Fotosintesis Kimiawi Sebagai Kandidat Bahan Bakar Masa Depan

Fotosintesis umumnya berhubungan dengan mengolah CO2, H20(air), sinar matahari dan bahan-bahan lainnya untuk menghasilkan O2 (oksigen) dan energi dalam bentuk […]

blank

Fotosintesis umumnya berhubungan dengan mengolah CO2, H20(air), sinar matahari dan bahan-bahan lainnya untuk menghasilkan O2 (oksigen) dan energi dalam bentuk glukosa (C6H12O6).  Namun sebuah penemuan yang dilakukan oleh Peidong telah membuka lembaran baru untuk tahap fotosintesis. Dalam penelitiannya, professor kimia dan para peneliti di Berkeley tersebut mengembangkan “Liquid Sunlight” yakni teknologi yang menggunakan karbon dioksida (CO2) untuk menghasilkan Oksigen (O2) dan bahan bakar  minyak (bensin)

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=5fPmFGVgtWg[/embedyt]

Berdasarkan hasil wawancara dalam video di atas,  Peidong menyatakan telah berhasil memproduksi material semikonduktor yang secara efisien dapat menangkap sinar matahari dan jenis katalis baru untuk memicu reaksi kimia. Bersama timnya, Peidong berhasil mendemonstrasikan sebuah prototype yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi kimiawi yang efisien. Prototype tersebut berupa sepetak kecil lumut. Bentuknya berupa piringan hijau tipis yang besarnya lebih dari seperempat luas CD.

blank

Peidong dan rekan-rekannya menggambarkannya sebagai jaring nanowire. Jaringan tersebut dibuat dari jaringan kabel semikonduktor berukuran nanometer yang menggunakan energi matahari untuk memecah ikatan kimia dalam air. Celupkan salah satu lingkaran ini ke dalam gelas berisi air yang diterangi matahari, maka hidrogen dan oksigen akan keluar.  Dalam demonstrasi tersebut, cairan dengan CO2 mendapat paparan sinar matahari dan  menghasilkan bahan bakar kimiawi, polimer, dan dalam kondisi tertentu menghasilkan reaksi kimia untuk pembuatan obat. 

Ahli kimia anorganik dan nanoteknologi tersebut  membahas potensi fotosintesis buatan dalam Cal Future Forum 2018. Beliau menampilkan peranan Universitas Berkeley dalam  menciptakan sumber energi yang berkelanjutan dan terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Yang juga menambahkan teknologi yang sama dapat menyediakan bahan bakar dan oksigen bahkan pupuk bagi manusia yang hendak tinggal di Mars. Bagaimana dengan para pembaca Warstek sekalian? Tertarik untuk turut mengembangkan atau ingin mengujinya di Mars?

Referensi: 

[1] Artificial leaves to produce fuel on Earth and, one day, Mars. Diakses pada 3 September 2018.

[2] Reverse Cycle: Inspired by Leaves, a New Invention Turns Sunlight and Water into Fuel. Diakses pada 3 September 2018.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *