Untuk menjadi seorang penemu, setiap ilmuwan perlu untuk bereksperimen. Ironinya, dalam setiap eksperimen selalu ada kegagalan. Hal tersebut merupakan hal yang membuat ilmuwan frustasi karena harus mengulangi penelitiannya. Namun tahukah anda sebuah kesalahan dalam eksperimen bisa menjadi sebuah inovasi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat? Seperti yang terjadi pada 4 ilmuwan dalam artikel ini. Berikut adalah 4 penemuan penting yang berawal dari ketidaksengajaan
Teflon – Roy J. Plunket
Teflon, salah satu bahan penting dalam dunia memasak, ternyata ditemukan dari sebuah ketidaksengajaan. Berawal dari sebuah penelitian yang bertujuan untuk mencari refrigeran atau gas pendingin baru yang aman untuk kesehatan pekerja DuPont, Plunkett justru menemukan produk samping berupa bubuk putih. Plunkett mencoba perlakuan lain selain pendinginan pada material itu. Alhasil, beliau menemukan zat yang tahan panas dan merupakan senyawa inert, serta memiliki gesekan permukaan yang sangat rendah sehingga sebagian besar zat lain tidak akan melekat padanya. Plunkett menyadari bahwa hal tersebut berlawanan dengan prediksi ilmu polimer pada masa itu. Dia meyakini bahwa Tetrafluoroetilen (TFE) telah berpolimerisasi untuk menghasilkan zat ini — yang kemudian dinamai Teflon — dengan berbagai sifat potensial. Penelitian ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh Departemen Pusat Riset Amerika Serikat[3].
- Saccharine – Constantine Fahlberg
Saccharine, atau bahasa awamnya pemanis buatan, merupakan sebuah penemuan selanjutnya yang berasal dari ketidaksengajaan. Penemuan ini berawal dari permintaan perusahaan H.W. Perrot kepada Fahlberg untuk menguji kemurnian pengiriman gula yang telah disita oleh pemerintah Amerika. Ketika pulang dari tugasnya, Fahlberg menyantap sebuah roti gulung dan dia merasakan rasa yang sangat manis. Fahlberg menyadari bahwa rasa manis itu muncul dari bahan kimia yang berasal dari laboratorium, tentunya karena dia lupa mencuci tangannya. Inovasi ini mengubah penggunaan bahan pemanis, dari yang awalnya menggunakan bahan beracun (Timbal (II) Asetat) menjadi bahan yang tidak beracun, yaitu saccharine[4].
- Smart Dust – Jamie Link
Seorang lulusan sarjana tahun 2003 dari University of California, San Diego, mendapatkan hadiah sebesar $50.000 atas penemuan pentingnya yaitu smart dust. Inovasi ini kemudian dikembangkan menjadi sensor kecil yang bermanfaat dalam diagnosis medis. Kejadian bermula dari penelitiannya tentang pembuatan film multi-layer tipis dari silikon berpori pada substrat kristal. Dan kemudian, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Chip silikon tidak sengaja pecah. Jamie Link kemudian mencoba meneliti pecahan chip tersebut, dan menemukan bahwa partikel tersebut memiliki sifat yang sama dengan aslinya. Penemuannya tersebut telah banyak digunakan di lingkungan masyarakat, tidak hanya sebagai sensor dalam diagnosis medis, namun juga untuk sensor polutan beracun di bidang lingkungan[2].
- Penicillin – Alexander Fleming
Terima kasih kepada Alexander Fleming, berkat penemuannya beliau telah menyelamatkan jutaan jiwa dari era perang dunia dua. Penemuannya tersebut adalah penicillin, yang didapat dari sebuah ketidaksengajaan. Awalnya Fleming bertujuan untuk meneliti variasi dari Staphylococcus aureus (bakteri penyebab penyakit pernapasan)yang tumbuh dibawah kondisi alami. Untuk menghilangkan kejenuhannya, Flemming merencanakan untuk berlibur dengan keluarganya di Suffolk. Namun sebelum berlibur, Fleming menginokulasi koloni staphylococci dan meninggalkannya di mejanya. Ketika kembali, Fleming menyadari adanya jamur di dalam sampelnya. Awalnya beliau berpikir itu adalah sebuah kesalahan, hingga beliau menyadari jamur itu adalah lumut dari genus Penicillium dan berpotensi menyembuhkan banyak penyakit[1].
Sekian cerita tentang 4 penemuan penting yang berawal dari ketidaksengajaan. Sebagai penutup, penulis ingin mengatakan kepada seluruh peneliti untuk jangan menyerah, karena mungkin kegagalan anda akan menjadi anugerah di kemudian hari.
Sumber :
[1] Elder, A.L., ed. 1970. The History of Penicillin Production. Chem. Eng. Prog. Symp. Ser. 66 (#100). American Institute of Chemical Engineers, New York.
[2] Link J.R., Sailor M.J. 2005. “Smart Dust”: Nanostructured Devices in a Grain of Sand. Chemical Communications 36(11):1375-83.
[3] Plunkett R.J. 1986. The History of Polytetrafluoroethylene: Discovery and Development. Dalam : Seymour R.B., Kirshenbaum G.S. (eds) High Performance Polymers: Their Origin and Development. Springer, Dordrecht.
[4] Wotiz, J. H. 1978. The Discovery of Saccharine. J. Chem. Ed. 55(3) : 161.