Insomnia adalah gangguan pola tidur yang menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi masalah pada anak-anak, remaja, dewasa, maupun usia lanjut. Berdasarkan data dari Word Health Organization (WHO) kurang lebih 18% penduduk dunia mengalami gangguan tidur atau diperkirakan 1 dari 3 orang mengalami insomnia. Sedangkan prevalensi insomnia di Indonesia kurang lebih 28% dari total 238 juta penduduk Indonesia atau berkisar sekitar 10%.
Faktor dominan yang mempengaruhi insomnia adalah depresi dan ansietas. Penderita biasanya mengeluh kesulitan dalam tidur sehingga mengurangi kualitas hidup penderita. Penatalaksaan insomnia dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu penatalaksaan farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan dari golongan obat benzodiazepine, non-benzodiazepin, dan miscellaneoussleep promoting agent. Akan tetapi efek samping dari obat-obatan ini kurang menguntungkan. Oleh karena itu, salah satu terapi dengan efek samping yang kecil yaitu terapi non-farmakologi dengan menggunakan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia). Minyak esensial dari bunga lavender memberikan efek sedative karena mengandung bahan aktif utama yaitu linalool (C10H18O).
Baca Juga : Sembilan Cara Berikut Efektif Dalam Melatih Otak Untuk Menjadi Lebih Pintar
Nama lavender berasal dari Bahasa Latin “lavera” yang berarti menyegarkan. Bunga lavender (Lavandula angustifolia) berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Bunga ini berasal dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur sampai India. Lavender termasuk tumbuhan menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek, dan semak kecil. Tanaman ini juga tersebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan Timur, Eropa Selatan dan Mediterania, Arabia, dan India.
Berdasarkan penelitian, dalam 100 gram bunga lavender (Lavandula angustifolia) tersusun atas beberapa kandungan, seperti minyak esensial (1-3%), alpha-pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinine-4-ol (4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O). Tetapi, linalyl asetat sebagai kandungan utama dari bunga lavender tidak memiliki efek sedatif yang signifikan terhadap penurunan risiko insomnia.
Proses pengelolaan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) dengan penyulingan (distillation) sehingga menghasilkan minyak esensial. Proses penyulingan dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan volume yang diinginkan serta ketesediaan alat pendukungnya. Alat penyulingan minyak yang digunakan sebaiknya terbuat dari stainless steel, sebab jika terbuat dari bahan lain (non-stainless steel) maka minyak yang dihasilkan akan tampak keruh.
Baca juga : Pemahaman Teori Asas Black Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Tahap awal yang dilakukan sebelum proses penyulingan yaitu memotong bunga lavender menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Tujuan dari pemotongan ini ialah agar kelenjar minyak pada pada bunga dapat terbuka sehingga menghasilkan produksi minyak esensial dengan kualitas yang bagus. Tahap berikutnya yaitu mengeringkan bunga lavender di ruangan yang tertutup selama kurang lebih dua hari. Bunga lavender ini tidak dianjurkan dikeringkan di bawah sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan sebagian minyak dari bunga akan menguap dan proses pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan bunga sulit untuk disuling. Jika kedua tahap tersebut telah dilakukan, maka bunga lavender siap untuk disuling.
Teknik penyulingan dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air (direbus), penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap (diuapkan). Teknik yang menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik adalah Teknik penyulingan denan uap (diuapkan), akan tetapi memerlukan biaya yang lebih besar apabila dibandingkan dengan eknik yang lainnya.
Penggunaan aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) salah satunya dengan cara inhalasi untuk mendapatkan manfaat langsung kedalam tubuh. Aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) ini mengandung linool yang berfungsi sebagai efek sedatif sehingga ketika seseorang menghirup aromaterapi bunga lavender maka aroma yang dikeluarkan akan menstimulasi reseptor silia saraf olfactorius yang berada di epitel olfactory untuk meneruskan aroma tersebut ke bulbus olfactorius melalui saraf olfactorius. Bulbus olfactorius berhubungan dengan sistem limbik.
Baca juga : Mengenal Kebencian Melalui Sains
Sistem limbik menerima semua informasi dari sistem pendengaran, sistwm penglihatan, dan sistem penciuman. Limbik adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah korteks serebri. Bagian terpenting dari sistem limbik adalah amygdala dan hippocampus. Amygdala merupakan pusat emosi dan hippocampus yang berhubungan dengan memori (termasuk terhadap aroma yang dihasilkan bunga lavender) kemudian melalui hipotalamus sebagai pengatur maka aroma tersebut akan dibawa kedalam bagian otak yang kecil tetapi signifikannya yaitu nukleus raphe. Efek dari nukleus raphe yang terstimulasi yaitu terjadinya pelepasan serotonin yang merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan untuk tidur.
Sejauh ini tidak terdapat kontraindikasi serta tidak menimbulkan sensitisasi dan iritasi saat digunakan di kulit maupun tidak mengiritasi mukosa sehingga aromaterapi bunga lavender (Lavandula angustifolia) aman untuk menurunkan risiko insomnia.
.
.
Sumber:
Artikel ini direview dari jurnal ilmiah berjudul “Aromaterapi Bunga Lavender (Lavandula angustifolia) dalam Menurunkan Risiko Insomnia” yang ditulis oleh M. Ricky Ramadhan dan Ocsi Zara Zettira, dalam Jurnal Majority Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017.