Mengenal Kekuatan Angin Bora yang Dapat Merusak Wilayah Sekitarnya

Angin Bora, merupakan jenis angin dengan karakteristik kencang, dingin, dan kering yang berasal dari daratan Eropa dan melintasi Pegunungan Alpen […]

badai angin

Angin Bora, merupakan jenis angin dengan karakteristik kencang, dingin, dan kering yang berasal dari daratan Eropa dan melintasi Pegunungan Alpen Dinarik menuju Laut Adriatik. Kuzmic´, et al. mengkaji pola respon sirkulasi laut dengan menggabungkan pengamatan lapangan yang ekstensif dan simulasi model numerik pada jenis angin ini, termasuk fenomena gyre ganda (double-gyre) yang terbentuk selama episode fenomena angin Bora.

Angin Bora terbentuk akibat gradien tekanan yang tajam antara daratan Eropa yang dingin dan Laut Adriatik yang lebih hangat. Fenomena ini menciptakan angin yang sangat kuat dan berdampak pada sirkulasi laut. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi adanya gyre siklonik (arah searah jarum jam) di dekat Teluk Trieste dan gyre antisiklonik di kawasan Rovinj. Namun, perlu pemahaman lebih lanjut untuk memperbaiki akurasi model yang menggambarkan pola sirkulasi ini.

Studi ini menggunakan data dari program pengamatan kolaboratif yang dilakukan selama musim dingin pada tahun 2002-2003. Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan Acoustic Doppler Current Profilers (ADCP) di berbagai lokasi strategis. Selain itu, simulasi numerik menggunakan dua model utama, Navy Coastal Ocean Model (NCOM) dan QUODDY, yang dilakukan untuk menganalisis pola sirkulasi. Model ini dipadukan dengan data atmosfer yang diperoleh dari sistem prediksi bernama Coupled Ocean/Atmosphere Mesoscale Prediction System (COAMPS).

Hasil dan Temuan Utama

  1. Gyre Ganda di Adriatik Utara
    Simulasi pada penelitian mengkonfirmasi bahwa angin Bora memicu pola gyre ganda di kawasan Adriatik utara. Gyre siklonik terbentuk di dekat Trieste dengan arus yang sangat terpolarisasi dan hampir independen terhadap kedalaman, sedangkan gyre antisiklonik yang lebih lemah terbentuk di Rovinj dengan arus yang lebih terdistribusi secara lateral.
  2. Ketergantungan pada Resolusi Model
    Simulasi menunjukkan bahwa resolusi spasial yang lebih tinggi pada model atmosfer (4 km) mampu menangkap detail pola angin Bora dengan lebih baik daripada resolusi yang lebih rendah. Namun, ada kecenderungan model untuk melebih-lebihkan kecepatan angin dan arus di beberapa lokasi.
  3. Dampak Angin terhadap Sirkulasi Laut
    Momentum yang ditransfer oleh angin Bora menyebabkan arus laut yang signifikan di bagian barat laut Adriatik. Pola sirkulasi menunjukkan adanya interaksi antara gradien tekanan horizontal di permukaan laut dan pola vortisitas angin yang memicu pembentukan gyre.
  4. Validasi Data Lapangan
    Perbandingan antara data pengamatan dan hasil model menunjukkan kesesuaian yang baik dalam hal pola umum, tetapi ada beberapa perbedaan dalam intensitas arus yang diprediksi. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan parameterisasi dalam model.

Implikasi Penelitian

Dengan pendekatan gabungan antara pengamatan lapangan dan simulasi numerik, penelitian ini berkontribusi signifikan dalam menjelaskan fenomena gyre ganda di Laut Adriatik utara, yang merupakan respons kompleks terhadap angin Bora yang kuat. Dari penelitian ini, menyiratkan pentingnya pengelolaan sumber daya laut dan mitigasi risiko bencana bagi wilayah di sekitar Laut Adriatik utara yang disebabkan oleh angin kencang.

