Strategi Brutal Paus Pembunuh Mengalahkan Mangsa Raksasa di Lautan

Sekelompok paus pembunuh di perairan lepas pantai Meksiko telah ditemukan mengembangkan strategi berburu yang unik dan brutal untuk memangsa hiu […]

Sekelompok paus pembunuh di perairan lepas pantai Meksiko telah ditemukan mengembangkan strategi berburu yang unik dan brutal untuk memangsa hiu paus, spesies hiu terbesar di dunia. Penemuan ini menunjukkan bahwa paus pembunuh tidak hanya predator puncak di lautan, tetapi juga salah satu hewan paling cerdas di planet ini. Menurut Volker Deecke, profesor konservasi satwa liar dari Universitas Cumbria, Inggris, paus pembunuh memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan strategi berburu yang sangat khusus untuk menargetkan jenis mangsa tertentu. “Hewan-hewan ini telah menunjukkan kepada kita berulang kali betapa pandainya mereka dalam mengembangkan strategi yang disesuaikan dengan mangsanya,” ujar Deecke, seperti dilaporkan oleh Live Science pada Senin (2/12/2024).

Kecerdasan paus pembunuh ini tidak hanya terlihat dalam cara mereka berburu, tetapi juga dalam kemampuan mereka beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi berbeda. Mereka dikenal menggunakan taktik berburu kolektif, di mana anggota kelompok bekerja sama dengan koordinasi yang luar biasa untuk menjebak, melemahkan, dan akhirnya mengalahkan mangsanya. Tindakan ini mencerminkan tingkat kecerdasan yang jarang ditemukan di antara predator laut lainnya.

Hiu paus, meskipun ukurannya besar dan dianggap sebagai raksasa lembut lautan, ternyata tidak kebal terhadap strategi berburu cerdas paus pembunuh. Studi tentang perilaku ini memberikan wawasan baru tentang dinamika predator-mangsa di laut dan menunjukkan betapa kompleksnya interaksi antara spesies di ekosistem laut. Fenomena ini juga menegaskan pentingnya paus pembunuh dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut sebagai predator puncak yang berperan mengatur populasi mangsa mereka.

Hiu paus (Rhincodon typus) adalah ikan terbesar di lautan dan salah satu makhluk terbesar di dunia. Menurut National Ocean Service, beratnya dapat mencapai 40 ton, dengan panjang tubuh rata-rata sekitar 12 meter, bahkan beberapa individu bisa tumbuh hingga lebih dari 18 meter. Sebagai perbandingan, paus orca (Orcinus orca), yang lebih dikenal sebagai paus pembunuh, memiliki panjang tubuh maksimal sekitar 10 meter. Meski ukurannya jauh lebih kecil, paus pembunuh tetap menjadi predator puncak lautan yang mampu mengalahkan hewan raksasa seperti hiu paus.Bagaimana paus pembunuh yang relatif kecil bisa mengalahkan raksasa lautan seperti hiu paus? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paus pembunuh menggunakan strategi berburu yang sangat cerdas dan terkoordinasi. Sebagai predator sosial, paus pembunuh bekerja sama dalam kelompok untuk melemahkan dan akhirnya menaklukkan mangsanya, termasuk hiu paus yang jauh lebih besar dari mereka. Temuan ini memberikan wawasan menarik tentang kemampuan adaptasi dan kecerdasan predator laut ini.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Marine Science, menyoroti perilaku luar biasa paus pembunuh dalam menghadapi mangsa yang tampaknya mustahil untuk dikalahkan. Penemuan ini juga memperluas pemahaman kita tentang dinamika ekosistem laut dan peran paus pembunuh sebagai predator utama yang mampu memengaruhi keseimbangan populasi spesies lain di lautan.

Para peneliti mempelajari foto dan rekaman video dari Teluk California bagian selatan yang diambil antara tahun 2018 hingga 2024 untuk memahami bagaimana paus pembunuh (orca) berburu hiu paus, raksasa laut yang jauh lebih besar dari mereka. Dalam periode tersebut, para peneliti berhasil mendokumentasikan empat peristiwa perburuan oleh paus pembunuh, yang mengungkap strategi luar biasa yang digunakan predator ini.

Paus pembunuh memulai serangan dengan kecepatan tinggi, menabrak hiu paus dengan keras untuk membuat mereka pingsan atau kehilangan keseimbangan. Setelah itu, paus pembunuh memanfaatkan posisi hiu paus yang terbalik—dikenal sebagai tonic immobility, suatu keadaan di mana hiu tidak dapat bergerak atau melarikan diri, bahkan ke perairan yang lebih dalam. Ini membuat hiu paus sepenuhnya rentan terhadap serangan berikutnya.

