Generasi Z merupakan kelompok individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an. Tak bisa dipungkiri, kini mereka telah memasuki pasar kerja dengan pandangan unik tentang kehidupan dan pekerjaan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi ini adalah mencapai keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Istilah work-life balance menjadi diskusi menarik yang mengedepankan keseimbangan antara berbagai perannya. Greenhaus, Collins, & Shaw (2003) melihat work-life balance sebagai suatu keseimbangan peran yang satu dengan peran lainya, contohnya peran sebagai pekerja dan anggota keluarga. Menurut Frame & Hartog (2003) work-life balance artinya karyawan bisa menggunakan waktu kerjanya secara fleksibel antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi, keluarga, hobi, pendidikan dan lain sebagainya untuk mencapai keseimbangan.
Prioritas Generasi Z dalam Work-Life Balance
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal for Scientific Studies oleh Mahardika, dkk (2022) menyatakan bahwa karyawan yang berasal dari generasi Z lebih mengutamakan pekerjaan dengan fleksibilitas serta lingkungan yang mendorong adanya kesempatan pengembangan diri. Generasi ini sering menempatkan nilai pada fleksibilitas waktu, kesempatan untuk pengembangan pribadi, dan keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan sosial. Dalam studi tersebut juga disebutkan tentang beberapa faktor yang menggambarkan kondisi yang paling berkontribusi terhadap pencapaian work-life balance di antaranya personal life interference with work (43,9%) dan work interference of personal life (36,8%). Adapun faktor gender, tempat tinggal, jam kerja, serta pendapatan justru memiliki kecenderungan atas pencapaian work-life balance yang rendah.
Strategi Penyesuaian untuk Menjaga Keseimbangan
Dalam upaya mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, Generasi Z telah mengadopsi berbagai strategi penyesuaian. Beberapa di antaranya adalah
1. Pemanfaatan Teknologi: Generasi Z tentu sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini pun dilakukan dalam rutinitas keseharian untuk mengatur jadwal, bekerja secara fleksibel, dan tetap terhubung dengan rekan kerja tanpa terbatas oleh batasan fisik tempat kerja.
2. Prioritaskan Kesehatan Mental: Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental telah mendorong generasi ini dalam mengutamakan waktu untuk porsi istirahat, refleksi, dan pemulihan dari tekanan kerja. Dengan demikian, keseimbangan antar peran lebih bisa dioptimalkan dengan kesadaran atas kesehatan jiwa yang kian peka untuk dimasifkan.
3. Boundary Setting: Generasi Z belajar untuk menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, memastikan bahwa mereka memiliki waktu yang cukup untuk kegiatan di luar pekerjaan dan waktu saat bekerja. Dengan ketegasan sikap atas batasan yang dimiliki, sebagai individu tentu diharapkan dapat berlaku adil terhadap berbagai peran yang diamanahkan.
Baca juga: Peran Generasi Z: Masa Depan Perekonomian yang Penuh Potensi – Warung Sains Teknologi (warstek.com)
Implikasi bagi Tempat Kerja
Dalam konteks tempat kerja, pemahaman terhadap prioritas dan strategi penyesuaian generasi Z mengenai work-life balance menjadi hal yang penting. Perusahaan dapat merespons adanya pemahaman ini dengan menyediakan fleksibilitas kerja, program kesejahteraan karyawan, dan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Dengan begitu, karyawan menjadi lebih terdorong semangat dan etos kerjanya sehingga secara tidak langsung pun akan berkontribusi pada produktivitas.
Kesimpulan
Studi tentang generasi Z dan work-life balance menyoroti pentingnya memahami nilai-nilai, prioritas, dan strategi adaptasi mereka dalam mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan pendekatan yang sesuai, baik individu maupun organisasi dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan dan produktivitas generasi Z di era modern ini.
Referensi
Mahardika, A. A., Ingarianti, T. M., & Zulfiana, U. (2022). Work-life balance pada karyawan generasi Z. Collabryzk Journal for Scientific Studies, 1, 1-16.