Penerapan Teknik Kisah Qurani Sebagai Upaya Pencegahan Paham Radikal Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis

Ditulis oleh Muhamad Zainal Arifin – Universitas Pendidikan Indonesia Berdasarkan hasil peringkat literasi Internasional, Most Literate Nations in the World […]

Ditulis oleh Muhamad Zainal Arifin – Universitas Pendidikan Indonesia

Berdasarkan hasil peringkat literasi Internasional, Most Literate Nations in the World yang diinisiasi oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016, menerangkan bahwa Negara Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara dalam hal membaca dan menulis. Sebaliknya, berdasarkan data KPAI, kasus perundungan(bullying) pada siswa dari tahun 2011 hingga 2014 tercatat sebanyak 1.480 kasus.Berkaca dari hal tersebut, saya mencoba untuk menarik suatu benang merah dalam perkembangan siswa di Indonesia, khususnya pada aspek keterampilan menulis sebagai upaya meningkatkan budaya literasi pada siswa.Menulis dan membaca merupakan dua keahlian standar yang harus dimiliki oleh setiap manusia modern. Hal ini menegaskan bahwa keterampilan menulis dan membaca, menjadi modal dasar yang harus dimiliki para siswa supaya mampu mengimbangi persaingan intelektual di era modern yang semakin ketat. Keunggulan akan pentingnya penguasaan keterampilan menulis, selain sebagai sarana penyampai gagasan yang bersifat intelektual, menulis pun bisa menjadi sarana dalam menyampaikan gagasan yang bersifat spiritual. Dengan adanya tulisan, justru memungkinkan dapat berkembangnya agama-agama introspektif seperti Buddhisme, Yahudi, Kristen, dan Islam (Ong dalam Lim 2008, hlm. 97).

Penelitian ini berangkat dari permasalahan siswa yang masih rendah dalam keterampilan menulis, khususnya dalam tulisan sastra berupa cerita pendek. Siswa beranggapan menulis merupakan hal yang rumit dan sulit. Kesulitan  yang dialami siswa dapat berupa kesulitan dalam mencari ide, sukar dalam mengembangkan alur tulisan, serta pemahaman siswa yang masih rendah tentang menulis. Oleh karena itu, supaya siswamampu mengembangkan potensi dalam dirinya, diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang menarik dan beragam. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan adalah teknik silang cerita (paired story telling)yang dikembangkan berdasarkan model pembelajaran bersama(cooperatif learning).

Proses Penelitian

Selaku peneliti, saya kemudian mencoba mengorelasikan teknik tersebut dengan kisah-kisah yang memiliki muatan Qurani secara tepat. Sehingga muatan kebaikan dan keluhuran nilai yang terdapat di dalamnya dapat terimplementasikan ketika siswa membuat suatu tulisan. Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah Madrasah Aliyah di Kota Bandung, dengan sampel sebanyak 30 siswa. Penelitian ini tertujupada kemampuan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran sebagai sumber data. Sebagai alur dari penelitian ini, saya membaginya dalam tiga tahapan, yakni tahap awal (pretest), tahap perlakuan (treatment), tahap akhir (posttest), Penjabaran dari proses yang saya lakukan ialah sebagai berikut.

Tahap Pertama

Tahapan pertama atau pretes ialah tahap mengidentifikasi atau memantau bagaimana kemampuan siswa dalam menulis. Pada penelitian ini, penulis lebih mengerucutkan jenis tulisan yang dibuat oleh siswa ke dalam tulisan berjenis cerita pendek. Tahapan pretes, dilakukan tanpa menggunakan perlakuan (treatment), hanya dilakukan tes awal untuk melihat kemampuan siswa menulis. Untuk melihat hasil dari tulisan siswa, dibuatlah skala penilaian dengan melibatkan tiga orang observer sebagai penilainya.

Contoh Tulisan Siswa dengan Kategori Rendah

 Adapun untuk hasil yang diperoleh dalam tahapan awal, berdasarkan hasil analisis dan pengolahan nilai pretestpada kelas yang diujikan, dapat disimpulkan bahwa 33,3 % siswa berada pada kategori baik, kemudian 86,7% siswa berada pada kategori cukup, dan 10 % siswa masih berada pada kategori kurang. Pada nilai hasil tahapan pretestini, belum ada siswa yang mampu mencapai kategori sangat baik, yakni antara rentang nilai (86-100). Untuk lebih jelasnya, hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut ini.

