Benarkah Limbah Sisik Ikan Bisa Digunakan Sebagai Bahan Kosmetik?

Seiring berjalannya waktu jumlah limbah terus meningkat. Limbah seringkali dibiarkan begitu saja. Seperti pada limbah sisik ikan, sisik ikan sering […]

blank

Seiring berjalannya waktu jumlah limbah terus meningkat. Limbah seringkali dibiarkan begitu saja. Seperti pada limbah sisik ikan, sisik ikan sering dibuang karena tidak dapat diolah dan tidak memiliki manfaat. Tanpa disadari sisik ikan memiliki beberapa kandungan yang bisa dimanfaatkan.

blank
Gambar sisik ikan, sumber trito.id

Komponen besar yang terdapat di sisik ikan antara lain adalah 70 % air, 27% protein, 1 % lemak, dan 2 % abu. Senyawa organik terdiri dari 40%-90% pada sisik ikan dan selebihnya merupakan kolagen, tanpa memperhatikan spesies ikan tersebut. Saat ini sisik ikan dalam jumlah besar dapat diperoleh dari limbah buangan penjualan ikan atau perusahaan pengolahan ikan. Akan tetapi, pemanfaatan sisik ikan masih rendah. Kolagen merupakan bagian protein yang melimpah dalam tubuh mamalia termasuk manusia, terdapat sekitar 25% dari total protein. Lapisan kolagen pada sisik ikan tersusun kaku akibat mineralisasi, konsisten dengan sifat fleksibilitas yang rendah. Fase mineral terdiri dari calcium hydroxyapatite, dengan sejumlah kecil ion natrium, magnesium, karbonat, dan fosfat.

Kolagen adalah protein serabut yang memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada jaringan dan tulang serta memegang peranan penting bagi jaringan lainnya, termasuk kulit dan tendon. Senyawa ini merupakan protein utama yang menyusun komponen matrik ekstraseluler. Kolagen tersusun atas triple helix dari tiga rantai α polipeptida, mengandung dua jenis turunan asam amino yang tidak langsung dimasukkan selama proses translasi (Fratzl, 2008; Muyonga et al., 2004).

Struktur kolagen triple helix

Ilustrasi kolagen triple helix.

Pada bidang kosmetik, kolagen digunakan untuk mengurangi keriput pada wajah atau dapat disuntikkan ke dalam kulit untuk menggantikan jaringan kulit yang telah rusak (Guillen et al., 2011). Oleh karenanya, pemanfaatan kolagen yang berasal dari limbah sisik ikan sangat potensial digunakan sebagai bahan baku kosmetik.

Proses produksi kolagen dari kulit dan sisik ikan dapat dilakukan melalui proses ekstraksi secara konvensional dengan menggunakan solvent maupun ekstraksi secara enzymatis. Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan (Solven) sebagai materi pemisah. Apabila komponen yang akan dipisahkan (Solute) berada dalam fasa padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau Leaching. Sedangkan istilah Ekstraksi umum dipakai jika solute berada dalam fasa cair.

Ekstraksi Konvensional Secara sederhana proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar:

  1. Proses penyampuran pelarut dan umpan.
  2. Proses perpindahan massa dari umpan ke pelarut.
  3. Proses pemisahan fasa, antara ekstrak dan rafinat.

Sebagai zat pemisah, solven harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap komponen selain solut (diluen) adalah terbatas atau bahkan sama sekali tidak saling melarutkan. Karenanya, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fasa cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak. Fasa yang banyak mengandung diluen disebut fasa rafinat (R) sedang fasa yang banyak mengandung solven disebut fasa ekstrak (E). Proses ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh pelarut, temperatur, ukuran bahan dan waktu pengontakan, sedangkan tekanan tidak berpengaruh.

Ekstraksi enzimatis pada prinsipnya sama dengan ekstraksi konvensional. Hanya saja disini digunakan enzim yang berfungsi mengambil zat yang akan diekstrak. Dengan demikian tidak diperlukan lagi pelarut khusus (solvent) dalam proses ekstraksi. Pelarut yang biasanya ditambahkan dalam ekstraksi enzimatis adalah air. Cara ekstraksi enzimatis ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ekstraksi konvensional, diantaranya: Tidak menggunakan solvent organik, sehingga dampaknya terhadap lingkungan minimal ,Kolagen yang dihasilkan aman untuk konsumsi manusia karena tidak mengandung bahan kimia , Kualitas produk dan yield yang dihasilkan lebih tinggi

Pada ekstraksi enzimatis, digunakan enzim yang berfungsi memecah protein. Enzim protease adalah enzim yang berfungsi memecah protein dengan cara menghidrolisa ikatan peptida yang menghubungkan asam –asam amino dalam rantai polipeptida. Enzim protease berada secara alami di semua makhluk hidup. Dalam tubuh manusia, enzim ini berfungsi pada berbagai proses tubuh mulai dari proses sederhana seperti pencernaan protein sampai pada proses tubuh yang rumit seperti pembekuan aliran darah Kelompok enzim protease memecah protein dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan merusak asam amino yang berada di ujung rantai sedangkan cara kedua dengan merusak ikatan peptida yang ada di dalam protein (Hartati, 2010).

Referensi

  • Hartati, Indah.2010. Kajian Produksi Kolagen dari Limbah Sisik Ikan Secara Ekstraksi Enzimatis.Semarang: Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
  • Lodish, H.dkk. 2000. Molecular Cell Biology 4th Edition. New York: W. H. Freeman

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.