Dalam lanskap perawatan kulit dan kecantikan yang terus berkembang, kemajuan dalam bidang farmasi dan bioteknologi telah membuka jalan bagi produk-produk inovatif yang mendefinisikan ulang pendekatan kita terhadap perawatan kulit. Salah satu keajaiban yang telah menarik perhatian adalah Jelly Kecantikan Kolagen DNA yang diinfuskan dengan Salmon—sebuah produk yang menggabungkan ilmu pengetahuan, alam, dan kecantikan secara sempurna.
Di inti dari produk revolusioner ini terdapat kolagen, protein yang melimpah di kulit kita yang memberikan struktur, elastisitas, dan kekuatan. Produksi kolagen secara alami menurun seiring bertambahnya usia, menyebabkan tanda-tanda penuaan seperti keriput, garis halus, dan kulit kendur. Mengakui peran penting kolagen dalam menjaga kulit tetap muda, para peneliti telah menjelajahi bioteknologi untuk mengeksploitasi kekuatannya dan meningkatkan efektivitasnya.
Penggunaan DNA dalam formulasi kolagen ini mewakili pendekatan yang inovatif. DNA, cetak biru kehidupan, menyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk fungsi seluler dan regenerasi. Dengan memasukkan DNA ke dalam produk perawatan kulit berkolagen, ilmuwan bertujuan untuk mengoptimalkan pembaharuan kulit pada tingkat seluler, mempromosikan kulit yang lebih sehat dan tahan lama.
Namun, yang membedakan Jelly Kecantikan Kolagen DNA adalah penambahan unik ekstrak Salmon. Salmon, yang dipuja karena sumber asam lemak omega-3, vitamin, dan mineralnya yang kaya, telah lama dipuji karena manfaat kesehatannya. Namun, potensinya dalam perawatan kulit baru-baru ini terungkap. Ekstrak Salmon diyakini memiliki sifat antioksidan yang melindungi kulit dari stres oksidatif dan peradangan, sambil juga mempromosikan hidrasi dan elastisitas.
Sinergi antara kolagen, DNA, dan ekstrak Salmon dalam bentuk jelly menawarkan pendekatan yang beragam terhadap perawatan kulit. Kolagen mengembalikan dukungan struktural yang hilang, DNA merangsang perbaikan dan regenerasi seluler, dan ekstrak Salmon memberi nutrisi dan menyegarkan kulit dari dalam. Bersama-sama, mereka membentuk trio yang kuat yang mengatasi berbagai masalah perawatan kulit, mulai dari penuaan dan kekeringan hingga kusam dan tekstur kulit yang tidak merata.
Selain itu, sistem pengiriman dalam bentuk jelly menawarkan keunggulan yang berbeda. Berbeda dengan krim atau serum tradisional, jelly biasanya memiliki tekstur ringan dan tidak berminyak yang cepat diserap oleh kulit, memberikan bahan aktif dengan lebih efisien. Ini memastikan penetrasi dan efektivitas yang optimal, memaksimalkan manfaat untuk kulit.
Di luar manfaat ilmiahnya, Jelly Kecantikan Kolagen DNA dengan Salmon mewakili pergeseran paradigma dalam industri kecantikan—sebuah perpisahan dari perbaikan permukaan menuju solusi perawatan kulit holistik yang berakar dalam penelitian ilmiah dan inovasi. Ini mencerminkan perpaduan alam dan teknologi, menawarkan konsumen campuran bahan alami yang ditingkatkan oleh bioteknologi canggih.
Sebelum mendalami Jelly Kecantikan ini, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu Edible Vaccines, Edible Vaccines adalah vaksin subunit di mana gen yang dipilih dimasukkan ke dalam tanaman dan tanaman transgenik kemudian diinduksi untuk memproduksi protein yang dikodekan. Edible Vaccines adalah makanan yang mengandung vitamin, protein, atau nutrisi lain yang berfungsi sebagai vaksin untuk melawan penyakit tertentu . Setelah tanaman, buah, atau produk turunan tanaman dicerna secara oral, vaksin ini akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh. Ada pula DNA yang akan dimasukan kedalam edible vaccines adalah Polydeoxyribonucleotide (PDRN) terdiri dari fragmen DNA yang berasal dari sel sperma Oncorhynchus mykiss (ikan salmon trout) atau Oncorhynchus keta (ikan salmon chum).
Proses penuaan sendiri dapat terjadi dengan tanda – tanda seperti garis – garis halus diwajah, kerutan, kulit kering dan kendur. Penyebab dari penuaan adalah adanya Reactive oxygen species (ROS) atau yang biasa dikenal dengan radikal bebas. Radikal bebas inilah yang menyebabkan penuaan pada wajah semakin cepat. Solusi untuk mencegah penuaan yaitu dengan sintesis kolagen yang mampu membuat wajah kembali menjadi lebih kencang. Salah satu produk yang dapat membantu tubuh menghasilkan kolagen lebih baik yaitu DNA salmon. DNA salmon ini dapat membantu peremajaan kulit. Salah satu cara penggunaan DNA salmon ini dengan menggunakan suntikan, disuntikan secara langsung ke wajah. Namun, hal ini beresiko menyebabkan alergi pada wajah, ruam, merah dan gatal – gatal.
Melalui Bioteknologi, pemanfaatan DNA salmon dapat lebih efektif dan aman dimana DNA salmon akan dimasukan kedalam sel tumbuhan yang buahnya dapat dimakan. Sebagai contoh DNA salmon ini dapat dimasukan kedalam tumbuhan pisang, sehingga pisang yang dihasilkan akan memiliki DNA salmon. Pisang dengan DNA salmon ini selanjutnya dapat dimanfaatkan baik dimakan secara langsung maupun diolah menjadi bahan perawat wajah.
Teknik bioteknologi yang digunakan merupakan teknik menyisipkan DNA ke dalam tumbuhan melalui vektor atau kendaraan pembawa gen. Sehingga dihasilkan tanaman transgenik yang jika dikonsumsi dapat meningkatkan produksi kolagen dan menginduksi efek anti penuaan dengan kata lain dapat menghambat penuaan pada wajah. Melalui tanaman transgenik ini akan lebih aman dibandingkan harus menyuntikan DNA salmon langsung ke kulit.
Kelebihan dari bioteknologi ini adalah praktis, ekonomis, dan tentu saja aman karena berupa makanan. Namun tentu saja tak ada gading yang tak retak, masih perlu beberapa inovasi untuk mengatasi beberapa kekurangan dari metode ini diantaranya adalah masa penyimpanan yang singkat, karena buah-buahan dapat mengalami pembusukan serta konsentrasi dan takaran untuk membuatnya, dan tentu saja masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji keberhasilan metode ini.
Referensi:
Purnama, D. J. A., & Astuti, K. W. (2023, November). Efek Nutrasetikal Kolagen Terhadap Kesehatan Kulit. In Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi (Vol. 2, pp. 1-15).
Thahir, Z., & Wahyuni, Y. S. (2021). Aktivitas Gel Kolagen Sisik Ikan Bandeng (Chanos chanos) Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus jujuba) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Media Farmasi, 17(2), 174-184.