Tahun ini banyak sekali siswa SMP dan SMA sederajat yang mengeluh bahwa mereka merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional baik itu yang Berbasis Komputer (UNBK) atau pun yang berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Hal ini karena mereka merasa soal Ujian Nasional yang mereka hadapi tidak sama dengan materi yang diajarkan di sekolah. Pemerintah pun tidak menampik bahwa Ujian Nasional tahun ini memang memasukkan beberapa soal-soal bertipe HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tujuannya sih mulia, yakni untuk menaikkan standard kemampuan siswa. Nah, kebetulan nih penulis sedang menulis beberapa buku yang berhubungan dengan Ujian Nasional, jadi tidak ada salahnya jika aku berbagi sedikit serba-serbi Ujian Nasional dalam artikel ini. Katanya sih tahun depan mau dibuat lebih banyak lagi soal HOTS-nya. Nah, gimana cara menghadapi Ujian Nasional tahun depan, baca artikel ini sampai selesai ya!
Menurut data penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015, kemampuan siswa di Indonesia pada rentang usia 15 tahun masih berada di bawah rata-rata. Kemampuan itu antara lain: kemampuan sains, membaca, dan matematika. Oleh sebab itu, pemerintah berusaha untuk meningkatkan standard kualitas kemampuan siswa-siswa kita dan salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan kualitas soal-soal Ujian Nasional. Apa hubungannya meningkatkan kualitas soal Ujian Nasional dengan peningkatan standard kualitas kemampuan siswa? Secara tidak langsung siswa akan berusaha untuk mempersiapkan diri demi menghadapi Ujian Nasional. Dengan demikian, jika soal yang diujikan kualitasnya bagus, maka persiapan yang dilakukan siswa pun diharapkan lebih bagus lagi. Mulai tahun ini Pemerintah telah memasukkan beberapa soal bertipe HOTS (Higher Order Thinking Skills) demi tercapainya tujuan tersebut. Lantas apa itu soal bertipe HOTS?
Sesuai dengan namanya yakni Higher Order Thinking Skills adalah soal yang mengasah kemampuan berfikir tingkat tinggi. Eits, tapi jangan salah sangka. Soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak mesti soal yang sulit. Atau bahkan sebaliknya soal yang bukan bertipe HOTS tidak mesti soal yang mudah. Jadi seperti apa soal HOTS itu?
Soal bertipe HOTS adalah soal-soal yang mengasah kemampuan berpikir siswa hingga ranah kemampuan analisis, kemampuan mengevaluasi atau mengambil keputusan, dan kempuan berkreasi. Sementara soal-soal yang selama ini ada hanya mencakup kemampuan mengingat, kemampuan memahami, dan kemampuan mengaplikasikan saja. Tapi sekali lagi penulis tekankan bahwa soal bertipe HOTS tidak selalu soal yang sulit. Sementara soal bukan bertipe HOTS bukan berarti selalu soal yang mudah ada juga soal bukan bertipe HOTS yang sangat sulit, contohnya:
Nama anak tertua Rikudo Sennin dalam anime Naruto Shipunden episode 460-an adalah …
A. Asura
B. Indra
C. Naruto
D. Jiraiya
E. Hagoromo
Ini adalah contoh soal bukan bertipe HOTS yang hanya mengasah kemampuan mengingat saja, namun bagi mereka yang kurang begitu up to date dalam dunia anime pasti gak bakal tahu, bahkan menjadi soal yang sangat sulit. Sementara itu soal tipe HOTS yang mudah, contohnya:
Vani memiliki uang Rp. 50.000,- sementara Fiya memiliki uang Rp. 40.000,- dan Enzo memiliki uang Rp. 100.000, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah …
A. Uang Vani lebih banyak dari uang Enzo
B. Uang Enzo lebih banyak dari jumlah uang Vani dan Fiya
C. Uang Enzo lebih sedikit dari jumlah uang Vani dan Fiya
D. Uang Vani lebih sedikit dari uang Fiya
E. Uang Enzo sama dengan uang Fiya
Soal di atas adalah soal bertipe HOTS yang mengasah kemampuan analisis dan kemampuan evaluasi atau kemampuan mengambil keputusan. Meskipun demikian semua orang pasti bisa menjawabnya dengan mudah. Karena meskipun soal ini bertipe HOTS dan membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, namun soal ini termasuk soal yang relatif mudah.
