Manfaat Jahe untuk Memperpanjang Umur

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rimpang yang telah dikenal memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan merupakan salah satu komponen kunci […]

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rimpang yang telah dikenal memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan merupakan salah satu komponen kunci dalam pembuatan obat tradisional. Tahukah kalian bahwa konsumsi jahe dapat mendukung kesehatan tubuh jangka panjang dan membantu seseorang untuk bisa panjang umur? Ya! Jahe ternyata dapat mencegah terjadinya faktor-faktor penyebab penuaan sel-sel tubuh yang menjadi sumber penyakit-penyakit berat seperti kanker, diabetes, atherosklerosis, peradangan, Alzheimer, Parkinson, osteoporosis maupun Huntington.

Penuaan merupakan suatu mekanisme kompleks yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan internal tubuh maupun melemahnya kemampuan fisiologis, yang berakhir pada kematian organisme. Jadi penuaan tidak serta merta selalu ditandai dengan munculnya keriput pada kulit, namun juga dapat berupa menurunnya kemampuan fisiologis maupun metabolisme tubuh sehingga mengundang timbulnya penyakit-penyakit berat yang tidak menular.

Ada 12 mekanisme yang menyebabkan tubuh manusia mengalami penuaan, 5 diantaranya yakni: ketidakstabilan genom, perubahan epigenetik, hilangnya keseimbangan protein dalam tubuh (proteostasis), penuaan sel, dan disbiosis (ketidakseimbangan populasi bakteri baik dalam tubuh). Jahe mengandung senyawa-senyawa seperti gingerol, shogaol, paradol, dan zingerone yang dapat mencegah terjadinya penuaan. Kemampuan jahe untuk mendukung umur panjang juga telah diteliti dalam beberapa studi di laboratorium menggunakan hewan-hewan percobaan.

Lalu, bagaimana konsumsi jahe dapat memperpanjang usia suatu organisme dan mencegah sel-sel tubuhnya mengalami penuaan?

1. Jahe melindungi tubuh dari kerusakan DNA

Ketidakstabilan genom karena paparan zat-zat kimia, biologis, maupun fisika membuat materi genetik dalam sel-sel tubuh mengalami kerusakan yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya penuaan. Kerusakan DNA ini dapat mengakibatkan peradangan kronis dan pembentukan sel-sel kanker. Senyawa yang terkandung dalam jahe seperti gingerol, shogaol, dan zingerone ternyata dapat mengatasi kerusakan DNA yang disebabkan oleh stress oksidatif.

2. Jahe dapat mempertahankan stabilitas gen melalui modifikasi epigenetik

Stabilitas genom perlu dipertahankan untuk mencegah terjadinya penyakit yang umumnya disebabkan oleh mutasi gen seperti penyakit kanker. Epigenetik sendiri berkaitan dengan perubahan dalam aktivitas gen yang disebabkan oleh mekanisme non-genetik tanpa mengubah sekuens utama dari DNA itu sendiri. Modifikasi epigenetik dapat dilakukan melalui mekanisme-mekanisme seperti metilasi DNA, ekspresi miRNA, modifikasi protein histon, dan aktivitas RNA non-pengkode. Semua proses ini berperan penting dalam mempertahankan stabilitas gen itu sendiri.

Senyawa-senyawa yang terkandung dalam jahe diketahui mampu mengatur mekanisme epigenetik melalui modifikasi protein histon (protein yang menyusun kromosom). Misalnya, jahe dilaporkan dapat dijadikan obat untuk terapi gagal jantung melalui mekanisme asetilasi protein histon. Selain itu jahe juga dapat menekan pertumbuhan tumor sel kanker payudara melalui mekanisme ekspresi miRNA dan metilasi DNA.

3. Jahe mencegah terjadinya ketidakseimbangan protein dalam tubuh

Keseimbangan protein (proteostasis) merupakan suatu proses yang menjaga metabolisme protein dalam sel tubuh. Proteostasis melibatkan mekanisme kontrol yang akurat dalam hal degradasi maupun modifikasi suatu protein. Bila seandainya proses ini terganggu, maka akan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit yang melibatkan protein sebagai faktor pemicu utamanya seperti penyakit Alzheimer misalnya, yang disebabkan oleh gangguan pada proses degradasi maupun agregasi protein sehingga akhirnya membentuk plak pada otak. Penyakit-penyakit tidak menular lainnya seperti peradangan, kanker, diabetes, Parkinson, Huntington, juga disebabkan oleh disfungsi pada keseimbangan protein dalam sel tubuh. 

Ekstrak jahe dan senyawa yang dikandungnya ternyata menunjukkan efektivitas terhadap penyakit Alzheimer, Parkinson, diabetes, kanker dan radang (melalui beberapa penelitian menggunakan hewan percobaan). Ini menunjukkan potensi jahe sebagai sumber obat yang dapat mencegah maupun mengatasi penyakit-penyakit tersebut.

4. Jahe dapat menjaga keseimbangan bakteri baik dalam tubuh

Ketidakseimbangan populasi bakteri baik dalam tubuh (disbiosis) dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan. Jahe ternyata memiliki pengaruh positif terhadap keseimbangan populasi bakteri baik dalam tubuh. Jumlah bakteri baik seperti Bifidobacterium, Faecalibacterium, Lactobacillus dan Prevotella meningkat, sedangkan populasi bakteri jahat seperti Clostridium dan Bacteroides menurun. Bifidobacterium merupakan bakteri yang berperan dalam meningkatkan kesehatan metabolisme tubuh, dan keberadaan bakteri ini dapat melindungi tubuh dari obesitas, resistensi insulin, dan peradangan. Faecalibacterium sendiri dapat mencegah peradangan pada tubuh.

5. Jahe dapat mencegah penuaan sel

Sel mengalami penuaan ketika ia tidak lagi secara aktif melakukan pembelahan. Proses regenerasi sel berperan penting misalnya untuk penyembuhan luka, maupun mempertahankan fungsi fisiologis dan metabolisme tubuh. Tubuh yang sehat secara alami akan mengalami pembaharuan secara berkala melalui proses seperti autofagi dan pembelahan, dengan tujuan untuk menghilangkan sel/organel yang rusak dan menggantinya dengan sel normal yang baru.

Jahe berpotensi untuk mengatasi penuaan pada sel otot melalui kandungan senyawa antioksidannya, yakni gingerol dan shogaol. Pemberian ekstrak jahe dapat meningkatkan proses perkembangan sel dan mencegahnya dari mengalami penuaan. Selain itu gingerone A dapat mengurangi jumlah sel yang mengalami penuaan dan menghambat pertumbuhan sel kanker.

REFERENSI

  • Matin, M., Joshi, T., Wang, D., Tzvetkov, N.T., Matin, F.B., Wierzbicka, A., Jozwik, A., Horbanczuk, J.O., dan Atanasov, A.G. 2024. Effects of ginger (Zingiber officinale) on the hallmarks of aging. Biomolecules, 14: 940.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *