Ceres, Planet Kerdil Satu-Satunya Di Sabuk Asteroid

Halo semua, kali ini kami akan membahas tentang salah satu planet kerdil di Tata Surya yaitu Ceres. Ceres menjadi objek […]

blank

Halo semua, kali ini kami akan membahas tentang salah satu planet kerdil di Tata Surya yaitu Ceres. Ceres menjadi objek asteroid terbesar saat ini sekaligus menjadi salah satu dari 5 planet kerdil di Tata Surya. Kita akan membahas satu persatu fakta unik planet kerdil ini yang menarik untuk di bahas.

Sejarah Penemuan

Terdapat suatu gagasan bahwa ada planet yang belum ditemukan di antara orbit Mars dan Jupiter diusulkan oleh Johann Elert Bode pada tahun 1772. Sebelumnya, pada tahun 1596, Kepler sudah menyadari adanya kekosongan antara Mars dan Jupiter.

blank

Penemuan bermula ketika astronom Italia Giuseppe Piazzi pada tahun 1801 yang saat itu dalam pencarian bintang menemukan apa yang dia yakini sebagai komet. Belakangan, dengan bantuan astronom lain, disimpulkan bahwa mereka telah menemukan planet baru.

Piazzi lalu memutuskan untuk memberi nama Ceres Ferdinandea. Tidak berselang lama, semakin banyak objek serupa yang di temukan pada tahun 1850 yang kemudian membentuk klasifikasi baru bernama asteroid. Ceres Ferdinandea sebagai objek pertama juga termasuk ke dalamnya. Nama tersebut kemudian diubah menjadi Ceres yang diambil dari nama dewi panen dan cinta keibuan Romawi.

Jarak, Ukuran, Formasi, Orbit Dan Rotasi

Massa Ceres mencakup sepertiga dari seluruh massa yang ditemukan di sabuk asteroid. Ukurannya yang besar inilah yang kemudian memberinya status planet kerdil pada tahun 2006. Letaknya kurang dari 2,8 AU dari Matahari dan karenanya menerima cahayanya dalam waktu sekitar 22 menit saja. Ceres merupakan benda terbesar ke 33 di Tata Surya dalam orbit Neptunus.

blank

Ceres memiliki radius 476 KM dengan 1/13 jari-jari Bumi atau 27% jari-jari Bulan. Diameter Ceres di perkirakan sekitar 945 kilometer. Orbitnya pun agak miring, (i = 10,6° dibandingkan dengan 7° untuk  Merkurius  dan 17° untuk Pluto ) dan cukup  eksentrik  (e = 0,08 dibandingkan dengan 0,09 untuk Mars). Ceres membutuhkan waktu sekitar 4,6 tahun Bumi untuk melakukan satu kali perjalanan mengelilingi matahari atau sekitar 1.681 hari Bumi. Adapun rotasi Ceres sekitar 9 jam sehingga durasi harinya merupakan salah satu yang terpendek di tata surya.

Ilmuwan yakin bahwa Ceres terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu saat Tata Surya terbentuk. Gravitasi lalu menarik gas dan debu yang berputar-putar dan mengakibatkan terciptanya planet katai kecil. Ceres digambarkan oleh para ilmuwan sebagai planet embrionik atau planet proto, yang artinya ia mulai terbentuk sebagai planet tetapi gagal untuk menyelesaikannya. Kegagalan tersebut disebabkan oleh gravitasi Jupiter yang kuat sehingga Ceres tidak bisa menjadi planet yang terbentuk sempurna. Ceres menetap di lokasinya saat ini di antara sisa-sisa formasi planet. 

blank

Terdapat Teori lain tentang asal usulnya menyatakan bahwa Ceres sebenarnya terbentuk di dalam Sabuk Kuiper sebelum bermigrasi lebih dekat ke Matahari melalui berbagai pengaruh gravitasi besar. Teori ini memiliki bobot tertentu karena adanya garam amonia yang terdeteksi di kawah Occator Ceres. Selain itu, diyakini bahwa pembentukan Ceres dalam kondisi yang lebih dingin dibandingkan kebanyakan planet dan asteroid memberikan kredibilitas pada teori ini, yang berarti bahwa planet kerdil tersebut terbentuk di luar orbit Jupiter.

