Ketahui Adversity Quotient (AQ), “Modal” Bagi Siswa untuk Berprestasi

Adversity Quotient (AQ) adalah kemampuan individu untuk mengatasi tantangan dan kesulitan hidup dengan ketahanan dan determinasi. Konsep ini, yang diperkenalkan […]

AQ pada siswa

Adversity Quotient (AQ) adalah kemampuan individu untuk mengatasi tantangan dan kesulitan hidup dengan ketahanan dan determinasi. Konsep ini, yang diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz, sangat relevan dalam memahami dinamika siswa berprestasi yang menghadapi keterbatasan seperti latar belakang ekonomi yang rendah, situasi keluarga yang tidak harmonis, dan kekerasan domestik. Berdasarkan penelitian oleh Hidayati dan Taufik (2020) dalam jurnal “Adversity quotient of outstanding students with limited conditions“, AQ memainkan peran penting dalam mendukung siswa untuk meraih prestasi meski dalam kondisi sulit.

Dimensi AQ dalam Konteks Siswa Berprestasi

AQ terdiri dari empat dimensi utama yang sering dirujuk sebagai CO2RE:

  1. Control (Kontrol): Kemampuan untuk mengendalikan situasi sulit. Siswa yang memiliki AQ tinggi mampu memanfaatkan strategi pengelolaan diri untuk mengatasi tantangan ekonomi dan menjaga keseimbangan emosi agar tetap fokus pada pendidikan.
  2. Origin dan Ownership: Kemampuan memahami asal mula masalah dan mengambil tanggung jawab atas solusinya. Siswa yang berprestasi cenderung melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar, bukan sebagai penghalang.
  3. Reach: Pengaruh masalah terhadap dimensi lain dalam kehidupan. Siswa dengan AQ tinggi mampu mencegah masalah di satu area kehidupan, seperti keluarga, memengaruhi area lainnya, seperti pendidikan.
  4. Endurance: Ketahanan menghadapi tantangan dalam jangka waktu tertentu. Mereka menunjukkan optimisme bahwa kesulitan bersifat sementara dan dapat diatasi.

Faktor Pendukung dan Penghambat AQ

Penelitian Hidayati dan Taufik mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung AQ. Faktor internal mencakup motivasi kuat, kesadaran diri, sikap positif, dan rasa syukur. Motivasi menjadi pendorong utama siswa untuk terus berprestasi, sementara rasa syukur membantu mereka menerima kondisi sulit dengan sikap yang lebih optimis. Di sisi lain, dukungan eksternal seperti perhatian dari keluarga, guru, dan komunitas juga memainkan peran penting. Keberadaan beasiswa, dukungan moral dari teman, serta perhatian guru memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang meski dalam keterbatasan.

Sumber: canva.com

Meskipun demikian, terdapat pula faktor penghambat AQ, seperti ketidakstabilan emosi, keterbatasan ekonomi, dan disfungsi keluarga. Ketidakhadiran figur ayah, misalnya, dapat mengakibatkan rendahnya rasa percaya diri dan keberanian mengambil risiko.

Dinamika AQ dalam Kehidupan Siswa

Siswa yang memiliki AQ tinggi memiliki potensi tinggi mengatasi keterbatasan ekonomi dengan gaya hidup hemat dan perilaku mandiri. Mereka juga mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dengan meniru gaya belajar teman yang sukses. Dalam situasi sulit, mereka menggunakan AQ untuk tetap fokus pada pendidikan dan mempertahankan prestasi.

Sikap resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan, terlihat pada siswa yang berasal dari keluarga broken home atau mengalami kekerasan. Mereka memanfaatkan AQ untuk mengatasi trauma dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Pentingnya AQ dalam Dunia Pendidikan

Penelitian ini menyoroti pentingnya peran AQ dalam mencetak generasi unggul. Pendidikan dari keluarga, sekolah, dan komunitas harus mengintegrasikan pelatihan AQ sejak dini. Hal ini akan membangun mentalitas kuat yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Dengan AQ yang baik, siswa tidak hanya mampu berprestasi secara akademik, tetapi juga berkembang menjadi individu yang tangguh dan inspiratif.

AQ menjadi satu elemen kunci dalam keberhasilan siswa berprestasi yang menghadapi keterbatasan. Dengan kombinasi faktor internal seperti motivasi dan sikap positif, serta dukungan eksternal dari lingkungan, siswa mampu mengatasi tantangan dan mencapai kesuksesan akademik maupun non-akademik.

Baca juga: https://warstek.com/gc-gf/

Peran Adversity Quotient (AQ) pada Prestasi Siswa di Era Pandemi COVID-19

Penelitian oleh Safi’i et al. (2021) dalam jurnal “The effect of the adversity quotient on student performance, student learning autonomy and student achievement in the COVID-19 pandemic era: evidence from Indonesia” mengungkapkan bahwa AQ memengaruhi motivasi prestasi, kemandirian belajar, dan kinerja siswa secara signifikan di masa pandemi. Dalam konteks pendidikan, AQ menjadi modal penting bagi siswa untuk menghadapi tekanan belajar dengan sistem daring, keterbatasan infrastruktur, dan adaptasi pola belajar yang berubah drastis.

Pengaruh AQ terhadap Prestasi Siswa Ketika Masa Belajar di Era Pandemi

Penelitian menunjukkan bahwa AQ secara signifikan memengaruhi tiga aspek utama dalam keberhasilan belajar siswa selama pandemi:

  1. Motivasi Prestasi
    AQ meningkatkan motivasi siswa untuk mencapai tujuan belajar. Siswa dengan AQ tinggi lebih mampu memanfaatkan nasihat dan bimbingan guru untuk mendukung prestasi mereka. Mereka juga percaya bahwa materi yang diajarkan relevan dengan keberhasilan akademik mereka.
  2. Kemandirian Belajar
    Siswa dengan AQ tinggi cenderung memiliki kemampuan untuk menentukan tujuan belajar sendiri, menguasai keterampilan belajar yang diperlukan, dan menetapkan standar keberhasilan mereka. Ini menjadi penting dalam pembelajaran daring, di mana siswa harus mampu mengatur waktu dan sumber daya secara mandiri.
  3. Kinerja Siswa
    AQ juga memengaruhi kemampuan siswa untuk menemukan, menyelesaikan, dan menjelaskan materi pembelajaran secara mandiri. Kemampuan ini mencakup pengumpulan informasi, menyusun contoh, serta membahas materi dengan teman atau guru.

Tantangan dan Strategi

Di masa pandemi, siswa menghadapi berbagai tantangan seperti kesenjangan akses internet, kurangnya dukungan teknis, dan tekanan psikologis. Namun, AQ membantu mereka untuk tetap optimis dan mencari solusi atas hambatan tersebut.

Adversity Quotient ternyata menjadi salah satu faktor kunci dalam mendukung prestasi siswa di era pandemi COVID-19. Dengan AQ yang tinggi, siswa tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga mencapai keberhasilan akademik dan non-akademik. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu mengintegrasikan pengembangan AQ dalam kurikulum dan memberikan dukungan yang memadai untuk membentuk generasi yang tangguh dan inovatif.

Referensi

Hidayati, I.A., & Taufik, T. 2020. Adversity quotient of outstanding students with limited conditions. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2). 195-206. Diakses pada 8 Januari 2025 dari https://doi.org/10.23917/ indigenous.v5i2.10823

Safi’i,et al. 2021. The effect of the adversity quotient on student performance, student learning autonomy and student achievement in the COVID-19 pandemic era: evidence from Indonesia. Heliyon. 7(12):e08510. doi: 10.1016/j.heliyon.2021.e08510. PMID: 34934834; PMCID: PMC8654637. Diakses pada 8 Januari 2025 dari https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e08510

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top