Dua Misi NASA ke Planet Venus untuk Mencari Tahu kenapa Planet itu Bagaikan “Neraka”

Kita mengenal bahwa venus merupakan planet kedua dari matahari. Planet ini sering terkenal dewi cinta dan kecantikan Romawi, karena sebagai […]

blank

Kita mengenal bahwa venus merupakan planet kedua dari matahari. Planet ini sering terkenal dewi cinta dan kecantikan Romawi, karena sebagai objek alami paling terang di langit malam Bumi setelah bulan. Planet venus dapat terlihat oleh mata telanjang saat siang hari. NASA venus

blank
Penampakan planet Venus di siang hari. Sumber: earthsky.org

Venus terletak di dalam orbit Bumi atau disebut planet inferior, sehingga tidak pernah muncul untuk menjelajah jauh dari Matahari. Baik saat terbenam di barat tepat setelah senja atau terbit di timur beberapa saat sebelum fajar.

Venus mengorbit Matahari selama 224,7 hari Bumi dengan periode rotasi sideral 243 hari Bumi dan panjang hari sidonik 117 hari Bumi, sehingga secara signifikan lebih lama untuk berputar pada porosnya daripada planet lain di Tata Surya

Namun, pada rabu kemarin (03/06/2021) Badan antariksa Amerika Serikat NASA mengumumkan rencana untuk dua misi barunya ke Venus. Misi ini menjadi yang pertama pada dekade ini untuk menjelajahi planet tetangga paling dekat ke Bumi itu.

“Dua misi bersaudara ini sama-sama bertujuan untuk memahami bagaimana Venus menjadi dunia bak neraka, dengan suhu permukaan rata-rata 480⁰ Celcius yang mampu melelehkan timah”, kata Bill Nelson, administrator baru NASA.

Dalam rilisnya, NASA menambahkan bahwa sejatinya planet Venus memiliki banyak kesamaan karakteristik dengan Bumi.

“Misi ini akan menawarkan kesempatan kepada seluruh komunitas sains untuk menyelidiki planet yang belum pernah kita kunjungi lagi selama lebih dari 30 tahun.” NASA memberi nama misinya DAVINCI+ (Deep Atmosphere Investigation of Noble gases, Chemistry and Imaging), yang terutama hendak meneliti atmosfer Venus. Sementara misi lainnya adalah VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy) terutama untuk pemetaan permukaan planet Venus. NASA mengumumkan hal ini pada akun twitternya 03 juni 2021 kemarin.

Berikut video unggahan NASA dalam akun twitternya:

https://twitter.com/NASA/status/1400175950147604482?s=20

Program penjelajahan dan riset NASA ini mendapat anggaran $500 juta (Rp 7 trilun) untuk dua misi tersebut yang akan berlangsung antara 2028 hingga 2030. Misi terakhir ke Venus yang dipimpin AS dilakukan pada tahun 1978.

Meskipun misi tersebut dipimpin oleh NASA, Badan Antariksa Jerman (German Aerospace Center/DLR) akan memasok peralatan pemetaan inframerah. Sementara, Badan Antariksa Italia dan Pusat Nasional Prancis d′Etudes Spatiales akan menyediakan radar dan peralatan lainnya untuk misi tersebut.

“Mengherankan betapa sedikit yang kita ketahui tentang Venus, tetapi hasil gabungan dari misi ini akan memberi tahu kita tentang planet ini mulai dari awan di langitnya hingga gunung api di permukaannya sampai ke intinya,” kata Tom Wagner, ilmuwan Program Penemuan NASA. “Misi Ini akan membuat kita seolah-olah menemukan kembali planet ini,” tambahnya. 

Untuk diketahui, pengorbit Venus terakhir NASA adalah Magellan yang tiba pada tahun 1990. Sejak itu, pesawat luar angkasa lain sudah banyak yang terbang melewatinya. DAVINCI+ dan VERITAS nantinya akan menjadi misi terbaru yang paling canggih untuk menggali lebih banyak tentang Venus.

REFERENSI:

  • Carolyn Young, ed. (1 Agustus 1990). Panduan Penjelajah Magellan Venus . California: Laboratorium Propulsi Jet. hal.99–100 . Diakses pada 04 Juni 2021.
  • Faure, Gunter; Mensing, Teresa M. (2007). Pengantar ilmu planet: perspektif geologi . Koleksi ebook Springer. Peloncat. hal. 201 . ISBN978-1-4020-5233-0.
  • Grinspoon, David H .; Bullock, MA (Oktober 2007). “Mencari Bukti Lautan Masa Lalu di Venus”. Buletin Masyarakat Astronomi Amerika . 39 : 540. Bibcode : 2007DPS….39.6109G .
  • Romeo, aku.; Turcotte, DL (2009). “Distribusi area frekuensi unit vulkanik di Venus: Implikasi untuk pelapisan ulang planet” (PDF) . Icarus . 203 (1): 13–19. Bibcode : 2009Icar..203…13R . doi : 10.1016/j.icarus.2009.03.036 .

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.