Halo, Sahabat Warstek. Semoga selalu diberi kesehatan, aamiin. Planet Mars adalah planet keempat dalam tata surya yang menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Berbagai penelitian dan eksplorasi dilakukan untuk mengungkap misteri di planet ini. Menariknya, para peneliti belum lama ini menemukan adanya organisme yang mungkin bisa bertahan hidup di Planet Mars. Organisme apakah itu?
Eksperimen Kehidupan Di Mars
Tim peneliti lintas negara telah melakukan serangkaian simulasi dan uji coba terhadap mikroorganisme yang diperkirakan mampu bertahan hidup di Mars. Pengujian dilakukan di dua lokasi ekstrem, yaitu The Mars Desert Research Station di Utah, Amerika Serikat, dan di Nunavut, Kanada. Misi ini, yang dikenal sebagai Mars 160, dijalankan pada tahun 2016 dan 2017 dengan tujuan mempelajari keanekaragaman hayati mikroorganisme di lingkungan yang mirip Mars. Dalam uji coba ini, para peneliti mempelajari, mendokumentasikan, dan mengeksplorasi kehidupan mikroba yang mungkin ada di Mars.
Hasil dari penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal akses terbuka Check List – The Journal of Biodiversity Data pada 8 Oktober 2024, judulnya adalah “An annotated checklist of the lichen biodiversity at two Mars analog sites: The Mars Desert Research Station (Utah, USA) and The Flashline Mars Arctic Research Station (Nunavut, Canada) recorded during the Mars 160 Mission”. Salah satu temuan utama adalah bahwa lumut kerak yang merupakah sebuah organisme komposit yang terkenal tangguh dan mampu bertahan di permukaan ekstrem seperti bebatuan, pohon, hingga bangunan memiliki potensi sebagai organisme yang paling mungkin bertahan hidup di Mars. Lumut kerak telah ditemukan di hampir setiap daratan di Bumi dan bahkan terbukti mampu bertahan dari paparan di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), menjadikannya subjek menarik dalam penelitian tentang kelangsungan hidup di Planet Merah.
Proses Survei Keanekaragaman Hayati Lumut dalam Misi Mars 160
Dalam misi Mars 160, tim peneliti melakukan survei keanekaragaman hayati lumut, mengumpulkan lebih dari 150 spesimen yang kemudian diteliti lebih lanjut di Herbarium Nasional Kanada. Tim peneliti terdiri dari negara Kanada, Amerika, Perancis, dan Australia. Proyek ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang organisme mana yang mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstrem seperti yang ada di Mars.
Salah satu temuan paling menarik dari penelitian ini adalah ketahanan lumut kerak, organisme simbiotik yang terbukti mampu bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat bervariasi. Dalam lingkungan ekstrim, lumut kerak mampu menyesuaikan diri dan berkembang biak pada berbagai permukaan seperti batu, tanah kosong, dan bahkan di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional. Hal ini mendukung hipotesis bahwa lumut kerak bisa menjadi kandidat kuat sebagai salah satu organisme yang mampu bertahan di Mars. Kemampuan adaptasi luar biasa yang dimiliki lumut kerak ini memberikan harapan bagi para ilmuwan bahwa organisme ini dapat menjadi bagian dari ekosistem mandiri di Mars di masa depan.
Penelitian mengenai lumut kerak ini tidak hanya memberikan informasi penting bagi eksplorasi Mars, tetapi juga memiliki manfaat bagi ekosistem Bumi. Lumut kerak memiliki peran penting dalam rantai makanan di lingkungan kutub, menyediakan makanan bagi hewan seperti rusa kutub. Temuan ini diharapkan bisa membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang potensi adaptasi mikroorganisme di luar angkasa serta implikasinya bagi kehidupan di Bumi. Dengan memahami karakteristik dan ketahanan lumut kerak, para ilmuwan dapat mengembangkan strategi baru untuk menemukan dan memanfaatkan organisme yang mampu bertahan di lingkungan ekstrem, baik di Mars maupun di planet-planet lainnya.
Mengenal Tanaman Lumut Kerak
Lumut kerak, atau dikenal sebagai lichen dalam bahasa Inggris, adalah salah satu dari sekitar 15.000 spesies organisme yang menyerupai tumbuhan dan dapat ditemukan di berbagai lingkungan di seluruh dunia. Menurut Britannica, lumut kerak memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa sehingga mampu tumbuh di berbagai permukaan, seperti kulit pohon, batu, dan bahkan kerak tanah. Organisme ini bukanlah satu kesatuan spesies, melainkan hasil simbiosis stabil antara jamur dan alga atau sianobakteri, yang memungkinkan keduanya saling mendukung dalam proses hidup bersama.
Dalam hubungan simbiosis ini, jamur berperan menyediakan struktur dan perlindungan, sedangkan alga atau sianobakteri menghasilkan makanan melalui fotosintesis atau proses lain. Banyak spesies jamur yang berbeda dapat berkolaborasi dengan alga atau sianobakteri untuk membentuk lumut kerak, seperti yang diungkap oleh British Lichen Society. Keanekaragaman ini menjadikan lumut kerak sangat bermanfaat bagi manusia, digunakan sebagai makanan, bahan obat-obatan, hingga pewarna alami.
Di lingkungan ekstrem seperti wilayah kutub utara, lumut kerak memiliki peran penting dalam ekosistem, yaitu sebagai sumber utama makanan bagi rusa kutub. Sekitar dua pertiga pasokan makanan rusa kutub berasal dari lumut kerak, menjadikannya organisme penting bagi keberlanjutan kehidupan di lingkungan yang keras ini.
Penutup
Sebagai penutup, penelitian mengenai organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem seperti Mars membuka peluang baru bagi eksplorasi luar angkasa. Dengan mengungkap ketahanan lumut kerak dan mikroorganisme lainnya, para ilmuwan mendapatkan wawasan penting tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi. Hasil ini tidak hanya membantu persiapan misi ke Mars tetapi juga memperdalam pemahaman kita tentang adaptasi kehidupan dalam kondisi yang sulit. Penemuan ini menjadi langkah penting dalam upaya menjawab pertanyaan besar tentang keberadaan kehidupan di alam semesta. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan kata. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Sumber:
- Sokoloff, P.C., Srivastava, A., McMullin, R.T., Clarke, J., Knightly, P., Stepanova, A., Mangeot, A., Laroche, C.M., Beattie, A. and Rupert, S., 2024. An annotated checklist of the lichen biodiversity at two Mars analog sites: The Mars Desert Research Station (Utah, USA) and The Flashline Mars Arctic Research Station (Nunavut, Canada) recorded during the Mars 160 Mission. Check List, 20(5), p.1096.
- https://www.liputan6.com/global/read/5776236/studi-ini-ungkap-satu-satunya-makhluk-hidup-yang-dapat-hidup-di-mars?page=2 diakses pada 14 November 2024.
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20241109023930-37-586908/peneliti-ungkap-organisme-ini-bisa-hidup-di-planet-mars diakses pada 14 November 2024.
- https://www.kompas.com/tren/read/2024/11/06/210000765/ilmuwan-ungkap-organisme-yang-bisa-hidup-di-planet-mars-apa-itu-?page=all diakses pada 14 November 2024.
- https://mediaindonesia.com/teknologi/715858/lumut-kerak-organisme-tangguh-yang-bisa-bertahan-di-mars diakses pada 14 November 2024.