Halo semua!! Semoga selalu dilimpahkan kesehatan, aamiin. Setelah kita membahas tentang ekonomi mikro, sekarang kita akan membahas ekonomi makro yang masih satu cabang dengan ilmu ekonomi.
Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari ekonomi secara keseluruhan, khususnya dalam skala besar dan menyeluruh. Ekonomi makro berfokus pada aspek-aspek penting yang memengaruhi kinerja ekonomi suatu negara, seperti inflasi, tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi, serta keseimbangan neraca pembayaran.
Karena sifatnya yang holistik, ekonomi makro sering digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan merancang kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan stabilitas ekonomi nasional. Analisis ekonomi makro memberikan panduan bagi pemerintah dalam menetapkan target kebijakan guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat, mengendalikan inflasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran.
Studi ekonomi makro juga mencakup analisis terhadap perilaku produsen dan konsumen dalam skala besar. Ekonomi makro mempelajari bagaimana produsen berkontribusi terhadap keseluruhan perekonomian dan bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa.

Beberapa aspek analisis dalam ekonomi makro antara lain:
- Pendapatan Nasional
Mengukur total pendapatan yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara. - Kesempatan Kerja
Menganalisis tingkat pengangguran dan faktor-faktor yang memengaruhi lapangan pekerjaan. - Laju Inflasi
Memantau tingkat inflasi untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga. - Investasi
Mempelajari bagaimana investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. - Neraca Pembayaran
Mengevaluasi transaksi ekonomi suatu negara dengan negara lain, termasuk ekspor, impor, dan aliran investasi.
Tujuan utama mempelajari ekonomi makro adalah untuk memahami berbagai fenomena ekonomi yang terjadi di suatu negara dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi yang berlaku. Dengan pemahaman yang mendalam, pemerintah dan pembuat kebijakan dapat mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Pengertian Ekonomi Makro Menurut Ahli
Berikut adalah pengertian ekonomi makro menurut para ahli:
- Budiono (2001)
Menurut Budiono, teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari pokok-pokok ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang mencakup stabilitas dan pertumbuhan perekonomian suatu negara. - Sadono Sukirno (2000)
Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro sebagai cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan utama perekonomian secara komprehensif, terutama terhadap masalah-masalah seperti pengangguran, inflasi, neraca perdagangan dan pembayaran, serta ketidakstabilan kegiatan ekonomi. - Samuelson dan Nordhaus
Samuelson dan Nordhaus menjelaskan bahwa ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari dan mengamati kinerja perekonomian secara keseluruhan, termasuk dalam hal produksi, distribusi, dan pengeluaran di tingkat agregat. - Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld (2009)
Menurut Pindyck dan Rubinfeld, ekonomi makro adalah ilmu yang menangani variabel-variabel agregat ekonomi, seperti tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi nasional, angka pengangguran, suku bunga, dan inflasi.
Perkembangan Ekonomi Makro
Perkembangan teori ekonomi makro merupakan salah satu terobosan utama dalam perekonomian abad ke-20, yang membawa pemahaman lebih baik tentang bagaimana merangsang pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Permasalahan ekonomi makro mulai mendominasi agenda politik dan ekonomi Amerika Serikat terutama setelah Depresi Besar (Great Depression) pada tahun 1930-an. Saat itu, produksi, lapangan kerja, dan harga-harga mengalami penurunan drastis di seluruh dunia. Para ekonom dan pemimpin politik berjuang mencari solusi untuk bencana ekonomi yang melanda.
Selama Perang Dunia II dan kembali pada tahun 1960-an saat Perang Vietnam, fokus utama adalah mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Di tahun 1970-an, muncul permasalahan stagflasi, yaitu kombinasi pertumbuhan ekonomi yang lambat dengan inflasi yang tinggi, yang menimbulkan penderitaan ekonomi bagi banyak orang. Di sisi lain, dekade 1990-an diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat, tingkat pengangguran yang menurun, dan harga-harga yang stabil, yang kemudian dikenal sebagai “era baru” perekonomian.
Sebelum Depresi Besar, ilmu ekonomi tidak mengenal pembagian antara mikroekonomi dan makroekonomi. Fokusnya lebih pada perilaku individu dalam mencapai keseimbangan melalui model ekonomi klasik seperti model Walras (Walrasian Economics), yang meyakini bahwa mekanisme pasar akan selalu membawa perekonomian menuju keseimbangan, sehingga semua pelaku ekonomi akan memperoleh keuntungan. Namun, keyakinan ini hancur ketika Depresi Besar menunjukkan kelemahan signifikan dalam teori tersebut.
Depresi Besar yang berlangsung antara tahun 1929-1933 memunculkan masalah besar, seperti tingkat pengangguran di Amerika Serikat yang mencapai lebih dari 25% dan penurunan drastis dalam output ekonomi. Di tengah krisis tersebut, seorang ekonom Inggris bernama John Maynard Keynes melalui bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936), memberikan kritik keras terhadap teori Klasik. Dia juga mengusulkan peran penting pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi, terutama dalam menstimulasi sisi permintaan.
Pemikiran Keynes membawa tiga pembaruan besar dalam ilmu ekonomi:
- Dimensi agregat (makro) mulai diperhatikan dalam analisis ekonomi, yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi makro.
- Masuknya peran pemerintah dalam perekonomian, yang memunculkan pentingnya analisis kebijakan (policy analysis).
- Pentingnya studi empiris dalam ilmu ekonomi, yang menyebabkan pergeseran metodologi dari metode deduktif ke metode induktif.
Dengan gagasan-gagasan ini, John Maynard Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro dan pionir dalam studi induktif di bidang ekonomi.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi mikro dan ekonomi makro adalah dua cabang utama dalam ilmu ekonomi yang memiliki fokus kajian yang berbeda. Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu, konsumen, dan perusahaan dalam membuat keputusan terkait produksi, konsumsi, dan harga di pasar. Hal ini meliputi bagaimana penawaran dan permintaan mempengaruhi harga barang dan jasa serta bagaimana pelaku ekonomi memaksimalkan utilitas atau keuntungan.
Sebaliknya, ekonomi makro berfokus pada perekonomian secara keseluruhan, termasuk isu-isu seperti inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan moneter atau fiskal. Ekonomi makro melihat bagaimana berbagai faktor ini saling terkait dan mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Kedua cabang ini saling melengkapi dalam memahami dinamika ekonomi, di mana ekonomi mikro melihat dari perspektif individu dan perusahaan, sedangkan ekonomi makro menelaah dampak yang lebih luas terhadap masyarakat dan negara.
Tujuan Ekonomi Makro
Tujuan utama mempelajari ekonomi makro adalah untuk memahami berbagai fenomena ekonomi yang terjadi di suatu negara dan memperbaiki kebijakan ekonomi yang diterapkan. Dengan pemahaman yang mendalam, pemerintah dan pembuat kebijakan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Berikut adalah tujuan utama dari kebijakan ekonomi makro:
- Meningkatkan Kapasitas Produksi
Mendorong pertumbuhan kapasitas produksi agar perekonomian dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan daya saing di pasar global. - Meningkatkan Kesempatan Kerja
Menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat, sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup. - Mengendalikan Laju Inflasi
Mengelola inflasi agar tetap dalam tingkat yang terkendali, menjaga daya beli masyarakat, dan mencegah ketidakstabilan harga barang dan jasa. - Meningkatkan Pendapatan Nasional
Memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga pendapatan nasional dapat meningkat, yang pada akhirnya mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. - Menjaga Stabilitas Perekonomian
Menjaga kestabilan ekonomi makro dengan menghindari fluktuasi yang berlebihan pada faktor-faktor ekonomi seperti suku bunga, inflasi, dan nilai tukar. - Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri
Mengelola transaksi internasional agar keseimbangan antara ekspor dan impor tercapai, sehingga negara tidak mengalami defisit neraca pembayaran. - Pemerataan Distribusi Pendapatan
Membantu mengurangi kesenjangan pendapatan di masyarakat dengan kebijakan redistribusi yang tepat, sehingga setiap lapisan masyarakat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. - Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan fokus pada pengembangan sektor-sektor produktif dan peningkatan investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Tujuan-tujuan tersebut berfungsi sebagai pedoman dalam merumuskan kebijakan ekonomi makro untuk mencapai kesejahteraan dan stabilitas ekonomi di suatu negara.
