Taukah kamu? Kecenderungan Memilih Universitas dan Berprestasi Ketika Kuliah Ternyata Dipengaruhi oleh Faktor Genetik

Penelitian mengenai keberhasilan suatu universitas biasanya dikaitkan dengan penghasilan, kesehatan dan kesejahteraan di kemudian hari. Keberhasilan universitas ini maksudnya adalah […]

blank

Penelitian mengenai keberhasilan suatu universitas biasanya dikaitkan dengan penghasilan, kesehatan dan kesejahteraan di kemudian hari. Keberhasilan universitas ini maksudnya adalah pola pendaftaran dan prestasi-prestasi yang pernah ditorehkan universitas, serta kualitas universitas. Penelitian yang dilakukan oleh Emily Smith-Woolley dkk terbilang baru dan unik karena telah berhasil menemukan adanya keterkaitan antara keberhasilan universitas dengan genetika. Penelitian Woolley dkk dilakukan dengan menggunakan sampel 3000 individu di Inggris dan 3000 pasang orang kembar.

Penelitian sebelumnya hanya menggunakan DNA saja yang ternyata DNA mendukung pengaruh genetik pada keberhasilan universitas. Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang beranjak dewasa memilih dan memodifikasi pendidikan mereka berdasarkan kecenderungan genetik serta menyoroti potensi berbasis DNA dalam kehidupannya. Gen memiliki peran yang besar, gen sangat mempengaruhi optimisme dan persistensi seseorang.  Sejak zaman Yunani Kuno, banyak orang telah memperdebatkan hakikat hidup yang baik dan sifat alami dari kehidupan yang baik. Gen orang tua yang pintar melahirkan keturunan-keturunan yang cerdas pula. Gen orang tua yang baik cenderung melahirkan keturunan-keturunan yang baik pula. Gen memilik peran besar, meskipun banyak juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan.

Perbedaan pendapatan antara lulusan sekolah menengah dan universitas diperkirakan mencapai  $1 juta selama hidup. Perbedaan pendapatan ini dipengaruhi oleh tipikal universitas yang dimasuki, serta prestasi selama berkuliah di universitas tersebut. Sebuah penelitian besar mengenai genetika dengan tipe penelitian kuantitatif menyebutkan prestasi di masa kanak-kanak dan remaja cenderung diwariskan mulai dari 40-60%. Penelitian dilakukan lagi dengan menggunakan data yang sama dengan menyelidiki faktor keturunan/heritabilitas terhadap ujian masuk universitas yang dilakukan untuk remaja berusia 18 tahun. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa keputusan mengambil ujian masuk di universitas serta nilai rata-rata siswa  secara substansial dipengaruhi oleh faktor genetika.

blank

Prestasi yang didapatkan selama sekolah menengah cenderung sangat dipengaruhi oleh genetika dan selalu stabil dalam proses pengembangannya. Pola stabilitas ketika memasuki universitas terbilang belum jelas. Hal tersebut dikarenakan ketika bersekolah menengah relatif menggunakan kurikulum yang harus diikuti, sedangkan universitas menyediakan kesempatan yang lebih besar untuk mahasiswa mengembangkan minatnya dan memilih lingkungannya berdasarkan bakat alamiah mereka. Contohnya seseorang yang secara alami berbakat matematika cenderung memilih universitas dengan program studi matematika, mengambil ekstra kelas matematika atau bergabung dalam klub matematika. Karena itu mau mendaftar di universitas mana, bagaimana reputasi universitas tersebut, cenderung dipengaruhi oleh faktor genetika.

Penelitian mengenai genetika molekuler telah mengkonfirmasi kontribusi genetika terhadap beragam pendididikan berbasis karakter. Genome Polygenic Scores (GPS) yaitu skor poligenik genom yang mengumpulkan efek-efek ribuan varian DNA melalui studi Genome-Wide Association (GWA). GPS dapat digunakan untuk memprediksi pencapaian dan prestasi pendidikan.

Penelitian Woolley dkk ini menggunakan pendekatan multi-method untuk menguji keabsahan bahwa genetika berpengaruh terhadap keberhasilan universitas. Penelitian Woolley menggunakan data genetik molekuler dan kembar. Metode pertama yaitu melakukan studi sensitivitas genetik pada keberhasilan universitas, seperti prestasi pada ujian masuk universitas, pendaftaran universitas, kualitas universitas (ranking universitas), kualitas universitas berdasarkan pada pencapaian-pencapaian sebelumnya dan saat ini.

Analisis data kembar genetik menunjukkan pengaruh genetik pada prestasi ujian masuk universitas (57%), pendaftaran universitas (51%), kualitas universitas (57%), dan prestasi universitas (46%). Analisis yang digunakan dalam penelitian Emily dkk adalah analisis ganda yaitu analisis univariat dan multivariat, yang menunjukkan korelasi genetik yang tinggi antara variabel-variabel keberhasilan universitas (0,27-0,76). Penelitian Wooley ini merupakan penelitian kali pertama yang membuktikan bahwa pengaruh genetik terhadap pencapaian akademik berlanjut hingga ke jenjang universitas. Penelitian Wooley juga mendukung penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh sekitar 20% pada masa-masa usia wajib belajar. Misalnya kakak-adik bersekolah di sekolah yang sama, memiliki banyak teman yang sama, dan menghabiskan banyak waktunya di rumah dengan pengawasan penuh orang tua. Namun, ketika sudah mulai peralihan remaja ke dewasa, mereka memiliki kebebasan penuh atas pendidikannya, ekstrakurikuler mana yang akan diambil, serta bagaimana memanfaatkan waktu.

Prediksi skor poligenik dan prediksi risiko lingkungan, seperti karakteristik keluarga, lingkungan sekitar, dan sekolah dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi anak-anak dengan masalah pendidikan di usia yang sangat dini. Anak-anak yang bermasalah ini kemudian dapat diberikan program belajar yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Kelebihan skor poligenik adalah kemampuan prediksi yang akurat pada saat kelahiran ataupun di masa mendatang sehingga dapat membantu anak-anak yang kemungkinan besar akan mengalami kesulitan belajar.

Penelitian Wooley mendukung penelitian-penelitian sebelumnya bahwa faktor genetika berpengaruh terhadap kesuksesan. Selain itu juga semakin memperluas lagi bahwa hingga faktor genetika masih juga berpengaruh hingga seseorang tersebut masuk dan beprestasi di perguruan tinggi. Meskipun begitu penelitian Wooley belum menyebutkan tokoh-tokoh besar yang telah terbukti sukses berdasarkan studi genetika, karena memang penelitian Wooley difokuskan untuk remaja yang telah beranjak dewasa, yaitu yang lahir antara Januari 1994 hingga Desember 1996.

Sumber:

Woolley, Emily Smith dkk. 2018. The genetics of university success. Jurnal Scientific Reports, Vol.8, hlm 1-9.

https://www.york.ac.uk/study/undergraduate/courses/bsc-genetics/

https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-45544094

https://www.merdeka.com/gaya/benarkah-gen-bisa-pengaruhi-kesuksesan-seseorang.html

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.