“Hoaks lagi, hoaks lagi”. Itulah yang mungkin kita rasakan jika membaca pesan di grup WhatsApp Keluarga. Hoaks kesehatan menjadi tantangan serius di era digital. Informasi kesehatan yang salah atau menyesatkan dapat menyebar dengan cepat melalui media sosial, memperkeruh pemahaman masyarakat, dan bahkan membahayakan nyawa. Mulai dari klaim penyembuhan ajaib hingga teori konspirasi tentang vaksin, hoaks ini sering kali dibuat dengan tujuan menimbulkan ketakutan, kebingungan, atau kepentingan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara memilah informasi kesehatan yang kredibel guna melindungi diri dan orang lain dari dampak negatifnya. Untuk panduan lebih lanjut tentang memilah informasi kesehatan, kunjungi idibaritoselatan.org.
Mengapa Hoaks Kesehatan Mudah Menyebar?
- Emosi yang Dimainkan
Hoaks sering dirancang untuk membangkitkan emosi seperti ketakutan, kekhawatiran, atau harapan berlebihan. Hal tersebut membuat orang lebih mudah percaya dan menyebarkannya tanpa memeriksa kebenarannya. - Kurangnya Literasi Digital
Banyak orang kesulitan membedakan antara informasi faktual dan opini atau manipulasi di dunia maya. - Kurangnya Edukasi Kesehatan
Minimnya pengetahuan dasar tentang kesehatan membuat masyarakat rentan terhadap klaim yang terdengar ilmiah tetapi sebenarnya tidak berdasar. - Efek Viral Media Sosial
Algoritma media sosial sering kali memprioritaskan konten yang banyak dibagikan, bukan yang paling akurat.
Ciri-Ciri Hoaks Kesehatan
- Judul Sensasional atau Provokatif
- Menggunakan kata-kata seperti “Rahasia yang Dokter Tidak Mau Anda Tahu” atau “Penyembuhan Ajaib yang Disembunyikan”.
- Tidak Menyebutkan Sumber Kredibel
- Informasi tidak mencantumkan referensi dari jurnal ilmiah atau institusi resmi.
- Bahasa yang Cenderung Bombastis
- Kalimat berlebihan seperti “100% Terbukti Ampuh” tanpa penjelasan ilmiah.
- Klaim yang Terlalu Bagus untuk Benar
- Misalnya, obat herbal yang diklaim bisa menyembuhkan semua jenis kanker tanpa efek samping.
- Menggunakan Gambar atau Grafik yang Tidak Relevan
- Sering kali gambar atau data diambil tanpa konteks untuk mendukung klaim palsu.
Cara Memilah Informasi Kesehatan yang Kredibel
- Periksa Sumber Informasi
- Pastikan informasi berasal dari sumber terpercaya seperti WHO, Kementerian Kesehatan, atau jurnal ilmiah terkemuka.
- Cari Referensi Ilmiah
- Klaim kesehatan yang benar biasanya didukung oleh penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
- Cek Kredibilitas Penulis atau Narasumber
- Pastikan penulis atau narasumber memiliki latar belakang di bidang kesehatan atau sains.
- Verifikasi dengan Situs Pemeriksa Fakta
- Gunakan platform seperti MAFINDO atau TurnBackHoax untuk mengecek kebenaran informasi.
- Hati-Hati dengan Testimoni Pribadi
- Testimoni individu sering digunakan untuk mendukung klaim, tetapi ini bukan bukti ilmiah.
- Perhatikan Tanggal Publikasi
- Informasi kesehatan yang sudah lama mungkin sudah tidak relevan atau ketinggalan zaman.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Hoaks?
- Jangan Langsung Membagikan
- Tahan diri untuk tidak menyebarkan informasi sebelum memastikan kebenarannya.
- Laporkan Konten
- Gunakan fitur pelaporan pada platform media sosial untuk mengurangi penyebaran hoaks.
- Edukasi Orang Lain
- Berikan penjelasan kepada keluarga atau teman tentang pentingnya memeriksa kebenaran informasi.
- Sebarkan Informasi yang Kredibel
- Bagikan sumber tepercaya untuk membantu orang lain mendapatkan pemahaman yang benar.
Dampak Negatif Menyebarkan Hoaks Kesehatan
- Meningkatkan Kecemasan Masyarakat
- Hoaks yang menyebar dapat memicu ketakutan atau kepanikan yang tidak perlu.
- Mengganggu Kepercayaan pada Tenaga Medis
- Informasi palsu sering kali menyerang institusi kesehatan, merusak reputasi tenaga medis.
- Bahaya Kesehatan Nyata
- Hoaks tentang pengobatan alternatif yang salah bisa membuat pasien menunda atau menolak pengobatan medis yang sebenarnya efektif.
Kesimpulan
Hoaks kesehatan dapat membawa dampak serius jika tidak ditangani dengan bijak. Sebagai individu yang bertanggung jawab, kita harus meningkatkan literasi digital dan kesadaran akan pentingnya informasi kesehatan yang kredibel. Jangan mudah percaya pada klaim yang belum terbukti, dan selalu periksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Mari bersama-sama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih sadar dan terlindungi dari bahaya hoaks kesehatan.
Referensi
World Health Organization (WHO). (2021). How to report misinformation online. Retrieved from https://www.who.int/
Komdigi. (2020). INI CARA MENGATASI BERITA “HOAX” DI DUNIA MAYA. Retrieved from https://www.kominfo.go.id/
Turn Back Hoax (MAFINDO). (2023). Hoax Buster Resources. Retrieved from https://turnbackhoax.id/
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). Understanding health literacy: Promoting clear communication. Retrieved from https://www.cdc.gov/
European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). (2020). Infodemic management: Addressing mis- and disinformation during pandemics. Retrieved from https://www.ecdc.europa.eu/
National Institutes of Health (NIH). (2021). Health misinformation: How it spreads and how to stop it. Retrieved from https://www.nih.gov/