Ruang Lingkup Ekonomi Makro
Ruang lingkup ekonomi makro mencakup berbagai aspek perekonomian yang berkaitan dengan keseluruhan sistem ekonomi suatu negara. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai ruang lingkup ekonomi makro:
- Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Ekonomi makro berfokus pada sejauh mana perekonomian suatu negara dapat menghasilkan barang dan jasa. Analisis ini mencakup pengeluaran secara agregat yang meliputi:
- Pengeluaran rumah tangga: konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat.
- Pengeluaran pemerintah: investasi dan belanja publik.
- Pengeluaran perusahaan: investasi yang dilakukan oleh sektor bisnis.
- Ekspor dan impor: kegiatan perdagangan internasional yang mempengaruhi neraca pembayaran.
- Kebijakan Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi inflasi, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi melalui kebijakan-kebijakan seperti:
- Kebijakan moneter: Pengaturan jumlah uang beredar melalui bank sentral untuk mengontrol inflasi dan stabilitas ekonomi.
- Kebijakan fiskal: Pengelolaan pajak dan belanja pemerintah untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi.
- Pengeluaran Agregat (Menyeluruh)
Pengeluaran agregat merupakan total belanja dalam suatu perekonomian. Ketika pengeluaran ini tidak mencapai tingkat yang diinginkan, dapat menyebabkan masalah seperti pengangguran atau inflasi. Untuk mencapai keseimbangan, pengeluaran agregat harus berada di tingkat yang tepat agar dapat menciptakan kesempatan kerja dan mengendalikan inflasi.
- Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mencakup pendapatan dan pengeluaran negara. Pendapatan negara diperoleh dari pajak dan non-pajak, seperti keuntungan BUMN, lelang, dan hibah dari negara lain. Pengeluaran negara meliputi impor barang dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sulit diproduksi sendiri. Kebijakan fiskal bertujuan untuk memengaruhi tingkat ekonomi nasional melalui pengaturan pajak dan belanja.
- Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ketika jumlah uang yang beredar terlalu banyak, inflasi akan meningkat, membuat harga barang dan jasa naik. Sebaliknya, ketika jumlah uang yang beredar sedikit, terjadi deflasi yang membuat harga barang turun. Bank sentral, seperti Bank Indonesia, memainkan peran utama dalam mengendalikan kebijakan ini untuk menjaga stabilitas ekonomi.
- Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menyeimbangkan neraca keuangan, baik pada tingkat perusahaan maupun negara. Dengan mengelola biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk, kebijakan ini berperan penting dalam menjaga daya saing produk di pasar global. Perusahaan dan negara perlu memahami kebijakan ini untuk mengoptimalkan produktivitas dan memastikan stabilitas ekonomi.
Dengan memahami ruang lingkup ini, ekonomi makro membantu kita untuk melihat gambaran besar dari perekonomian nasional dan dapat menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis kebijakan yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Permasalahan Dalam Ekonomi Makro
Permasalahan Ekonomi Makro dalam Bisnis berfokus pada bagaimana dinamika ekonomi nasional memengaruhi operasional dan kelangsungan bisnis. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi oleh bisnis berkaitan dengan faktor-faktor makroekonomi seperti kemiskinan, inflasi, nilai tukar, hingga siklus ekonomi. Berikut adalah penjelasan permasalahan tersebut:
- Masalah Kemiskinan dan Pengangguran
Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah kronis di Indonesia yang berdampak langsung pada pasar konsumen. Banyak bisnis menargetkan masyarakat kelas menengah ke bawah, tetapi daya beli kelompok ini seringkali terbatas, terutama dalam membeli produk yang bukan merupakan kebutuhan pokok. Dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, perusahaan mungkin harus memikirkan strategi untuk tidak hanya mengandalkan pasar menengah ke bawah tetapi juga menargetkan pasar yang lebih luas termasuk kelas menengah ke atas.