Baca juga: Pemanasan Global dan Munculnya Badai Tropis di Sekitar Indonesia

Fenomena Badai Bora yang Menyapu Slovenia

Badai Bora pernah menjadi fenomena angin kencang yang kerap melanda wilayah barat daya Slovenia, khususnya di sisi bawah Pegunungan Alpen Dinarik dan sepanjang pesisir Adriatik. Angin ini memiliki karakteristik yang unik, seperti kecepatan angin rata-rata yang tinggi, hembusan tiba-tiba yang dapat mencapai tiga hingga lima kali kecepatan rata-rata, dan pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan sekitar, seperti kerusakan struktur, gangguan lalu lintas, dan ancaman terhadap keselamatan manusia.

Di Slovenia, badai ini umumnya memengaruhi kawasan seperti Pegunungan Trnovski gozd, Nanos, dan Dataran Tinggi Javorniki. Dari sana, angin menyebar ke Lembah Vipava dan menuju Teluk Trieste. Angin Bora sering kali membawa hembusan dengan kecepatan lebih dari 30 m/s, yang menciptakan tantangan besar dalam perencanaan tata ruang, infrastruktur, dan keselamatan.

Penelitian dan Pengukuran Bora

Untuk memahami fenomena ini lebih dalam, sebuah studi dilakukan di Razdrto, Slovenia, menggunakan menara meteorologi yang mengukur kecepatan angin di empat ketinggian berbeda (20 m hingga 41,7 m). Data ini dianalisis menggunakan hukum eksponensial dan hukum logaritmik untuk menggambarkan profil vertikal kecepatan angin Bora.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pendekatan ini mampu merepresentasikan data dengan baik. Parameter seperti panjang kasar permukaan tanah (roughness length) dan koefisien hukum eksponensial ditemukan bervariasi tergantung pada arah dan intensitas angin Bora, serta kondisi topografi lokal.

Pengaruh Topografi dan Musim

Topografi kompleks di kawasan Razdrto menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi variabilitas parameter angin Bora. Selain itu, kondisi musim, seperti keberadaan salju atau vegetasi, juga memainkan peran penting. Misalnya, vegetasi yang tinggi pada musim semi menghasilkan intensitas turbulensi yang lebih besar dibandingkan permukaan yang tertutup salju atau rumput pendek.

Penelitian menemukan bahwa nilai parameter seperti koefisien hukum eksponensial bervariasi antara 0,103 hingga 0,202, mencerminkan variasi dalam kompleksitas medan yang dilalui angin Bora. Hubungan antara parameter ini dan panjang kasar permukaan juga menunjukkan pentingnya memahami karakteristik lokal untuk pemodelan yang lebih akurat. Dengan memanfaatkan hukum logaritmik dan eksponensial, perencanaan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan variabilitas parameter angin untuk meningkatkan akurasi model.

Angin Bora bukan hanya fenomena alam yang menarik, tetapi juga tantangan dalam hal teknis yang membutuhkan perhatian serius untuk mengelola risiko dan perencanaan. Penelitian lebih lanjut di berbagai lokasi dapat membantu mengembangkan model yang lebih baik untuk memprediksi dampak angin kencang seperti Bora. Pengetahuan ini sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim, yang dapat memperparah frekuensi dan intensitas badai angin di masa depan.

Referensi

Bervida, et al. 2019. Near-Ground Profile of Bora Wind Speed at Razdrto, Slovenia. Atmosphere 10, no. 10: 601. Diakses pada 8 Januari 2025 dari https://doi.org/10.3390/atmos10100601

Kuzmic´, et al. 2006. Modeling the northern Adriatic double-gyre response to intense bora wind: A revisit, J. Geophys. Res., 111, C03S13, doi:10.1029/2005JC003377, 112, C3. Diakses pada 8 Januari 2025 dari https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1029/2005JC003377

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top