Sumber: id.pinterest.com
Pembangunan di era kini diiringi dengan krisis lingkungan yang semakin mendesak, sehingga penggunaan eco-material kian menjadi sorotan. Eco-material, atau material ramah lingkungan, merupakan bahan-bahan bangunan yang berasal dari proses recycle limbah, atau bahan yang ketersediaannya melimpah sehingga penggunaannya tidak mengganggu keseimbangan ekosistem (misalnya bambu). Mulai dari tahap ekstraksi bahan baku hingga akhir masa pakainya, material hijau hadir untuk menurunkan risiko krisis iklim berkepanjangan, manajemen limbah, dan manajemen konsumsi energi.
Mengapa Harus Memilih Eco-material?
Berikut adalah beberapa pertimbangan yang perlu diketahui, alasan kenapa kita harus beralih ke eco-material, meliputi:
- Mitigasi krisis iklim: Produksi material konvensional seringkali menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Penggunaan eco-material ikut berkontribusi dalam mengurangi emisi dan memperlambat laju krisis iklim yang lebih parah.
- Konservasi sumber daya: Penggunaan eco-material mendorong efisiensi penggunaan sumber daya alam agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
- Pengurangan limbah: Terdapat produk eco-material yang berasal dari pengolahan limbah, contohnya bata hasil pengolahan sampah oleh Perusahaan Rebricks.
- Kesehatan Manusia: Eco-material yang bebas dari bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan mengurangi risiko penyakit.
Jenis-jenis Material Ramah Lingkungan
- Material daur ulang: Bahan-bahan yang berasal dari proses daur ulang, seperti bata dan roaster daur ulang.
- Material biobased: Material yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, seperti bambu.
Sumber: id.pinterest.com
Pemanfaatan dalam Kehidupan Sehari-hari
Produk material yang ramah lingkungan semakin diminati pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pasar mulai meluncurkan produk dengan klaim ramah lingkungan yang memanfaatkan eco-material ini. Berikut adalah contoh pemanfaatan eco-material dalam aktivitas sehari-hari:
- Bangunan: Penggunaan bambu dan bahan daur ulang dalam konstruksi bangunan.
- Produk konsumen: Kemasan ramah lingkungan, furnitur dari kayu bekas, dan pakaian dari bahan linen.
- Energi: Panas surya, laju angin, dan baterai yang terbuat dari material ramah lingkungan.
Tantangan dan Peluang
Melihat sustainable living masih di tahap transisi, tentu akan ada beberapa tantangan dalam pemanfaatan material ini, seperti:
- Biaya: Material hijau seringkali masih lebih mahal daripada material konvensional.
- Ketersediaan: Tidak semua jenis material hijau tersedia di semua wilayah.
- Standarisasi: Belum adanya standar yang jelas terkait produksi material hijau, sehingga dapat menghambat perkembangan pasar.
Namun, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsep hidup berkeberlanjutan, peluang untuk pengembangan eco-material semakin terbuka. Pemerintah, industri, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk mendorong penggunaan material yang ramah lingkungan secara lebih luas.
Referensi
Assifa, Dea. 2024. Batu Bata Ramah Lingkungan: Konsep Baru Penopang Bangunan Hijau. Diakses pada 20 September 2024 dari https://warstek.com/batu-bata-ramah-lingkungan/
Mfon and Bassey. 2023. Sustainable Materials and Construction Practices in Industrial Buildings. Diakses pada 20 September 2024 dari https://www.researchgate.net/publication/375495465_Sustainable_Materials_and_Construction_Practices_in_Industrial_BuildingsÂ