Manfaat Lahan Gambut untuk Kesehatan dan Lingkungan

Lahan gambut merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kesehatan manusia. Meskipun sering diabaikan, penelitian terbaru […]

Lahan Gambut

Lahan gambut merupakan ekosistem yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kesehatan manusia. Meskipun sering diabaikan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konservasi dan restorasi lahan gambut dapat memberikan manfaat signifikan, terutama dalam konteks kesehatan masyarakat dan mitigasi perubahan iklim.

Peran Lahan Gambut dalam Kesehatan Manusia

Salah satu temuan utama dari studi oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) bahwa perlindungan lahan gambut dapat mencegah ribuan kematian di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pengelolaan lahan yang lebih baik untuk mengurangi kebakaran lahan gambut, hal ini dapat menghindari sekitar 24.000 kematian per tahunnya. Kebakaran lahan gambut menghasilkan partikel berbahaya yang dapat merusak kualitas udara, sehingga meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.

Sumber: canva.com

Studi tersebut juga mencatat bahwa jika semua lokasi yang dikelola oleh Badan Restorasi Gambut Indonesia direstorasi dan dibasahi kembali, ribuan orang akan terhindar dari dampak kesehatan serius setiap tahunnya. Lokasi-lokasi ini mencakup sekitar 2 juta hektar atau 7,5% dari total lahan gambut di Indonesia. Dengan demikian, perlindungan lahan gambut tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan masyarakat secara langsung.

Kontribusi Lahan Gambut terhadap Kualitas Air

Lahan gambut berfungsi sebagai penyaring dengan cakupan yang besar, membantu meningkatkan kualitas air. Dengan menyerap dan menyimpan air, lahan gambut mengurangi risiko banjir dan menjaga kestabilan ekosistem air. Ini sangat penting dalam mencapai beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk yang terkait dengan aksi iklim dan keanekaragaman hayati. Dengan menjaga kualitas air, keberadaan lahan gambut turut berkontribusi pada kesehatan ekosistem secara keseluruhan.

Mitigasi Perubahan Iklim

Lahan gambut juga berperan penting dalam penyimpanan karbon. Mereka menyimpan lebih banyak karbon daripada hutan tropis lainnya, sehingga berfungsi sebagai penyangga dalam perubahan iklim. Dengan mencegah pembakaran lahan gambut, kita dapat meminimalkan emisi gas rumah kaca secara signifikan. Hal ini sangat relevan mengingat perubahan iklim yang semakin memperburuk frekuensi kebakaran hutan di Asia dan Afrika.

Tantangan dalam Konservasi Lahan Gambut

Meskipun manfaatnya sangat besar, kini lahan gambut mulai menghadapi berbagai ancaman, terutama dari konversi lahan untuk pertanian seperti kelapa sawit. Di Singapura, emisi kebakaran dari lahan gambut di Sumatra sering mempengaruhi kualitas udara. Oleh karena itu, perlu kebijakan pengelolaan yang lebih baik untuk melindungi ekosistem ini menjadi semakin mendesak.

Konservasi dan restorasi lahan gambut bukan hanya soal menjaga lingkungan, ini adalah tentang melindungi kesehatan manusia dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam. Dengan tindakan yang tepat, kita dapat memanfaatkan potensi luar biasa dari lahan gambut untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus melindungi planet kita. Upaya global seperti Dekade Pemulihan Ekosistem 2021-2030 menunjukkan komitmen untuk memperbaiki pengelolaan ekosistem ini demi masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Solusi Restorasi Lahan Gambut di Indonesia Berbasis Pemrograman Linear Spasial

Lahan gambut merupakan ekosistem yang penting, namun sering kali terdegradasi akibat ekspansi pertanian dan aktivitas manusia lainnya. Restorasi lahan gambut menjadi salah satu solusi berbasis alam untuk mengatasi perubahan iklim, mengurangi risiko kebakaran, dan meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati. Studi oleh Tan, et al. (2022) membahas prioritas restorasi lahan gambut di Indonesia dengan pendekatan berbasis manfaat ekonomi dan lingkungan​​.