Tahap akhir dari strategi ini adalah serangan pada daerah panggul hiu paus, yang menyebabkan kehilangan darah yang signifikan. Dengan cara ini, paus pembunuh dapat dengan mudah mengakses organ internal hiu, terutama hati, yang merupakan target utama mereka. Hati hiu paus sangat kaya akan nutrisi seperti lemak, yang memberikan energi tinggi dan menjadi sumber makanan berharga bagi paus pembunuh.

Strategi berburu ini menunjukkan tingkat kecerdasan dan koordinasi sosial yang luar biasa dari paus pembunuh, sekaligus menyoroti keahlian mereka dalam menghadapi mangsa yang lebih besar dan kuat. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang peran paus pembunuh dalam ekosistem laut dan bagaimana mereka memanfaatkan keunggulan fisik serta kecerdasannya untuk menjadi predator puncak.

Dari empat peristiwa perburuan hiu paus yang diamati, tiga di antaranya melibatkan seekor paus pembunuh jantan dewasa besar yang diberi nama Moctezuma. Moctezuma tampaknya memainkan peran penting dalam perburuan berkelompok ini, menunjukkan kepemimpinan dan keterampilan luar biasa dalam berburu. Namun, pada kejadian keempat, perburuan tampaknya dipimpin oleh seekor paus pembunuh betina yang sebelumnya terlihat bersama Moctezuma. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan kerja sama dan pembelajaran sosial di antara paus pembunuh.

Keterlibatan paus betina dalam memimpin perburuan juga memberikan petunjuk bahwa taktik berburu ini mungkin diajarkan dan diturunkan dari satu individu ke individu lainnya dalam kelompok. Dengan kata lain, paus pembunuh tidak hanya bergantung pada naluri, tetapi juga belajar melalui pengamatan dan pengalaman bersama kawanan mereka. Ini memperlihatkan kecerdasan luar biasa dari paus pembunuh, di mana strategi kompleks dapat dipelajari, diajarkan, dan diterapkan secara kolektif.

Penelitian ini menggarisbawahi bagaimana paus pembunuh menggunakan struktur sosial mereka untuk mengembangkan dan menyempurnakan cara berburu, yang menjadi salah satu alasan mereka berhasil menjadi predator puncak di lautan. Selain itu, kemampuan berbagi pengetahuan ini juga menunjukkan bagaimana kultur hewan dapat memengaruhi perilaku mereka dalam lingkungan alami, sesuatu yang jarang ditemukan pada spesies lain di alam.

Masih belum jelas apakah perilaku paus pembunuh di Teluk California dalam memburu hiu paus ini adalah sesuatu yang baru berkembang atau sudah berlangsung lama tetapi belum terdeteksi oleh para ilmuwan. Paus pembunuh, atau orca, dikenal sebagai predator yang sangat adaptif, dan penelitian di berbagai belahan dunia telah menunjukkan bahwa kelompok atau populasi paus pembunuh sering kali mengkhususkan diri pada jenis mangsa tertentu. Mereka menggunakan teknik berburu yang sangat unik yang dirancang khusus untuk mangsa tersebut.

“Fakta bahwa paus pembunuh di Teluk California mampu mengembangkan strategi berburu untuk menyerang dan memakan hiu paus tidaklah terlalu mengejutkan, mengingat kemampuan luar biasa mereka dalam beradaptasi,” ujar para peneliti. “Namun, perilaku ini tetap menarik dan memberikan wawasan baru tentang dinamika mereka sebagai predator puncak. “Keunikan ini menunjukkan bagaimana paus pembunuh menggunakan kecerdasan dan keterampilan sosial mereka untuk menciptakan strategi berburu yang sangat spesifik berdasarkan lingkungan dan jenis mangsa yang tersedia. Mereka tidak hanya bergantung pada naluri, tetapi juga mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah untuk bertahan hidup.

Penemuan ini penting karena memberikan gambaran lebih mendalam tentang variasi budaya di antara populasi paus pembunuh. Sama seperti manusia, populasi paus pembunuh di lokasi berbeda memiliki “budaya” mereka sendiri—kumpulan perilaku dan strategi yang diwariskan dalam kelompok. Ini menunjukkan betapa kompleks dan dinamisnya hubungan paus pembunuh dengan ekosistem mereka, sekaligus menggarisbawahi pentingnya melestarikan habitat alami mereka untuk mendukung keberlanjutan ekosistem laut.

REFERENSI:

Cegarra, Ana M. García dkk. 2024. New records of odontocete and mysticete predation by orcas in the Humboldt current system, South Pacific Ocean. Frontiers in Marine Science Volume 11 https://doi.org/10.3389/fmars.2024.1450624

Morin, Phillip A dkk. 2024. Revised taxonomy of eastern North Pacific killer whales (Orcinus orca): Bigg’s and resident ecotypes deserve species status. Royal Society Open Science https://doi.org/10.1098/rsos.231368

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top