Bangun Industri Galangan Kapal di Indonesia, Bangunkan Raksasa Tidur

Sebagai sebuah negara maritim, Indonesia memiliki potensi transportasi laut yang sangat besar. Kapal-kapal besar sampai tradisional tidak hanya menjadi moda […]

Sebagai sebuah negara maritim, Indonesia memiliki potensi transportasi laut yang sangat besar. Kapal-kapal besar sampai tradisional tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga berperan sebagai pemersatu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Namun industri maritim kita tergolong tertinggal dari negara-negara lain, termasuk tertinggal dari negara yang bukan negara kepulauan [1]. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung industri galangan kapal yang menyokong kebutuhan transportasi laut dengan perhatian yang sangat tinggi, dari gagasan poros maritim dan tol laut, pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi industri perkapalan, hingga dengan pesanan Kementerian Perhubungan yang memesan 188 unit kapal senilai Rp. 11,8 triliun secara multi years sejak 2015 hingga 2017 [2][3]. Langkah tersebut diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri perkapalan secara merata di Indonesia.Industri galangan kapal Indonesia dengan perputaran uang untuk transportasi laut sebesar Rp. 50,7 triliun per tahun, seharusnya menjadi galangan yang tangguh, modern, dan sumber devisa Indonesia. Angka sebesar itu akan lebih besar lagi apabila potensi laut yang berupa kekayaan perikanan, sumber daya alam dan pariwisata laut; jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa; posisi strategis Indonesia di antara dua benua, dua samudra serta lalu lintas perdagangan dunia diberdayakan secara optimal [4]. Total investasi di sektor industri kapal ini mencapai 1.426 juta US Dollar (setara dengan 14,26 triliun rupiah) dengan menyerap tenaga kerja sebesar 35.000 orang [5].

Data Kementerian Perindustrian menyebutkan, saat ini ada 250 galangan kapal yang sebagian besar adalah galangan kapal dalam skala kecil dan 4 buah galangan kapal milik pemerintah yaitu : PT Dok & Perkapal Kodja Bahari, PT PAL Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya dan PT Industri Kapal Indonesia. Perusahaan galangan dalam negeri yang berjumlah 250 tersebut tersebar di Indonesia, 37% berada di pulau Jawa, 26% di Sumatra, 25% di Kalimantan dan 12% berada di kawasan timur Indonesia, dengan kapasitas pembangunan kapal terpasang sebesar 140.000 GT per tahun. Namun demikian rata-rata produksi kapal per tahun sebesar 85.000 GT sedangkan rata-rata reparasi kapal baru mencapai 65.000 GT per tahun [5].

Padahal sebenarnya potensi pasar galangan kapal dalam negeri sangatlah besar. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingginya kebutuhan angkutan perdagangan internasional dan antar pulau yang mencapai volume 400 juta ton per tahun. Selain itu Komisaris Utama PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Soerjono mencontohkan, sektor pupuk dapat memesan kapal pupuk curah dan begitu juga untuk sektor semen. Namun demikian hanya 18,08% yang menggunakan kapal berbendera Indonesia [3]. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan perusahaan pelayaran nasional untuk membeli armada kapal dari galangan kapal dalam negeri [5]. Desain dan perakitan industri kapal lokal memang telah dilakukan 100% di dalam negeri, tetapi struktur komponen bahan baku kapal sebanyak 70% masih impor dan hanya 30% yang komponennya dibuat lokal [1]. Kondisi tersebut diperparah dengan harga minyak dunia yang belum membaik sehingga membuat aktivitas industri galangan kapal semakin menurun.

Kondisi terkini, terdapat tidak kurang dari 10.500 kapal barang dan angkutan manusia yang beredar di laut Indonesia. Jumlah itu belum termasuk kapal yang dimiliki oleh para nelayan. Kapal yang berjumlah 10.500 unit tersebut nantinya harus melakukan doking tiap 18-20 bulan sekali untuk pemeliharaan dan perbaikan, sehingga hal tersebut menjadikan peluang pasar tetap untuk pemeliharaan dan perbaikan [6]. Dengan demikian, Indonesia mendapat nilai lebih ekonominya. Selain memberikan manfaat dari proses docking tersebut, akan ada peningkatan pada beban dasar untuk menggerakan industri komponen kapal di Indonesia.

Dari industri kapal yang ada di Indonesia, setidaknya perusahaan lokal telah memiliki pengalaman membuat kapal curah, kapal trailer sampai dengan 19 ribu GT, kapal oil tanker, kapal penumpang bermuatan 500 orang, kapal keruk, kapal barang, kapal kontainer, kapal ikan, kapal tarik, kapal patrol, kapal penyebrangan, kapal perintis, kapal perang nonkombatan, kapal perang kombatan, dan kapal pendukung migas.

[Nur Abdillah Siddiq]

Sumber :

  1. http://www.gresnews.com/berita/ekonomi/150178-tidur-panjang-industri-galangan-kapal/0/
  2. http://industri.bisnis.com/read/20160424/257/541136/galangan-kapal-pelaku-industri-berharharap-industri-komponen-lokal-tumbuh
  3. https://supplychainindonesia.com/new/tol-laut-industri-galangan-kapal-bisa-terdorong/
  4. Angger Pancasagung. 2005. Strategi Pengembangan Bisnis Galangan Kapal (Studi Kasus Galangan Kapal PT. Jasa Marina Indah) Jakarta. Institut Pertanian Bogor.
  5. Aulia Windyardani. 2008. Prospek Industri Galangan Kapal Dalam Negeri Guna Menghadapi Persaingan Global. Jurnal Teknik : Vol. 29 No. 1 Tahun2008, ISSN0852-1697.
  6. Kementerian Perhubungan RI. 2012. Transmedia Majalah Kementerian Perhubungan. Edisi 11. Jakarta : Kementerian Perhubungan RI.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top