Kekurangan air akan menjadi lebih parah karena perubahan iklim dan ekonomi, yang akan lebih berdampak pada masyarakat di daerah selatan dunia. Ini disimpulkan dari sebuah artikel baru dari Utrecht University yang diterbitkan di Nature Climate Change pada 23 Mei 2024. Tim peneliti menggunakan model terbaru untuk memperkirakan bagaimana kekurangan air bersih akan terjadi hingga akhir abad ini.
Manusia butuh air bersih bukan hanya untuk minum dan sanitasi, tapi juga untuk membuat makanan, energi, dan barang-barang. Ketika masyarakat dan pembuat kebijakan berjuang mengatasi masalah kekurangan air, para peneliti dari berusaha memberikan pemahaman tentang krisis air bersih global yang semakin memburuk.
Kekurangan air saat ini dan yang akan datang
Dengan menggunakan simulasi dari model terbaru tentang jumlah dan kualitas air, para peneliti menilai bagaimana kekurangan air terjadi di seluruh dunia saat ini dan di masa mendatang. Para peneliti berpendapat bahwa perubahan iklim dan perkembangan sosial-ekonomi memiliki banyak dampak pada ketersediaan dan kualitas air, serta kebutuhan akan air di masa mendatang. Perubahan dalam tiga hal ini sangat penting untuk mengetahui seberapa parah kekurangan air di masa depan.
Studi ini memperkirakan bahwa saat ini, 55% dari populasi dunia tinggal di daerah yang mengalami kekurangan air bersih setidaknya satu bulan dalam setahun. Para peneliti berpendapat, pada akhir abad ini, angkanya bisa naik menjadi 66%.
Perbedaan Regional yang kuat dalam kekurangan air di masa depan
Di masa mendatang, bisa terdapat perbedaan yang signifikan antara wilayah-wilayah dalam hal kekurangan air. Sementara kekurangan air global diperkirakan akan meningkat, dampaknya tidak akan merata di semua bagian dunia. Misalnya, peningkatan kekurangan air di Eropa Barat dan Amerika Utara terjadi hanya dalam beberapa bulan dalam setahun, terutama disebabkan oleh aspek kuantitas air. Sebaliknya, di negara-negara berkembang, peningkatan kekurangan air cenderung lebih luas secara geografis dan berlangsung lebih lama sepanjang tahun. Peningkatan paling besar dalam paparan kekurangan air di masa mendatang terjadi di Kawasan Selatan Global, yang umumnya disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan populasi dan ekonomi yang cepat, perubahan iklim, dan penurunan kualitas air.
Kualitas: bagian tak terlihat dari kekurangan air
Peneliti berpendapat bahwa kualitas air, yang penting untuk penggunaan air yang aman, seringkali tidak mendapat perhatian yang cukup dalam penilaian kekurangan air. Menurut tim peneliti, penilaian sebelumnya lebih cenderung memfokuskan pada kuantitas air saja. Namun, mereka menegaskan bahwa keamanan penggunaan air juga sangat tergantung pada kualitasnya. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk menjadikan inklusi kualitas air sebagai hal yang biasa dalam penilaian kekurangan air, serta dalam perencanaan strategi manajemen untuk mengurangi kekurangan air. Tim menyimpulkan bahwa kekurangan air bersih menghadirkan risiko yang sistemik bagi manusia dan ekosistem, yang menjadi semakin sulit diabaikan. Dalam konteks ini, penting untuk memberikan perhatian serius pada pengurangan tuntutan air serta penghilangan polusi air untuk mengatasi krisis air global.
Referensi:
[1] https://www.uu.nl/en/news/the-global-clean-water-crisis-looms-large diakses pada 28 Mei 2024
[2] Edward R. Jones, Marc F. P. Bierkens, Michelle T. H. van Vliet. Current and future global water scarcity intensifies when accounting for surface water quality. Nature Climate Change, 2024; DOI: 10.1038/s41558-024-02007-0
Alumni S1 Kimia Universitas Negeri Makassar. Pengajar kimia, penulis di warstek.com.