Tahap Kedua

Setelah tahapan awal (pretest)dilaksanakan, tahapan selanjutnya adalah pemberian perlakuan (treatment) berupa penerapan teknik silang kisah qurani. Jumlah siswa dalam kelas adalah 34 orang, namun dalam pelaksanaan treatment hanya sebanyak 30 orang siswa yang hadir secara berkelanjutan. Treatmentdilakukan sebanyak tiga kalisesuai dengan perumusan dalam tahap perencanaan pembelajaran yang telah saya konsep.

Teknik yang dilakukan selama perlakuan ialah dengan menggunakan kisah-kisah pilihan yang memiliki muatan nilai-nilai qurani. Pada proses pembelajaran, siswa saling menyampaikan kisah yang telah dibaca kemudian menyampaikan kembali hasil bacaan tersebut kepada temannya. Adapun materi kisah yang dihadirkan berasal dari Alquran, kisah-kisah para sahabat Rasul Saw, kisah-kisah orang saleh, ataupun kisah-kisah yang melahirkan semangat kebaikan serta nilai moral dan  budi pekerti luhur.

Model pembelajaran dengan teknik silang cerita diterapkan dalam sebuah kelompok sesuai dengan jenis kisah yang didapatkan.Kemudian dengan panduan peneliti sebagai mentor, masing-masing siswa bercerita berpasangan (pairedstorytelling) sebagai pendekatan interaktif antara pengajar, siswa, dan bahan ajar. Teknik ini mengharuskan siswa berpasang-pasangan untuk saling bercerita berdasarkan kisah yang mereka baca sebelumnya.Kemudian berdasarkan kisah tersebut, siswa saling mengomentari cerpen yang akan dibuat oleh temannya, sebagai stimulus dalam proses membuat cerita pendek.

Tahap Ketiga

Tahapan akhir pada penelitian yang saya lakukan, ialah tahapan untuk meninjau perkembangan kemampuan siswa dalam menulis. Untuk melihat kemampuan tersebut maka dilakukan tes akhir (posttest). Dari hasil analisis dan pengolahan data, dapat diketahui bahwa 33,3% siswa sudah mampu berada pada kategori penilaian sangat baik (86-100), kemudian 66,7% siswa berada pada kategori baik (76-85) dan 30 % siswa masih berada pada kategori cukup (56-75). Berikut merupakan grafik yang disajikan berdasarkan data tersebut.

Contoh Tulisan Siswa dengan Kategori Tinggi

 

 

 

Berdasarkan hasil tersebut,dapat diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya dalam jenis cerita pendek melalui penerapan teknik kisah qurani. Hal ini dapat diketahui melalui hasil yang awalnya 64,6 (pretest) menjadi 89,3 pada tes akhir(posttest). Dari pengujian uji t’ melalui program aplikasi SPSS versi 17 diketahui bahwa signifikansinya adalah 0,00, < 0,05 dan Ho ditolak. Artinya 0,000 < (lebih kecil dari 0,05) sehingga terdapat perubahan yang signifikan sebelum mendapatkan perlakuan dan sesudah mendapatkan perlakuan.

 

Hal yang diupayakan dari Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti kemudian mengupayakan beberapa rekomendasidari hasil penelitian yang telah dilakukan. Pertama, penelitian ini dapat menjadi alternatif pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis, bukan hanya sebatas kemampuan kognisi,melainkan juga sebagai upaya memperhalus budi pekerti yang mengaitkan muatan religi sebagai upaya pencegahan tindak kekerasan, kriminal, ataupun paham-paham radikal. Kedua, penelitian ini dapat menambah rujukan bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran menulis yang kreatif, inovatif, dan efektif.Ketiga,melalui penerapan teknik silang cerita kisah qurani, siswadapat menentukan gagasan cerita dengan melesapkan nilai-nilai kebaikan serta pesan positif berdasarkan cerita pendek yang dibuatnya.Untuk kedepannya,upayagerakan budaya literasi (baca-tulis) para siswa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga mereka mampu bersaing dalam tantangan dunia yang semakinpesat. Tidak menutup kemungkinan, cita-cita para pendiri bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terealisasikan jika para siswa sebagai tonggak estafet perjuangan gemar dalam membaca dan mampu menulis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top