Pentingnya Restorasi Gambut

Indonesia memiliki sekitar 36% lahan gambut tropis dunia dan 80% gambut di Asia Tenggara. Sebagian besar lahan ini telah rusak akibat deforestasi dan pengeringan untuk perkebunan industri dan pertanian kecil​. Degradasi ini meningkatkan risiko kebakaran hutan yang menyebabkan asap lintas batas, masalah kesehatan, dan emisi karbon yang signifikan​.

Restorasi lahan gambut mencakup beberapa metode, seperti rewetting (menaikkan permukaan air tanah), revegetasi dengan spesies tanaman asli, serta revitalisasi ekonomi masyarakat lokal. Tujuannya adalah untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan gambut dan mencegah kebakaran​​.

Strategi Restorasi Efektif

Tan, et al. (2022) menggunakan pendekatan pemrograman linier spasial dalam analisisnya untuk menentukan prioritas restorasi berdasarkan beberapa manfaat:

  1. Pengurangan Risiko Kebakaran: Restorasi dapat mengurangi risiko kebakaran hingga 30%. Daerah seperti Riau sering kali menjadi prioritas karena tingkat kebakarannya yang tinggi​​.
  2. Mitigasi Perubahan Iklim: Potensi manfaat iklim hingga 0,36 gigaton CO2e per tahun dapat dicapai melalui penghindaran emisi karbon dari oksidasi gambut dan kebakaran biomassa​​.
  3. Konservasi Keanekaragaman Hayati: Restorasi 25.000 km² gambut dapat memulihkan habitat spesies burung endemik yang terancam punah, membantu konservasi spesies lain yang terkait dengan ekosistem gambut​​.
  4. Efektivitas Biaya: Perkiraan biaya restorasi sekitar USD 2–37 per ton CO2e, menjadikannya salah satu solusi mitigasi perubahan iklim yang paling terjangkau daripada teknologi emisi negatif lainnya​.

Tantangan dan Pendekatan Multikriteria

Terdapat tantangan dalam pelaksanaan restorasi, terutama terkait dengan kepentingan ekonomi, seperti produksi pertanian. Model pada analisis oleh Tan, et al. menunjukkan bahwa restorasi harus mempertimbangkan dampak pada hasil panen dan kesejahteraan masyarakat lokal. Pendekatan multikriteria berguna untuk mengeksplorasi sinergi antara mitigasi iklim, konservasi, dan pengurangan risiko kebakaran​.

Paludikultur, atau produksi biomassa menggunakan spesies asli dari restorasi lahan gambut, dapat menjadi alternatif yang menjanjikan. Namun, masih terdapat perdebatan dalam hal nilai keberlanjutannya dan membutuhkan kompensasi ekonomi untuk petani yang kehilangan pendapatan selama transisi​​.

Meskipun demikian, pada dasarnya restorasi lahan gambut merupakan solusi berbasis alam yang efektif untuk mitigasi perubahan iklim, konservasi, dan pengurangan risiko kebakaran. Dengan perencanaan berbasis data dan pelibatan masyarakat lokal, Indonesia dapat memimpin dalam hal restorasi ekosistem gambut sebagai bagian dari solusi perubahan iklim global. Meskipun ada tantangan, manfaat ekologi, sosial, dan ekonomi dari restorasi ini sangat signifikan untuk masa depan yang berkelanjutan

Referensi

UNEP. 2024. The human health benefits of conserving and restoring peatlands. Diakses pada 12 Desember 2024 dari https://www.unep.org/news-and-stories/story/human-health-benefits-conserving-and-restoring-peatlands

Tan, et al. 2022. Peatland restoration as an affordable nature-based climate solution with fire reduction and conservation co-benefits in Indonesia. Diakses pada 12 Desember 2024 dari https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/ac6f6e

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top