Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Center for Integrated Technology and Organic Synthesis (CiTOS) menunjukkan cara produksi gliserol karbonat—tambahan industri yang berasal dari sumber hayati, dalam waktu singkat dengan menggunakan CO2 dan hasil samping dari industri daur ulang minyak goreng. Kolaborasi dengan tim dari Center for Studies and Research on Macromolecules (CERM) dalam kerangka Concerted Research Action, studi ini, yang dipublikasikan di Angewandte Chemie International Edition, membentuk dasar untuk produksi industri yang berkelanjutan.
Di Eropa, arahan R&D dan produksi yang ambisius mendorong integrasi teknologi inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan dan mengurangi ketergantungan eksklusif pada sumber daya petrokimia. Dalam konteks ini, para peneliti di CiTOS, yang dipimpin oleh Jean-Christophe Monbaliu, sedang mengembangkan proses baru yang memberikan prioritas pada molekul yang berasal dari biomassa. Gliserol menjadi target utama di antara molekul-molekul biobased ini karena kelimpahannya. Gliserol sebagian besar berasal dari industri biodiesel dan daur ulang minyak goreng; nilainya yang rendah secara ekonomi telah menganggapnya sebagai limbah sampai sekarang. Limbah lain yang berubah menjadi musuh publik nomor satu, CO2, adalah limbah gas industri dengan nilai ekonomi yang rendah. Dengan menggabungkan bidang keahlian masing-masing, tim di CiTOS (kimia organik aliran kontinu dalam reaktor mikro/mesofluidik dan peningkatan senyawa berbasis biologi) dan CERM (sintesis bahan organik dari CO2) sedang mengembangkan metode baru untuk meningkatkan nilai gliserol dan CO2 menjadi molekul bernilai tinggi.

Gliserol karbonat, yang dihasilkan dari kondensasi gliserol dan CO2 baru-baru ini menjadi sorotan. Gliserol karbonat ini menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan karbonat berbasis minyak bumi lainnya seperti etilena dan propilena karbonat, yang merupakan pembawa elektrolit kunci dalam baterai lithium. Tingkat kebakarannya yang jauh lebih rendah dapat sangat mengurangi risiko kebakaran yang melekat pada baterai-baterai ini. Karbonat ini juga dapat digunakan sebagai biolubrikan, agen formulasi, atau pelarut hijau alternatif.
Pekerjaan ini didasarkan pada pendekatan hibrida yang menggabungkan kimia organik fundamental dan terapan: studi mendalam terhadap mekanisme melalui kimia kuantum dan penerapannya di bawah kondisi mesofluidik berkonvergensi menuju proses intensifikasi yang unik. Proses ini, yang telah divalidasi dalam skala pilot, mengubah turunan langsung dari gliserol, yaitu glisidol, di hadapan CO2 dan katalis organik menjadi gliserol karbonat. Efisiensi proses ini, yang mencapai penyelesaian dalam waktu kurang dari 30 detik, jauh melampaui semua proses saat ini untuk produksi gliserol karbonat.
Referensi :
[1] https://www.sciences.uliege.be/cms/c_12359663/en/intensifying-the-production-of-high-value-compounds-from-industrial-waste?preview=true&stateChanged=true diakses pada 04 Februari 2024
[2] Claire Muzyka, Sébastien Renson, Bruno Grignard, Christophe Detrembleur, Jean‐Christophe M. Monbaliu. Intensified Continuous Flow Process for the Scalable Production of Bio‐Based Glycerol Carbonate**. Angewandte Chemie International Edition, 2024; DOI: 10.1002/anie.202319060