Bintang, galaxy dan seluruh benda yang kita ketahui hanya memenuhi 5% dari alam semesta ini, sisanya terbuat dari dark matter dan dark energy. Kedua objek misterius ini hanya dapat diketahui dari efek gravitasi yang mereka timbulkan. Kedua objek ini selalu dianggap sebagai fenomena yang berbeda . Tapi studi terbaru oleh Jamie Farnes, seorang peneliti astrofisika di Universitas Oxford, mengatakan bahwa kedua objek tersebut merupakan bagian dari suatu dark fluid yang memiliki massa negatif.
Massa Negatif
Masssa negatif bukan merupakan hal yang baru di dalam fisika. Terlebih lagi team dibalik “groundbreaking discovery of an accelerating universe” secara mengejutkan mendeteksi keberadaan massa negatif, tapi mencapnya sebagai sesuatu yang berlawanan dengan fisika.
Dengan teori massa negatif ini, kita dapat memecahkan masalah dalam mengukur pengembangan alam semesta, dengan menggunakan Hubble-Lemaître law maka massa negatif memprediksi bahwa Konstanta Hubble akan berubah setiap waktu.
Massa negatif merupakan objek hipotesis yang akan memiliki gravitasi bertipe negatif yang akan mendorong materi disekitarnya. Jika benda bermasa negatif didorong, maka dia memiliki percepatan yang akan mengarah kepada si pendorong, bukan menjauhinya. Material bermasa negatif juga akan tersebar bersamaan dengan mengembangnya semesta, ini berarti gaya tolak yang dihasilkan material massa negatif ini pun akan melemah. Ketidak konsistenan ini membuat teori tentang dark fluid ini diabaikan oleh para peneliti.

Dark Fluid
Pada studi terbarunya, Jamie Farnes menganggap kalau dark matter dan dark fluid merupakan bagian dari dark fluid yang bermasa negatif. ia memodifikasi teori relativitas umum Einstein supaya material bermassa negatif dapat tercipta terus-menerus agar dark fluid tidak menipis seiring dengan meluasnya alam semesta. Jamie Farnes juga menganggap dark fluid tidak tersebar dengan sangat tipis, sehingga dia bersifat seperti dark energy, sekaligus mempertahankan objek dalam galaxy seperti dark matter.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=56AIR9ZDv3w[/embedyt]
Pada video diatas, massa negatif ditunjukkan dengan titik berwarna ungu, kumpulan dari titik ungu itu adalah dark fluid, sedangkan massa positif yang berwarna kuning.
Model yang dibuat oleh Jamie Farnes menunjukkan gaya tolakan yang berasal dari dark fluid yang mengelilingi galaxy dapat mempertahankan keadaan galaxy. Gaya tarik yang dihasilkan oleh material bermasa positif menarik material bermassa negatif, pada saat material bermasa negatif semakin mendekat ke galaxy,material bermasa negatif akan mengakibatkan gaya tolakan yang lebih kuat kepada galaxy, ini akan membuat galaxy akan berputar dengan kecepatan tinggi tanpa membuat materi yang berada didalamnya terpental.
Jamie Farnes berencana ingin menggunakan SKA (teleskop terbesar yang pernah dibuat) untuk membandingkan teori dan pengamatannya untuk membuktikan keberadaan massa negatif dan dark fluid dengan mengamati supernova dan gugusan galaksi yang dijelaskan di jurnal tersebut.

Referensi
[1] The Conversation. 2018. Bizarre ‘dark fluid’ with negative mass could dominate the universe – what my research suggests. Diakses dari : https://theconversation.com/bizarre-dark-fluid-with-negative-mass-could-dominate-the-universe-what-my-research-suggests-107922?ref=curiositydotcom pada tanggal 10 Januari 2019
[2] Curiosity. 2018 A New Theory Says Dark Energy and Dark Matter Might Be the Same Substance. Diakses dari : https://curiosity.com/topics/a-new-theory-says-dark-energy-and-dark-matter-might-be-the-same-weird-substance-curiosity?utm_source=androidapp pada 09 Januari 2019
[3] Farnes, J. S. 2018. A unifying theory of dark energy and dark matter: Negative masses and matter creation within a modified ΛCDM framework. Astronomy & Astrophysics, DOI : https://doi.org/10.1051/0004-6361/201832898