Suatu hari yang cerah, kamu sebagai mahasiswa semester akhir yang kehidupannya sedikit bahagia, mendadak kamu merasa lemas, otot ototmu sulit untuk digerakkan, dan pandanganmu mulai menggelap. Mungkin kamu merasa ini akhir dari hidupmu, tetapi kamu sadar usia kamu baru 20 tahun, mungkinkah kamu terkena stroke? Diikuti dengan pandanganmu yang memburam dan beberapa saat kemudian kamu sudah ada di rumah sakit.
Pertanyaan ini masih belum hilang dari benakmu? Mungkinkah kamu terkena stroke di usia muda?
Definisi Stroke
Pada tahun 1978, WHO mendefinisikan Stroke sebagai defisit neurologis focal maupun global yang disebabkan oleh penyebab serebrovaskular yang bertahan lebih dari 24 jam kecuali terdapat intervensi dengan kematian atau bedah sebelum 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak. Termasuk di dalamnya adalah perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserbral, dan iskemik atau infark otak.[1]
Mungkinkah Stroke di Usia Muda?
Menurut studi AHA yang dipublikasikan pada Februari 2020, disebutkan bahwa 10 hingga 15 persen kejadian stroke terjadi pada usia 18 hingga 50 tahun, bahkan, diantara 1994 hingga 2005 rata rata usia kejadian stroke menurun sekitar 2 tahun, beberapa studi yang lain juga menyebutkan peningkatan kejadian stroke pada usia muda, peningkatan bervariasi bergantung pada metodologi dan sumber data yang digunakan.[2]
Apa itu Penyakit Moyamoya?
Penyakit Moyamoya merupakan suatu kondisi dimana arteri tertentu pada otak terhambat penyalurannya, sehingga akan terbentuk sirkulasi baru untuk mengkompensasi arteri yang terhambat tersebut, sayangnya pembuluh darah baru yang terbentuk seringnya kecil, lemah, dan rentan terjadi perdarahan, aneurisma, ataupun trombosis. Pada gambaran MR Angiografi pembuluh darah ini akan tampak seperti “sesuatu yang berkabut, seperti kepulan asap” (disebutkan ã‚‚ã‚„ã‚‚ã‚„ (moyamoya) dalam bahasa Jepang).
Penyakit ini umum di daerah Asia termasuk Jepang dimana terdapat prevalensi kasus ini sebesar 3 per 100.000 anak, dan langka di Eropa dimana prevalensinya hanya 1/10 dari seluruh pasien yang diobservasi di Jepang. Menurut laporan dari Amerika pada tahun 2005 menyatakan terdapat insidensi 0.086 kasus per 100.000 orang.
(Gambar MR Angiografi perkembangan penyakit moyamoya[3])
Secara umum penyakit ini dapat menimbulkan stroke iskemik dan TIA pada anak anak dan remaja (50-75%) dan stroke perdarahan pada orang dewasa (10-40%), meskipun begitu dapat juga terjadi stroke perdarahan pada anak anak dan stroke iskemik pada orang dewasa meskipun kemungkinannya kecil.
Peran Faktor Genetik pada Penyakit Moyamoya
Faktor Genetik terlihat berperan penting dalam perkembangan penyakit moyamoya. Proporsi pasien yang memiliki orang tua dengan penyakit sama mencapai 10% di Jepang dan 6% di Amerika. studi tahun 2008 memperlihatkan penurunan penyakit secara autosomal dominan melalui lokus 17q25, sedangkan pada studi 2013 memperlihatkan bahwa gen RNF213 ternyata berperan dalam patogenesis moyamoya.[4-5]
Akan tetapi, secara umum proses patogenesis itu sendiri masih belum dipahami secara sempurna.
Tatalaksana dan Pengobatan Penyakit Moyamoya
Terapi medikamentosa digunakan pada pasien yang tidak dapat menjalani pembedahan disebabkan karena resiko yang tinggi ataupun perkembangan penyakit yang masih ringan. agen antiplatelet digunakan untuk mencegah terbentuknya embolus dari arteri yang menyempit di otak. calcium-chanel blocker dapat digunakan untuk mencegah nyeri kepala yang umum terjadi pada penderita.
Pembedahan dilakukan dengan revaskularisasi dari arteri yang masih sehat yang kemudian akan diarahkan untuk memperdarahi daerah otak yang seharusnya menjadi tanggung jawab arteri yang menyempit tersebut. Terapi ini terbukti ampuh untuk mencegah stroke lebih lanjut pada penderita penyakit Moyamoya.
Tulisan ini ditulis hanya sebagai informasi umum dan sama sekali tidak bertujuan untuk menggantikan saran dari tenaga medis profesional.
Jika anda membutuhkan suatu tindakan medis darurat, segeralah menghubungi tim paramedis atau segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Ingatlah untuk selalu meminta petunjuk dokter dan/atau apoteker kepercayaan anda sebelum memulai atau mengganti suatu regimen pengobatan.
Daftar Pustaka
1. WHO MONICA. Project Investigators. The World Health Organization MONICA Project (Monitoring trends and determinants in cardiovascular disease) J Clin Epidemiol 41 105-114. 1988
2. George, M. G. (2020). Risk Factors for Ischemic Stroke in Younger Adults. Stroke, 51(3), 729-735. doi:10.1161/strokeaha.119.024156
3. Scott, R. M., & Smith, E. R. (2009). Moyamoya Disease and Moyamoya Syndrome. New England Journal of Medicine, 360(12), 1226-1237. doi:10.1056/nejmra0804622
4. You, Chao; Ma, Junpeng; Liu, Yi; Ma, Lu; Huang, Siqing; Li, Hao (2013). “RNF213 polymorphism and Moyamoya disease: A systematic review and meta-analysis”. Neurology India. 61 (1): 35–9
5. Mineharu Y, Liu W, Inoue K, et al. Autosomal dominant moyamoya disease maps to chromosome 17q25.3. Neurology 2008;70:2357-63
6. Matsushima T, Inoue T, Ikezaki K, et al. Multiple combined indirect procedure for the surgical treatment of children with moyamoya disease: a comparison with single indirect anastomosis with direct anastomosis. Neurosurg Focus 1998;5(5):e4.