Di areal yang mencapai beberapa hektar tersebut ditanami pohon sengon yg berjarak 3×3 meter. Petani didaerah tersebut hanya mendapatkan keuntungan setelah panen 5 tahun sekali. Adanya areal yang kosong dalam jarak 3×3 tersebut sangat prospektif untuk meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh oleh petani. Maka Proposal tersebut diharapkan dapat menjawab 4 pertanyaan berikut:
1. Jenis Tanaman tumpangsari yang sesuai, model penanamannya, dan bagaimana perlakuan khususnya (pupuk, pengairan, cahaya, dll).
2. Perlakuan-perlakuan khusus agar tanaman sengon tetap dapat tumbuh dengan baik bersama tanaman tumpang sari.
3. Adakah batasan tahun atau ketinggian tanaman sengon sebagai syarat tanaman tumpang sari dapat tumbuh.
4. Apakah tanaman tumpang sari tersebut cocok untuk tanaman kayu lainnya seperti pohon jabon atau jati.