Geologi Dan Atmosfer

Ceres sendiri di tutupi oleh kawah-kawah kecil dan muda yang tak terhitung jumlahnya, dengan diameter tidak lebih dari 280 km. Planet kerdil ini sebagian besar terdiri dari es dan batu, dengan bagian dalam berbatu dan bagian luar sedingin es. Di permukaan es inilah yang bercampur dengan berbagai mineral. Tanah liat kaya zat besi juga dapat di temukan di permukaan. Permukaannya pun relatif hangat untuk sebuah asteroid, dengan suhu permukaan rata-rata sekitar 235 derajat Kelvin atau – 36 derajat Fahrenheit atau – 38 derajat Celcius.

blank

Pada Januari 2014 silam, uap air terdeteksi di beberapa wilayah, dan menyusun lebih banyak komposisi eksternal Ceres daripada yang di perkirakan sebelumnya. Telah di tentukan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan gas atau dari jenis gunung berapi unik yang disebut cryovolcano. Pelepasan gas merupakan ciri umum dari sebuah komet. Secara internal, mantel Ceres yang tebalnya sekitar 100 km dapat menampung hingga 200 juta km kubik air, yang jumlahya lebih banyak dari seluruh air tawar di Bumi.

Potensi Kehidupan

Pada tahun 2017 silam, molekul organik di temukan di Ceres, yang merupakan bahan penyusun kehidupan yang mengandung karbon. Bahan-bahan organik ini tampaknya asli dan kemungkinan besar terbentuk di Ceres, bukan berasal dari serangan asteroid atau komet. Para ilmuwan senang dengan penemuan ini. Namun sesuatu yang lebih terkenal membawa diskusi tentang kehidupan, titik terang terkenal yang tampaknya merupakan fitur unik Ceres. Setahun setelah mendeteksi uap air, pesawat ruang angkasa Dawn milik NASA pun mengamati Ceres dan mulai memasuki orbit pada tahun 2015 silam.

Saat itulah permukaan kawah Ceres di temukan dan dua titik terang yang sangat berbeda mulai teramati. Hal ini mengarah pada spekulasi tentang kemungkinan asal muasal kriovolkanik, yaitu gunung berapi yang meletuskan zat-zat yang mudah menguap seperti air, amonia, atau metana. Tahun 2016, para ilmuwan dari tim Dawn mengklaim dalam sebuah makalah sains bahwa cryovolcano besar yang di sebut Ahuna Mons merupakan bukti terkuat dari formasi misterius tersebut.

Kabar Terbaru Kehidupan Di Ceres

Penelitian satelit Dawn memang mengungkap beberapa hal, salah satunya tentang kehidupan di Ceres. Perlu diketahui meskipun sebagian besar asteroid terbuat dari batu, Ceres kemungkinan mengandung air di permukaannya sejak tahun 1991. Walaupun petunjuk tersebut masih terus di konfirmasi sejak saat ini.

Pengamatan spektral dari Ceres telah mengungkap keberadaan suatu bentuk grafit yang dikenal sebagai karbon grafit. “Ia belum berevolusi menjadi grafit yang sebenarnya. Tapi itu dekat,” kata Amanda Hendrix, ilmuwan senior di Planetary science Institute, Arizona. Saat Dawn semakin dekat dengan asteroid raksasa tersebut, titik terang pada permukaannya pun semakin jelas. Setelah mengamati Ceres, 130 titik serupa dengan kecerahan berbeda juga di temukan di planet ini. 

Permukaan Ceres sepintas hampir mirip dengan aspal yang baru di tuangkan, dan titik-titiknya berkisar dari kemilau beton yang kusam, hingga kecerahan seperti es yang mengambang di lautan bumi. Wilayah paling terang terletak di Kawah Occator selebar 90 kilometer, yang berisi kumpulan titik bersinar paling terkenal di permukaan Ceres. Ada kemungkinan terdapat gunung es di planet kerdil tersebut yang kenyataannya, hanya satu gunung sepi yang muncul dari permukaan. Gunung tersebut setinggi 21.120 kaki atau 6.437 meter. 

Ilmuwan tersebut dibuat heran dengan keberadaan gunung tersebut karena gunung tersebut berdiri sendiri, tanpa ada bukti aktivitas vulkanik atau aktivitas geologi lainnya. Awalnya penelitian terhadap bintik-bintik tersebut menemukan tanda-tanda magnesium sulfat terhidrasi. Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan tanda-tanda kimia natrium karbonat.

Bagaimanakah Jejak Kehidupan Ceres

Ceres ada kemungkinan terlihat kering dan keabu-abuan, yang dulunya dipenuhi oleh lautan cair. Apabila dikombinasikan dengan observasi pada permukaan es, juga akan mengungkap jejak lautan di keraknya dengan tanda-tanda mantel berlumpur di bawah permukaan. 

Perlu diketahui juga bahwa Ceres memiliki kepadatan sekitar 2,09 gram per cm³, atau seperempat beratnya merupakan udara. Jika hal itu benar, maka ini akan memberi planet kerdil lebih banyak udara segar daripada yang ada dikandung Bumi. Sebagai perbandingan, planet Bumi mempunyai jenis massa 5,52 gram per cm³. Para ilmuwan sebelum kedatangan Dawn, memang sudah menduga bahwa Ceres kemungkinan berisi lautan cair atau beku. Satelit yang datang pun membantu menyelami rahasia yang tersembunyi di bawah permukaan planet kerdil ini.

