Terjawab: Bagaimana Hewan Wombat Menghasilkan Feses/Tahi Berbentuk Kubus

Membuang zat-zat sisa atau ekskresi adalah salah satu kebutuhan semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini, tanpa terkecuali […]

blank

Membuang zat-zat sisa atau ekskresi adalah salah satu kebutuhan semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini, tanpa terkecuali tumbuhan. Manusia dan hewan melakukan pembuangan berupa karbon dioksida, keringat, urin dan juga feses. Sedangkan tumbuhan melakukan pembuangan berupa karbon dioksida dan uap air. Umumnya, manusia dan hewan secara alamiah akan membuang fesesnya setiap hari. Dan umumnya pula, warna feses dari manusia dan hewan adalah kuning dengan bentuk bulat memanjang. Tapi tahukah kamu, ternyata ada satu hewan di muka bumi ini yang memiliki bentuk feses yang sangat khas? Khas karena feses hewan tersebut berbentuk kubus!

Hewan tersebut adalah wombat. Salah satu hewan yang berasal dari negeri Kanguru, Australia. Hewan ini merupakan salah satu jenis hewan marsupilai, yaitu mamalia yang berkantung. Wombat memiliki panjang tubuh sekitar satu meter dengan empat kaki dan ekor yang pendek serta warna kulit yang bervariasi mulai dari coklat, abu-abu hingga hitam. Makanan wombat adalah rumput, tumbuh-tumbuhan dan akar dengan metabolisme yang sangat lambat. Untuk mencerna makanannya seluruhnya, wombat membutuhkan waktu hingga 14 hari [1]. Uniknya, ketika proses pencernaannya selesai dan dia megeluarkan feses, atau bahasa ilmiahnya defekasi, feses yang dikeluarkannya bukan berbentuk bulat, melainkan berbentuk kubus.

 

blank
Kotoran Wombat yang Berbentuk Kubus, awalnya dianggap sebagai penanda teritori

Bertahun-tahun, ilmuwan dan peneliti dibuat penasaran dengan hal tersebut. Banyak teori yang berkembang ketika membicarakan mengapa kotoran wombat bisa berbentuk kubus. Salah satu yang populer adalah wombat membuat kotorannya berbentuk kubus agar mereka bisa menumpukkan kotorannya dan menggunakannya sebagai penanda teritori mereka tanpa adanya kotoran-kotoran mereka yang menggelinding.

Teori ini ditolak oleh Mike Swinbourne, seorang pakar Wombat dari University of Adelaide, Australia. Swinbourne mengatakan, ada kesalahan dalam konsep tersebut. Ketika wombat benar-benar menggunakan kotorannya untuk menandai teritorinya, itu bukan berarti mereka mencoba untuk mendirikan tembok piramid. Tetapi mereka hanya membuangnya dimana mereka saat itu melakukkan buang air besar. [2]

Menurut Swinbourne, bentuk kubus tersebut lebih berhubungan dengan habitat wombat yang berada di lingkungan kering. Dimana dia harus benar-benar menekan secara kuat setiap kotoran yang dikeluarkan. Sementara ketika wombat hidup di kebun binatang dengan lingkungan yang tidak teralu kering, kotorannya tidak terlalu berbentuk kubus. Keringnya lingkungan membuat kotorannya lebih kaku dengan sudut-sudut yang dihasilkannya cukup tajam. [2]

Sementara, menurut Bill Zeigler, wakil presiden program hewan di kebun binatang Brofield, Chicago, kekeringan bukan satu-satunya faktor yang membuat kotoran wombat menjadi berbentuk kubus. Dia berpendapat bahwa bentuk kubus terebut didapat dari gabungan faktor sistem pencernaan Wombat dan lingkungannya. [2]

Namun, baru-baru ini, nampaknya perdebatan tersebut mulai mendapatkan jawaban yang benar dan pasti. Adalah Patricia Yang, seorang peneliti dari Georgia Institute of Technology di United States yang memiliki spesialisasi di bidang hidrodinamika cairan dalam tubuh. Patricia berhasil menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pembedahan terhadap 2 ekor wombat yang diperolehnya dari Australia. Bersama timnya, Patricia mengamati usus yang dimiliki oleh wombat. Dari hasil pembedahan itu, dia memperoleh informasi bahwa pada 8 persen bagian akhir usus wombat, terdapat tingkat elastisitas dinding usus yang berbeda. Pada bagian ini lah kotoran wombat yang tadinya cair berubah menjadi padat dan berbentuk kubus dengan panjang sekitar 2 cm, sehingga akhirnya feses yang dikeluarkan berbentuk kubus.

Patricia mencoba menguji tingkat elastisitas tersebut dengan cara mencoba mengosongkan usus wombat dan kemudian mengisinya dengan balon yang panjang dan tipis. Tekanan yang dialami balon menunjukkan bahwa beberapa bagian dinding usus lebih lentur dibandingkan bagian yang lain. Dinding usus meregang secara berurutan untuk membentuk kubus dengan tingkat regangan bervariasi dari 20% di sudut kubus hingga 75% di tepi kubus. Artinya, dinding usus memang terdesain agar feses yang dikeluarkan berbentuk kubus. [3]

Penemuan ini pada akhirnya tidak hanya menjawab pertanyaan bagaimana feses wombat bisa berbentuk kubus. Tetapi memberikan suatu pengetahuan baru bagaimana metode untuk membuat bangun berbentuk kubus. “Selama ini, bentuk kubus hanya dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu dengan membentuknya dari material lunak atau dengan memotongnya dari benda yang lebih keras,” kata Patricia. Dan kini, dari wombat kita mengetahui ada cara yang ketiga. [2,3]

Referensi :

  1. www. amazine.co/21859/9-informasi-fakta-unik-tentang-wombat-australia/
  2. www.google.com/amp/s/relay.nationalgeographic.com/proxy/distribution/public/amp/animals/2018/11/wombat-poop-cube-why-is-it-square-shaped
  3. Yang, P., Chan, M., Carver, S. and Hu, D., 2018. How do wombats make cubed poo?. Bulletin of the American Physical Society.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *