Meninjau Kegunaan Aloe vera Pada Produk Skincare

Selama ini telah banyak produk perawatan kulit maupun rambut yang menggunakan lidah buaya (Aloe vera) sebagai salah satu bahan bakunya. […]

blank

Selama ini telah banyak produk perawatan kulit maupun rambut yang menggunakan lidah buaya (Aloe vera) sebagai salah satu bahan bakunya. Pada suatu produk perawatan bahkan sering kali menonjolkan bahan ini dalam kandungan komposisinya.

Hal tersebut tidak sekedar karena lidah buaya merupakan tanaman sehingga penggunaanya dalam suatu produk menambah kesan alami, melainkan karena pada bahan ini memiliki kandungan yang bermanfaat. Lalu apa saja kandungan yang bermanfaat pada tanaman ini? Mari kita simak ulasannya lebih lanjut.

Duan lidah buaya merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, bahkan dimanfaatkan hingga menjadi produk perawatan. Daun lidah buaya terdiri dari dua bagian utama yakni bagian luar yang berwarna hijau dan bagian dalam yakni pulpa yang bening. Pulpa atau jaringan parenkim pada lidah buaya terdiri dari gel kental, sel dinding, dan organel yang merupakan 98,5% air. Pada bagian gelnya sendiri mengandung 99,5% air sementara sisanya 0,5-0,6% berupa fraksi padat. Fraksi padat tersebut mengandung 80% komponen yang larut dalam air.

Aloe vera memiliki beberapa komponen bioaktif yang bermanfaat seperti aloe-emodin, aloesin, barbalion, mineral, vitamin B1, B2, B6, C dan E. Komponen-komponen bioaktif tersebut memiliki berbagai sifat biologis seperti antibacterial, anti-inflammatory, anti-melanogenic, antioxidative, collagen-stimulating, epidermal regeneration, dan immunomodulatory. Maka dari itu aloevera memiliki banyak aplikasi dermatologis potensial yang cukup bagus seperti untuk acne, atopic dermatitis, burn therapy, hyperpigmentation, psoriasis, skin moisturization, dan wound healing.

Studi in vivo dan in vitro telah banyak memvalidasi aplikasi dermatologis potensial dari aloe vera dalam menangani berbagai masalah. Sebagai contoh Finberg et al yang melakukan penelitian untuk menunjukan efek gel aloe vera terhadap dermatitis atopik. Kemudian penelitian yang Finberg lakukan memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa gel aloe vera dapat menekan dermatitis atopik kronis. Sehingga pasien penderita dermatitis atopik kronis dapat menggunakan gel aloevera sebagai alternatif yang aman dan berguna untuk pengobatan.

Dr. Skotnicki mengatakan bahwa orang sering menganggap “bahan botani” pada suatu produk berarti hal yang baik. Tetapi sebenarnya “bahan botani” pada suatu produk hanyalah formulasi yang dibuat dari tanaman untuk sifat terapeutik, rasa atau wewangian. Maka dari itu tidak semua produk dengan bahan botani baik dan perlu memperhatikan apakah bahan tersebut menimbulkan efek alergi atau reaksi pada saat pemakaian. Aloe vera sendiri telah banyak digunakan untuk perawatan dan jarang ada yang melaporkan adanya reaksi alergi sehingga relatif aman. Meskipun demikian bukan berarti tanaman ini tidak menyebabkan reaksi alergi. Selain itu meskipun tingkat alergi pada bahan botani cukup rendah namun reaksi iritasi cukup umum dijumpai.

Salah satu laporan kasus mengenai alergi aloe vera datang dari seorang wanita berusia 72 tahun di portugis. Dia mengalami pruriginous erythema pada kaki juga eritema dan deskuamasi pada kelopak mata setelah menggunakan jus daun lidah buaya buatan sendiri di atas kaki untuk pengobatan insufisiensi vena perifer kronis. Setelah malukan penelitian dengan uji patch test hasil menunjukan ia mengalami reaksi positif terhadap aloe jelly dan aloe pulvis. Padahal terdapat 20 relawan lainnya yang juga melakukan uji serupa dengan aloe jelly dan aloe pulvis namun tidak menunjukan reaksi alergi atau iritasi.

Berdasarkan kasus tersebut meskipun kemungkinan alergi kecil namun tetap tidak menutup kemungkinan dapat mengalami alergi atau iritasi. Sehingga harus bijak dalam menggunakan suatu prodak perawatan terlebih ketika menunjukan reaksi negatif pada tubuh setelah pemakaian.

Anda menyukai artikel ini? Baca juga artikel lainnya dari penulis yang sama “Mengenal BNCT, Aplikasi Nuklir Untuk Terapi Kanker Pada Bidang Kesehatan

Referensi:

  • Ferreira, Márcia & Teixeira, Marta & Silva, Elvira & Selores, Manuela. (2007). Allergic contact dermatitis to Aloe vera. Contact dermatitis. 57. 278-9. 10.1111/j.1600-0536.2007.01118.x.
  • Finberg MJ, Muntingh GL, van Rensburg CE. A comparison of the leaf gel extracts of Aloe ferox and Aloe vera in the topical treatment of atopic dermatitis in Balb/c mice. Inflammopharmacology. 2015; 23(6): 337-341. doi:10.1007/s10787-015-0251-2
  • Javed S, Atta-Ur R. Aloe vera gel in food, health products, and cosmetics industry. In: Studies in Natural Products Chemistry. Vol 41. 1st ed. Elsevier B.V.; 2014:261-285. doi:10.1016/B978-0-444-63294-4.00009-7
  • Nguyen, JK, Masub, N, Jagdeo, J. Bioactive ingredients in Korean cosmeceuticals: Trends and research evidence. J Cosmet Dermatol. 2020; 19: 1555– 1569. https://doi.org/10.1111/jocd.13344
  • Skotnicki, S. Can Aloe Vera Make Your Skin Break Out in a Rash. Allergic Living website. November 27, 2017. Accessed June 9, 2021. https://www.allergicliving.com/experts/can-aloe-vera-make-your-skin-break-out-in-a-rash/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.