Para ilmuwan berpendapat bahwa udara disana berfungsi sebagai perapian Ceres. Keraknya yang tipis dan berdebu diperkirakan tersusun dari batuan, dan inti dalam yang berbatu-batu berada di tengahnya. Pengamatan spektral Ceres dari Bumi mengungkapkan bahwa permukaannya terkandung tanah liat yang begitu kaya akan zat besi. Tanda-tanda karbonat juga ditemukan disana. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu dari 3 benda di tata surya yang diketahui mengandung mineral, dua lainnya adalah Bumi dan Mars. Mineral itu terbentuk melalui suatu proses yang melibatkan panas dan udara, karbonat dianggap sebagai indikator kelayakan huni yang potensial. 

Ketika sinar matahari memanaskan lapisan luar, es bisa saja berubah dari padat menjadi gas melalui proses yang disebut sublimasi. Pada tahun 2014 silam, Observatorium Luar Angkasa Herschel milik Badan Antariksa Eropa telah mendeteksi gumpalan uap air yang keluar dari planet kerdil tersebut dengan kecepatan 6 kg/s. Meskipun begitu, tidak semua udara berada di bawah permukaan Ceres. Dawn telah mengungkap tumbuhnya bongkahan es dan mineral yang terkait dengan air cair di dunia kecil tersebut.

Fakta Kemiringan Planet Kerdil Ceres

Salah satu peneliti di Institut Astrofisika Nasional Italia (INAF) bernama Andrea Raponi menemukan bongkahan es yang semakin besar di dasar Kawah Juling. Daerah itu sedikit tergores di dekat garis lintang tengah. Kedua karya tersebut menunjukkan bahwa udara saat ini tersedia di permukaan Ceres dan menyebabkan perubahan geologi dan mineralogi di permukaannya. Tim kedua, yang dipimpin oleh Filippo Giacomo Carrozzo yang juga berasal dari INAF, mengungkapkan adanya perubahan pada tanah yang mereka duga terkait dengan elemen karbonat.

Tambalan itu dapat berubah seiring kemiringannya selama ribuan tahun. Kemiringan Ceres terhadap orbitnya berubah dari 2 derajat menjadi sekitar 20 derajat selama 24.500 tahun, yang merupakan waktu yang relatif singkat secara astronomis. Ini dapat menyebabkan perubahan drastis di mana kawah dapat terus menyembunyikan air dalam jangka lama. Saat ini, meskipun kemiringan Ceres mendekati titik minimum, sebagian besar lahan di sekitar kutub tidak menerima sinar matahari langsung. 

Walaupun begitu pada 14.000 tahun yang lalu, saat Ceres berada pada kemiringan maksimumnya, daerah tersebut sempat menyusut, hanya tersisa segelintir wilayah di mana es bisa terus bersembunyi selama pergeseran tersebut. “Gagasan bahwa es dapat bertahan di Ceres untuk jangka waktu yang lama adalah penting karena kita terus merekonstruksi sejarah geologis planet kerdil tersebut, termasuk apakah ia telah mengeluarkan uap air,” kata rekan penulis studi dan wakil peneliti utama Dawn, Carol Raymond. Dawn juga menemukan daerah kaya organik di permukaan dan memastikan bahwa sebagian besar daerah tersebut merupakan daerah asli planet kerdil . Data lain yang menunjukkan kemungkinan besar bahan organik keluar ke permukaan dari bagian dalam planet kerdil tersebut.

Temuan Baru Di Ceres

Penelitian yang dipresentasikan pada Selasa, 17 Oktober pada pertemuan GSA Connects 2023 Geological Society of America mengungkap temuan baru di Ceres yang menyatakan bahwa sejumlah asteroid yang menembus permukaan Ceres tampaknya telah mempengaruhi cadangan molekul organik yang lebih banyak.

Untuk menyimpulkan itu, Rizos dan rekan-rekannya melakukan serangkaian eksperimen yang meniru kondisi tabrakan asteroid yang terjadi di Ceres. Percobaan itu dilakukan di Ames Vertical Gun Range milik NASA di California. Tim tersebut juga menggabungkan data dari kamera dan spektrometer pencitraan dari Dawn. Kedua kumpulan data tersebut memungkinkan para ilmuwan memetakan area kaya organik di Ceres dengan lebih detail dari yang dilakukan sebelumnya. Temuan ini dapat menunjukkan korelasi yang baik antara bahan organik dengan daerah yang terkena dampak. Hal itu, menunjukkan serangan asteroid mempengaruhi keberadaan dan merusak bahan organik selama miliaran tahun.

Penutup

Masih banyak misteri di planet kerdil Ceres yang perlu diketahui oleh kita. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf bila ada kesalahan kata. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Sumber:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *