PT KAI Mulai Menerapkan Konsep Berkelanjutan dengan Bantalan Komposit

Selama berabad-abad, bantalan rel tradisional terbuat dari kayu. Namun, penggunaan kayu tidak hanya mengancam kelestarian hutan tetapi juga rentan terhadap pelapukan, hama serangga, dan jamur. Sementara itu, beton dan baja memiliki keunggulan daya tahan tetapi terdapat beberapa kekurangan seperti masalah berat, biaya tinggi, dan emisi karbon yang besar selama proses produksinya. Bantalan rel komposit, yang terbuat dari plastik daur ulang dan bahan lain seperti serat kaca, muncul sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini.

bantalan rel komposit

Penggunaan bantalan rel komposit menjadi langkah inovatif dalam dunia perkeretaapian. Rancangan pada bantalan ini bertujuan sebagai alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan bahan tradisional seperti kayu, beton, dan baja yang memiliki berbagai keterbatasan, mulai dari masalah keberlanjutan hingga biaya operasional yang tinggi.

Selama berabad-abad, bantalan rel tradisional terbuat dari kayu. Namun, penggunaan kayu tidak hanya mengancam kelestarian hutan tetapi juga rentan terhadap pelapukan, hama serangga, dan jamur. Sementara itu, beton dan baja memiliki keunggulan daya tahan tetapi terdapat beberapa kekurangan seperti masalah berat, biaya tinggi, dan emisi karbon yang besar selama proses produksinya. Bantalan rel komposit, yang terbuat dari plastik daur ulang dan bahan lain seperti serat kaca, muncul sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini.

Manfaat Bantalan Rel Komposit

Bantalan rel komposit memiliki berbagai keunggulan yang membuatnya menarik untuk diadopsi secara luasm, meliputi:

  • Keberlanjutan Lingkungan: Bantalan ini berasal dari limbah plastik yang melalui proses daur ulang, sehingga mengurangi pembuangan sampah plastik ke TPA dan menghemat penggunaan kayu. Setiap kilometer bantalan rel komposit dapat menggantikan sekitar 150 pohon kayu, sekaligus memanfaatkan sekitar 54 ton limbah plastik. Selain itu, proses produksinya membutuhkan energi yang jauh lebih sedikit daripada beton dan baja.
  • Kinerja Superior: Material komposit memiliki sifat peredam getaran yang lebih baik daripada beton, mengurangi kebisingan dan getaran di jalur kereta. Selain itu, material ini juga tahan terhadap bahan kimia, kelembapan, serangan jamur, dan serangga.
  • Keunggulan Ekonomi: Bantalan komposit memiliki umur pakai yang lebih panjang, hingga lebih dari 50 tahun, yang berarti frekuensi penggantian lebih rendah. Hal ini memberikan penghematan signifikan dalam biaya perawatan dan penggantian daripada bantalan kayu atau beton tradisional.
  • Ramah Instalasi dan Pemakaian: Karena sifatnya yang ringan dan fleksibel, pemasangan bantalan komposit menjadi mudah dengan alat dan metode yang sama seperti bantalan kayu, sehingga tidak memerlukan perubahan besar pada sistem perawatan rel.

Sumber: kedel.co.uk

Studi Kasus di Australia

Sebuah studi di Wyndham Vale Stabling Yard, Australia, menguji penggunaan bantalan komposit untuk rel dengan hasil yang menjanjikan. Bantalan ini menunjukkan performa baik dalam menghadapi tekanan beban kereta dan kondisi lingkungan. Meski pada awalnya hanya diadopsi untuk lokasi dengan kecepatan rendah seperti stasiun dan area penyimpanan kereta., uji coba ini membuka peluang bagi adopsi yang lebih luas di masa depan.

Penggunaan Rel Komposit oleh PT KAI

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunjukkan komitmen inovasi dan keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah plastik untuk pembuatan bantalan rel sintetis. Penerapan inisiatif ini berlangsung du Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, yang memasang 1.896 bantalan sintetis di beberapa jembatan rel. Upaya ini tidak hanya meningkatkan efisiensi infrastruktur perkeretaapian, tetapi juga memberikan solusi ramah lingkungan terhadap permasalahan limbah plastik.

