Efektivitas Kebijakan Larangan Ponsel di Sekolah: Solusi atau Tantangan untuk Kesehatan Mental dan Prestasi Siswa?

Beberapa tahun belakangan, banyak sekolah di berbagai negara mulai menerapkan kebijakan yang melarang penggunaan ponsel di sekolah untuk mengatasi dampak negatif teknologi, terutama di kalangan remaja.

Beberapa tahun belakangan, banyak sekolah di berbagai negara mulai menerapkan kebijakan yang melarang penggunaan ponsel di sekolah untuk mengatasi dampak negatif teknologi, terutama di kalangan remaja. Peningkatan kekhawatiran tentang kesehatan mental siswa, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur, membuat banyak orang percaya bahwa pembatasan ponsel di sekolah bisa jadi solusi yang efektif. Namun, sebuah penelitian internasional terbaru yang dipublikasikan di Lancet Regional Health Europe menunjukkan bahwa kebijakan tersebut mungkin tidak seefektif yang diharapkan dalam mengurangi penggunaan ponsel secara keseluruhan atau meningkatkan kesehatan mental siswa.

Kebijakan Sekolah Tidak Mempengaruhi Kesehatan Mental Secara Signifikan

Penelitian ini melibatkan 1.227 siswa dari 30 sekolah di Inggris, dengan 20 sekolah menerapkan pembatasan ponsel dan 10 lainnya memiliki kebijakan lebih longgar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kebijakan ponsel berpengaruh pada kesehatan mental, penggunaan ponsel dan media sosial, serta hasil akademik siswa.

Profil studi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sekolah dengan kebijakan pembatasan ponsel melaporkan pengurangan waktu penggunaan ponsel dan media sosial di sekolah, tidak ada perbedaan signifikan pada kesehatan mental siswa, seperti kecemasan, depresi, tidur, aktivitas fisik, dan prestasi akademik. Bahkan, meskipun siswa di sekolah dengan kebijakan larangan ponsel mengurangi penggunaan ponsel selama jam sekolah, mereka tetap menggunakan ponsel di luar sekolah pada waktu yang sama.

Dampak Penggunaan Ponsel dan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menggunakan ponsel dan media sosial, semakin buruk pula kondisi kesehatan mental dan fisik siswa. Siswa yang lebih banyak menggunakan ponsel dan media sosial cenderung mengalami kecemasan, depresi, kualitas tidur yang buruk, dan kurang beraktivitas fisik. Selain itu, waktu lebih banyak di depan layar juga berkaitan dengan perilaku disruptif di kelas.

Perbedaan rata-rata yang disesuaikan dalam hasil (kesehatan mental dan kesejahteraan, tidur dan aktivitas fisik, perilaku di kelas, serta penggunaan ponsel dan media sosial) berdasarkan kebijakan penggunaan ponsel sekolah.

Dr. Victoria Goodyear, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa meskipun pembatasan penggunaan ponsel di sekolah dapat mengurangi penggunaan ponsel di sekolah, kebijakan tersebut tidak cukup efektif dalam mengatasi dampak negatif penggunaan ponsel secara menyeluruh. Goodyear menekankan perlunya pendekatan yang lebih menyeluruh, yang mempertimbangkan penggunaan ponsel di luar sekolah juga.

Implikasi Kebijakan dan Tantangan yang Dihadapi Sekolah

Meskipun banyak yang berharap pembatasan ponsel di sekolah dapat mengurangi dampak negatif teknologi, penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan ini tidak dapat bekerja sendiri untuk menyelesaikan masalah. Pembatasan hanya berfokus pada penggunaan ponsel di sekolah, sementara dampak penggunaan ponsel di luar sekolah tetap ada. Oleh karena itu, kebijakan yang lebih efektif harus mencakup pendekatan yang lebih luas, yang juga mengatur penggunaan ponsel di luar sekolah.

Selain itu, variasi dalam kebijakan sekolah, baik dalam ketatnya pembatasan maupun cara penerapannya, perlu diperhatikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun pengurangan penggunaan ponsel terjadi di sekolah, kebijakan yang ketat tidak langsung berdampak pada peningkatan kesehatan mental siswa. Beberapa siswa bahkan melaporkan penggunaan ponsel yang lebih banyak di luar sekolah setelah diterapkan kebijakan yang lebih ketat.

Peran Sekolah dalam Mengatasi Kesehatan Mental

Salah satu temuan penting adalah perlunya mempertimbangkan penggunaan ponsel secara keseluruhan, baik di dalam maupun di luar sekolah. Waktu yang lebih banyak dihabiskan di depan layar setelah jam sekolah dan akhir pekan berhubungan dengan penurunan kesejahteraan mental siswa. Oleh karena itu, kebijakan yang hanya diterapkan di sekolah tidak cukup untuk mengatasi masalah ini. Dr. Goodyear menekankan bahwa untuk benar-benar membantu siswa, kebijakan yang lebih ketat tentang penggunaan ponsel di rumah dan keseimbangan waktu yang sehat antara layar dan kegiatan lainnya perlu diterapkan.

Baca juga: Perangkap Digital: Hasil Riset ungkap Bagaimana Kecanduan Media Sosial Dapat Merusak Kesehatan Mental dan Prestasi Akademik

Rekomendasi untuk Kebijakan yang Lebih Efektif

Studi ini menyarankan agar kebijakan yang mengurangi penggunaan ponsel secara keseluruhan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, lebih diperhatikan. Ini bisa melibatkan pelatihan bagi siswa dan orang tua tentang penggunaan teknologi yang sehat dan memperkenalkan lebih banyak aktivitas fisik serta sosial untuk mengalihkan perhatian siswa dari ponsel. Penelitian ini juga menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dan guru untuk mendukung kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

Selain itu, untuk membuat kebijakan pembatasan ponsel di sekolah lebih efektif, perlu dilakukan evaluasi mendalam tentang bagaimana kebijakan tersebut diterapkan dan dampaknya terhadap siswa dalam jangka panjang. Penelitian lebih lanjut juga perlu mengembangkan kebijakan penggunaan ponsel yang lebih komprehensif, melibatkan berbagai pihak terkait seperti orang tua dan komunitas.

Kesimpulan

Studi ini memberikan pemahaman penting mengenai ketidakefektifan kebijakan pembatasan ponsel di sekolah untuk mengatasi dampak negatif penggunaan ponsel. Meskipun kebijakan ini dapat mengurangi penggunaan ponsel di sekolah, dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental dan prestasi akademik siswa tidak menunjukkan perubahan signifikan. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh yang mencakup kebijakan penggunaan ponsel di seluruh aspek kehidupan siswa. Kesejahteraan mental siswa adalah masalah yang kompleks, dan solusi yang efektif membutuhkan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Referensi:

[1] https://www.birmingham.ac.uk/news/2025/school-bans-alone-not-enough-to-tackle-negative-impacts-of-phone-and-social-media-use, diakses pada 18 Februari 2025.

[2] Victoria A. Goodyear, Amie Randhawa, Péymane Adab, Hareth Al-Janabi, Sally Fenton, Kirsty Jones, Maria Michail, Breanna Morrison, Paul Patterson, Jonathan Quinlan, Alice Sitch, Rebecca Twardochleb, Matthew Wade, Miranda Pallan. School phone policies and their association with mental wellbeing, phone use, and social media use (SMART Schools): a cross-sectional observational studyThe Lancet Regional Health – Europe, 2025; 101211 DOI: 10.1016/j.lanepe.2025.101211

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top