- Krisis Nilai Tukar terhadap Utang Luar Negeri
Krisis nilai tukar, seperti yang terjadi pada tahun 1997 silam, dapat mempengaruhi bisnis yang bergantung pada pinjaman atau modal dari luar negeri. Ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing seperti dolar, biaya utang dalam mata uang asing menjadi jauh lebih tinggi, yang menyebabkan beban keuangan meningkat. Perusahaan yang tidak melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar (hedging) dapat mengalami kerugian besar.
- Permasalahan Perbankan dan Kredit Macet
Inflasi yang tinggi dan utang luar negeri seringkali menyebabkan gangguan pada sektor perbankan. Bisnis yang bergantung pada pinjaman bank mungkin kesulitan mengakses kredit karena likuiditas yang menurun. Kredit macet juga dapat mempengaruhi perusahaan kecil dan menengah, yang mungkin sulit mendapatkan modal tambahan untuk mengembangkan bisnisnya.
- Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh besar terhadap permintaan dan produksi bisnis. Ketika pertumbuhan ekonomi melambat, inflasi dapat menyebabkan kenaikan harga bahan baku, yang meningkatkan biaya produksi. Pengangguran yang tinggi juga berkontribusi terhadap penurunan permintaan produk, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan bisnis.
- Masalah Inflasi
Inflasi yang tinggi mengindikasikan adanya kelebihan permintaan di tingkat makro yang dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Bagi bisnis, inflasi menyebabkan peningkatan biaya operasional, terutama dalam hal bahan baku, yang mempengaruhi margin keuntungan. Inflasi juga mengurangi daya beli konsumen, terutama di kalangan berpenghasilan rendah, sehingga menurunkan permintaan.
- Hubungan Internasional
Kerjasama ekonomi internasional melalui perdagangan dan investasi asing dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menimbulkan tantangan. Fluktuasi dalam neraca pembayaran atau nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi bisnis, terutama yang terlibat dalam ekspor dan impor. Perusahaan harus mampu menavigasi risiko global seperti tarif, peraturan perdagangan, dan nilai tukar mata uang.
Dampak Positif dan Negatif Faktor Makroekonomi
- Positif: Ketika permintaan barang atau jasa meningkat, hal ini dapat meningkatkan pendapatan bagi penyedia atau produsen. Misalnya, penurunan pasokan barang tertentu dapat menyebabkan permintaan yang lebih tinggi, mendorong harga naik dan memberikan keuntungan bagi bisnis.
- Negatif: Faktor-faktor seperti krisis keuangan global dapat membawa dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Sebagai contoh, krisis keuangan tahun 2008 menyebabkan perlambatan ekonomi global yang merugikan banyak negara, termasuk penurunan investasi, peningkatan pengangguran, dan defisit anggaran.
Ekonomi makro berusaha memahami interaksi dari faktor-faktor tersebut dan bagaimana kebijakan yang tepat dapat memaksimalkan dampak positif sambil meminimalkan dampak negatif pada ekonomi.
Peran Pemerintah
Dalam ekonomi makro, peranan pemerintah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menjalankan berbagai kebijakan untuk mengarahkan perekonomian ke arah yang lebih baik dan mengatasi berbagai tantangan ekonomi, seperti inflasi, pengangguran, dan ketimpangan ekonomi. Berikut adalah peranan utama pemerintah dalam ekonomi makro:
- Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter berkaitan dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat, yang dilakukan oleh bank sentral (seperti Bank Indonesia). Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas harga (mengendalikan inflasi) dan memastikan tingkat suku bunga yang memadai untuk mendorong investasi serta pertumbuhan ekonomi.
Instrumen kebijakan moneter meliputi:
- Penyesuaian tingkat suku bunga: Tingkat suku bunga yang rendah dapat mendorong pinjaman dan investasi, sementara tingkat suku bunga tinggi membantu menekan inflasi.
- Operasi pasar terbuka: Bank sentral membeli atau menjual surat berharga pemerintah untuk mengatur jumlah uang beredar.
- Pengaturan cadangan wajib: Bank sentral dapat mengubah persentase cadangan wajib bank komersial untuk mempengaruhi kemampuan bank dalam memberikan pinjaman.
- Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui pengaturan pendapatan (terutama melalui pajak) dan pengeluaran negara. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, dan menjaga kestabilan harga.
Instrumen kebijakan fiskal meliputi:
- Pajak: Pemerintah dapat menaikkan atau menurunkan pajak untuk mempengaruhi pendapatan masyarakat dan perusahaan. Pajak yang tinggi dapat mengurangi konsumsi dan investasi, sedangkan pajak rendah dapat mendorong pertumbuhan.
- Pengeluaran pemerintah: Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran untuk proyek infrastruktur, subsidi, atau program sosial untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan permintaan agregat.
- Peranan Pemerintah dalam Perekonomian Global
Dalam konteks ekonomi global, pemerintah juga memiliki peranan dalam mengatur kebijakan perdagangan internasional dan investasi asing. Dengan ekonomi yang semakin terbuka (open economy), pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ekonomi domestik sejalan dengan dinamika internasional.
- Kebijakan perdagangan: Pemerintah menetapkan kebijakan terkait tarif, kuota, dan perjanjian perdagangan untuk mengatur arus barang dan jasa antarnegara.
- Kebijakan nilai tukar: Pemerintah, bersama bank sentral, memantau dan mengelola nilai tukar mata uang nasional agar tetap kompetitif di pasar global.
- Perjanjian ekonomi internasional: Pemerintah terlibat dalam negosiasi perdagangan dan perjanjian internasional seperti perjanjian bilateral atau multilateral yang bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antarnegara.
- Mengatasi Ketidakstabilan Ekonomi
Salah satu peran penting pemerintah dalam ekonomi makro adalah menjaga stabilitas ekonomi. Ketidakstabilan dapat muncul dari berbagai faktor, seperti krisis finansial, inflasi yang tak terkendali, atau resesi. Dalam kondisi ini, pemerintah seringkali menerapkan kebijakan stimulus fiskal atau moneter untuk mengembalikan perekonomian ke jalur yang sehat. Misalnya:
- Stimulus fiskal berupa peningkatan belanja pemerintah selama masa resesi untuk mendorong aktivitas ekonomi.
- Pelonggaran moneter (monetary easing) dengan menurunkan suku bunga untuk memfasilitasi pinjaman yang lebih murah.
- Peran Pemerintah dalam Perekonomian Terbuka
Dalam perekonomian terbuka, peran pemerintah tidak hanya terbatas pada kebijakan dalam negeri tetapi juga mencakup kebijakan yang terkait dengan interaksi ekonomi global. Ini termasuk:
- Kebijakan proteksi: Pemerintah mungkin memberlakukan kebijakan proteksi untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan global yang tidak sehat.
- Penanganan defisit neraca pembayaran: Pemerintah bekerja sama dengan bank sentral untuk mengelola cadangan devisa dan mengatasi masalah yang terkait dengan defisit neraca perdagangan.
Dengan peran yang signifikan ini, pemerintah berfungsi sebagai pengendali dan penyeimbang ekonomi makro untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan secara berkelanjutan dan stabil, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Penutup
Sebagai cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian secara keseluruhan, ekonomi makro memiliki peran yang sangat penting dalam membantu memahami dan mengelola tantangan ekonomi suatu negara. Dengan fokus pada isu-isu besar seperti inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan fiskal serta moneter, ekonomi makro memberikan wawasan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas dan mendorong kemakmuran. Pemahaman yang baik terhadap ekonomi makro memungkinkan negara untuk menghadapi krisis ekonomi, memaksimalkan potensi pertumbuhan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di tengah dinamika global yang kompleks, studi ekonomi makro tetap menjadi kunci dalam mencapai tujuan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan. Sekian dan terima kasih.
Sumber:
- https://www.gramedia.com/literasi/ekonomi-makro/
- https://www.superprof.co.id/blog/seputar-ekonomi-makro/
- https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-ekonomi-makro.html
- https://www.finansialku.com/lifestyle/perbedaan-ekonomi-makro-dan-ekonomi-mikro/
- https://repositori.uin-alauddin.ac.id/15551/1/Ekonomi%20Makro%20-%20Pengantar.pdf