Awal Mula Penggunaan Bantalan Komposit

Sebelumnya, bantalan rel kereta api, terutama pada jembatan baja, umumnya menggunakan material kayu. Penggunaan kayu memiliki sejumlah kelemahan, seperti kerentanan terhadap cuaca ekstrem, keausan lebih cepat, dan ketergantungan pada hasil hutan yang berisiko terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan meningkatnya kebutuhan industri kereta api, PT KAI mulai mencari solusi alternatif yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

Solusi ini terwujud dengan menggunakan limbah plastik sebagai bahan dasar bantalan sintetis. Limbah plastik yang sulit terurai di alam, melalui proses daur ulang dapat bermanfaat untuk menghasilkan bantalan rel yang kuat, tahan lama, dan sesuai dengan kebutuhan operasional kereta api.

Pada tahap awal, Daop 2 Bandung telah memasang 1.896 bantalan sintetis berbahan limbah plastik di beberapa lokasi jembatan baja. Proses pemasangan ini tidak hanya bertujuan untuk menggantikan bantalan kayu yang sudah usang, tetapi juga menguji efektivitas penggunaan bantalan komposit dalam jangka panjang.

Rancangan bantalan komposit ini memiliki daya tahan tinggi terhadap tekanan beban kereta api, getaran, serta cuaca ekstrem. Dengan demikian, mereka tidak hanya meningkatkan kualitas infrastruktur, tetapi juga mengurangi biaya perawatan yang biasanya diperlukan untuk bantalan kayu.

Komitmen PT KAI terhadap Keberlanjutan

Langkah PT KAI dalam memanfaatkan limbah plastik sebagai bantalan ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan inovasi. Selain memberikan solusi teknis untuk infrastruktur kereta api, inisiatif ini mendukung agenda nasional untuk mengurangi limbah plastik dan memperbaiki kualitas lingkungan.

Dengan proyek ini, PT KAI juga mendukung upaya global untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan. Penggunaan bantalan komposit menjadi langkah nyata dalam mengurangi jejak karbon industri perkeretaapian dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Masa Depan Penggunaan Bantalan Sintetis

Keberhasilan proyek ini di Daop 2 Bandung dapat menjadi model bagi seluruh jalur kereta api Indonesia. Selain itu, inovasi ini membuka peluang bagi kolaborasi dengan industri daur ulang plastik untuk mengembangkan produk-produk infrastruktur lain yang berbasis limbah.

PT KAI tidak hanya menciptakan solusi untuk infrastruktur kereta api yang lebih baik, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan. Dengan melibatkan teknologi dan inovasi, langkah ini menjadi contoh bagaimana perusahaan dapat berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan tanpa mengesampingkan efisiensi operasional.

Tantangan Penggunaan

Meskipun memiliki banyak manfaat, bantalan komposit juga masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah standar teknis yang belum sepenuhnya berkembang untuk jenis material ini, sehingga menghambat percepatan adopsi di berbagai jaringan rel. Selain itu, biaya produksi awal bantalan komposit masih relatif lebih tinggi daripada bahan tradisional, meskipun biaya ini diimbangi oleh umur pakai yang panjang.

Kesimpulan

Bantalan rel komposit tidak hanya memberikan solusi untuk masalah teknis infrastruktur kereta api tetapi juga menawarkan kontribusi besar terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan terus berkembangnya teknologi dan standar pendukung, harapannya penggunaan bantalan komposit dapat semakin meluas, memberikan efisiensi operasional sekaligus mendukung pelestarian lingkungan. Langkah ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan memanfaatkan kembali limbah plastik.

Referensi

Permadi, A. Dan Susanti, R. 2024. Daop 2 Bandung Pasang 1.896 Bantalan Sintetis dari Limbah Plastik. Diakses pada 15 Desember 2024 dari https://bandung.kompas.com/read/2024/12/05/095624878/daop-2-bandung-pasang-1896-bantalan-sintetis-dari-limbah-plastik 

Shrestha, et al. 2022. Arup University Composite Sleeper: Circular Economy in Rail Research Report. Diakses pada 15 Desember 2024 dari https://www.researchgate.net/publication/359069718_Composite_Sleeper_Circular_Economy_in_Rail 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top