Itu artinya, kita tidak perlu takut menghadapi soal-soal bertipe HOTS. Karena soal bertipe HOTS itu tidak selalu soal yang sulit, namun membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Artinya untuk menyelesaikan soal bertipe HOTS kita harus memiliki nalar yang bagus, memiliki kepekaan yang bagus terhadap lingkungan baik itu data-data secara tersirat maupun data-data secara tersurat, selain itu kita juga harus memiliki kemampuan mengevaluasi yang baik, sehingga mampu memilih mana yang terbaik. Sebenarnya kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang sukses bukan orang yang cerdas dengan nilai yang sempurna, namun yang dapat mengoptimalkan kemampuan ia sebagai manusia yang utuh, yakni: nalar, logika, evaluasi, emosi, dan juga kreasi.
Tahun lalu (2018) pemerintah telah memasukkan soal-soal bertipe HOTS sebanyak 10% dari soal-soal yang diujikan. Dan tahun ini (2019) telah dinaikkan menjadi 15% – 20%, namun perlu diingat bukan berarti soal Ujian Nasional tahun depan menjadi lebih sulit, meskipun porsi soal HOTS jadi lebih banyak. Sebenarnya sih tidak masalah jika kita siap, dan mau mempersiapkan diri.
Boleh cerita sedikit? Beberapa hari yang lalu penulis menonton anime Captain Tsubasa. Dalam suatu adegan Roberto Hongo menyuruh Tsubasa untuk jugling bola menggunakan kaki sampai 100 kali, maka Tsubasa pun melakukannya sampai selesai dengan raut muka yang gembira. Setelah selesai 100 kali, Roberto meminta Tsubasa untuk melakukan jugling bola dengan kepala dan lutut sampai 200 kali, anehnya tidak ada dalam raut muka Tsubasa rasa terbebani ataupun rasa ingin mengeluh, ia bahkan dengan gembira melakukannya. Artinya apa? Tsubasa yang menjadi legenda dalam dunia fiksi sepakbola yang bahkan mampu menginspirasi para pemain dalam dunia nyata seperti Fernando Tores, Andres Iniesta, dll, ternyata ia berlatih dengan keras dan dengan porsi latihan yang jauh lebih berat dan banyak dari para pemain lain. Kelihatannya Roberto adalah orang yang kejam pada Tsubasa, kenyataannya tidak. Ia sangat sayang pada Tsubasa. Roberto bahkan ingin Tsubasa menjadi pemain terbaik di dunia.
Tidak hanya Tsubasa, bahkan konon katanya Cristiano Ronaldo pun demikian, ia berlatih keras meskipun porsi latihan telah usai. Maka ini seperti sebuah pepatah, “Siapa yang menanam, pasti akan menuai”. Latihan keras, kesungguh-sungguhan membuat Ronaldo menjadi peraih penghargaan Pemain Terbaik Dunia sebanyak 5 kali. Aku prediksi tahun ini pun bakal jadi tahunnya Ronaldo juga deh. Sebab ia mampu menghantarkan Real Madrid meraih title Juara Liga Champions.
Semuanya tidak ada yang instan. “No pain, no gain”, tak ada rasa sakit tak akan ada hasil. Mungkin ini pesan tersirat yang coba dikirimkan kepada siswa-siswi kita, agar mereka berusaha dengan keras untuk belajar dan meningkatkan kemampuan mereka. Standard yang biasa saja hanya akan membuat siswa-siswi kita lembek dan manja. Jadi, berusahalah dengan keras, jangan lupa berdoa, dan kenali soal-soal yang akan dihadapi! Jika Tahun depan UN semakin sulit, tak masalah. []
Referensi:
[1] BBC Indonesia. Sulitnya Ujian Nasional: Melanggar Hak Atau Meningkatkan Kemampuan Nalar? http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43783432. Diakses 31 mei 2018, 10:00 wib.
[2] Kompas. Mendikbud Jelaskan Mengapa UNBK Tahun Ini Lebih Sulit. https://nasional.kompas.com/read/2018/04/13/20350661/mendikbud-jelaskan-mengapa-unbk-tahun-ini-lebih-sulit. Diakses 31 mei 2018, 10:00 wib.
[3] CNN Indonesia. Kemendikbud Tambah Tingkat Kesulitan UN Tahun Depan. https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180423160243-20-292892/kemendikbud-tambah-tingkat-kesulitan-soal-un-tahun-depan. Diakses 31 mei 2018, 10:00 wib.
Penulis buku “Mekanika Kuantum”.