Kita tentunya pernah belajar tentang Kingdom Mammalia (kelompok hewan menyusui seperti sapi, kambing, kuda atau orang utan) ketika di bangku sekolah SMP. Dan selama ini mayoritas dari kita mengetahui bahwa anggota dari Kingdom Mammalia adalah makhluk hidup berdarah panas, yang dikenal pula dengan istilah endotermis atau disebut juga homoiotherm. Hewan berdarah panas adalah hewan yang mempunyai kemampuan termoregulasi, dimana makhluk hidup mampu mengatur dan mempertahankan suhu tubuh mereka tetap konstan tanpa dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal. Namun ternyata, ada beberapa hewan mamalia yang ditemukan memiliki sifat ektotermis atau makhluk hidup berdarah dingin, yang secara alami biasanya ditemukan pada hewan reptil (kadal, ular, buaya), amfibi (kodok, katak) dan pisces (ikan).
Mamalia yang umum kita temui, khususnya di Indonesia yang beriklim tropis, pastinya tidaklah sulit untuk beradaptasi dalam menyesuaikan dan mengatur suhu tubuh panas mereka. Tetapi bagaimana dengan mamalia yang hidup di daerah beriklim dingin yang suhu lingkungan dapat turun secara drastis?.
Dalam artikel di jurnal current biology yang ditulis oleh Fritz Geiser berjudul Hibernation, disebutkan beberapa mamalia yang ditemukan mampu bertahan dengan cara torpor (menurunkan suhu tubuh), seperti Pygmy-Possum (Burramys parvus; kiri atas) yang hanya hidup terbatas menempati daerah di puncak pegunungan Alpen di Australia. Possum tersebut mengalami tidur panjang dibawah bebatuan yang tertutupi salju tebal dan bertahan selama ∼5–6 bulan. Kelelawar northern blossom pemakan madu (Macroglossus minimus; kanan atas) yang tersebar di sekitar daerah tropis Australia dan Asia Tenggara juga ditemukan dapat melakukan mekanisme torpor. Ekidna atau babi duri paruh pendek (Tachyglossus aculeatus; kiri bawah), mammalia bertelur dan menyusui, yang tersebar di sekitar benua Australia dan melakukan tidur panjang tersebar di berbagai daerah. Fat-tailed dunnart (Sminthopsis crassicaudata; kanan bawah), sejenis tikus yang menyerupai marsupial, yang hidup di tempat kering atau setengah kering di sebagian selatan Australia juga ditemukan melakukan torpor selama musim dingin.
Henry Nicholls dalam BBC Earth menuliskan temuan beberapa peneliti. Seorang Fisiologis Brian Barnes dari Universitas Alaska Fairbanks mempelajari mammalia jenis tupai yang melakukan hibernasi (tidur panjang) dan menemukan bahwa seekor tupai tanah artik (Spermophilus parryii) dapat menurunkan suhu tubuh mereka hingga mencapai -2.90C tanpa membeku. Padahal seperti yang kita tahu, air membeku menjadi es pada suhu 00C.

Lebih lanjut, Nicholls menuliskan contoh hewan lain yang telah diketahui memiliki sifat ektotermis (berdarah dingin), semisal kelelawar Queensland bottom (Syconycteris australis) memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh pada rentang suhu 120C – 250C baik pada musim panas maupun dingin pada saat persediaan makanan terbatas, rentang suhu tubuh tersebut tentu pada mamalia adalah tidak umum.
Meskipun beberapa jenis mamalia tersebut mampu bertahan dalam suhu tubuh yang ekstrim sangat dingin dibandingkan mamalia umum lainnya, mekanisme pertahanan “mamalia ektotermis” ini tetaplah tidak sama dengan mekanisme pertahanan ektotermis pada reptil, amfibi dan pisces (ikan). Hingga saat ini para ilmuan masih meneliti bagaimana mammalia ektotermis mampu bertahan dengan menurunkan suhu tubuh hingga sesuai dengan suhu lingkungan yang dingin pada suhu hingga sangat drastis.
Jadi, kira-kira bagaimana mekanisme mammalia tersebut bisa bertahan ya?.
Sumber:
[1] Barnes, BM. “Freeze Avoidance in a Mammals : body temperatures below 0 degree C in an Arctic hibernator”. Science 244, 1989, 1593-1595
[2] BBC Nature. Wild Life. http://www.bbc.co.uk/nature/life/Common_Blossom_Bat (diakses pada tanggal 07/ 02/ 2017)
[3] Coburn, Dionne K., Geiser, Fritz. “Seasonal changes in energetics and torpor patterns in the subtropical blossom-bat Syconycteris australis (Megachiroptera)”. Oecologia 113 (1998), 467
[4] Geiser, Fritz. “Hibernation”. Current Biology 23 (2013) R188-R193
[5] Nicholls, Henry. “Time to Bust A Myth: not all mammals are warm-blooded”. http://www.bbc.com/earth/story/20160609-time-to-bust-a-myth-not-all-mammals-are-warm-blooded (diakses pada tanggal 06/02/2017)
[6] Rogers, Kara. “Surviving Winter: The Many Forms Of Dormancy” . http://advocacy.britannica.com/blog/advocacy/2011/01/surviving-winter-the-many-forms-of-dormancy/ (diakses pada tanggal 07/ 02/ 2017)