Anafilaksis: Kondisi Darurat Alergi

Anafilaksis adalah reaksi alergi sistemik yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengalami respons imun berlebihan […]

anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi sistemik yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengalami respons imun berlebihan terhadap alergen tertentu seperti makanan, obat-obatan, atau sengatan serangga. Pemahaman tentang reaksi ini dan strategi penanganannya terus berkembang, terutama karena prevalensi kasus yang ada di berbagai belahan dunia.

Gejala dan Penyebab

Gejala anafilaksis biasanya muncul dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah tubuh terpapar zat yang mengandung alergen. Prosesnya melibatkan berbagai sistem tubuh, termasuk sistem pernapasan, kardiovaskular, dan gastrointestinal. Pasien dapat mengalami sesak napas, mengi, bengkak pada wajah atau bibir, ruam kulit, muntah, hingga penurunan tekanan darah yang drastis (hipotensi). Dalam beberapa kasus, pasien juga dapat mengalami syok, yaitu kondisi yang menyebabkan penurunan aliran darah ke organ-organ vital, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Sumber: id.pinterest.com

Penyebab umum kondisi ini meliputi konsumsi makanan yang dapat memicu alergi seperti kacang, susu, atau makanan laut, penggunaan obat-obatan tertentu seperti antibiotik dan aspirin, serta sengatan lebah atau tawon. Selain itu, faktor risiko seperti riwayat alergi atau asma juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami anafilaksis.

Mekanisme Anafilaksis

Anafilaksis terjadi karena reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh yang mengidentifikasi alergen sebagai ancaman. Pada paparan pertama terhadap alergen, tubuh membentuk antibodi imunoglobulin E (IgE) yang melekat pada sel mast dan basofil. Pada paparan berikutnya, alergen memicu sel-sel tersebut untuk melepaskan zat kimia seperti histamin secara besar-besaran, yang menyebabkan peradangan dan gejala anafilaksis.

Pelepasan mediator inflamasi ini memicu respons vaskular dan pernapasan yang parah, seperti vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga darah mengalir tidak efisien dan menyebabkan hipotensi. Hal ini menjelaskan mengapa pasien sering mengalami syok dan kesulitan bernapas dalam serangan anafilaksis.

Penanganan Anafilaksis

Epinefrin adalah pengobatan utama untuk anafilaksis. Injeksi epinefrin harus segera diberikan pada tanda-tanda awal reaksi, karena hormon ini bekerja cepat untuk mempersempit pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan melemaskan otot-otot di saluran napas. Keterlambatan dalam pemberian epinefrin berhubungan dengan meningkatnya risiko komplikasi dan kematian.

Setelah pemberian epinefrin, pasien memerlukan pemantauan di rumah sakit untuk mencegah reaksi lanjutan, yang dikenal dengan istilah anafilaksis bifasik. Selain itu, dokter dapat memberikan antihistamin dan kortikosteroid untuk mengontrol gejala lebih lanjut. Pasien dengan riwayat anafilaksis disarankan membawa autoinjektor epinefrin dan mendapatkan edukasi tentang manajemen alergi.

Pencegahan dan Kesadaran Publik

Pencegahan anafilaksis dapat dilakukan dengan identifikasi zat pemicu alergi dan penderita wajib menghindari alergen yang dapat memicu reaksi. Edukasi kepada pasien dan masyarakat tentang gejala dan penanganan darurat juga sangat penting untuk mencegah kematian akibat reaksi alergi ini.

Anafilaksis adalah kondisi serius yang membutuhkan respon cepat dan tepat. Dengan pemahaman mendalam tentang faktor risiko, mekanisme, serta penanganan yang optimal, kita dapat menekan risiko komplikasi dan kematian. Artikel ini mengingatkan kita bahwa keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tidak tepat merupakan tantangan utama yang harus diatasi oleh tenaga medis dan masyarakat untuk mengurangi angka kejadian fatalitas akibat kondisi ini.

Referensi

Novembre, et al. 2024. Fatal food anaphylaxis in adults and children. Diakses pada 19 Oktober 2024 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10913226/pdf/13052_2024_Article_1608.pdf

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *