Siwak: Sunnah Rasulullah yang Bermanfaat untuk Kesehatan Gigi dan Mulut

Alasan siwak dianggap masih relevan karena banyak memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu kesehatan. Penggunaan siwak memberikan efek terapeutik pada kesehatan rongga mulut dan memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kebersihan mulut.

Oleh: Meidita Kemala Sari dan Nadatiya Ngamarotun Fulloh

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Seandainya tidak memberatkan umatku – atau tidak memberatkan manusia, aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali shalat.” [HR. Bukhari, No. 887]

Gambar 1. Tongkat kunyah siwak (Sumber: www.Canva.com )

Mengenal Siwak

Siwak atau miswak adalah tongkat kunyah tradisional yang terbuat dari akar, ranting, dan batang dari tumbuhan Salvadora persica. Sedangkan bersiwak adalah membersihkan gigi dan gusi menggunakan stik kunyah dari tanaman siwak. Siwak digunakan sebagai metode alami untuk membersihkan gigi di banyak belahan dunia sejak ribuan tahun yang lalu. Sampai saat ini siwak masih banyak digunakan oleh sebagian penduduk di dunia khususnya penduduk di negara mayoritas muslim.

Meskipun tergolong metode tertua, saat ini siwak masih relevan untuk digunakan. Alasan siwak dianggap masih relevan karena banyak memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu kesehatan. Penggunaan siwak memberikan efek terapeutik pada kesehatan rongga mulut dan memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kebersihan mulut.

Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia: Apakah Daging dan Susu Masih Aman Dikonsumsi? (warstek.com)

Keutamaan Siwak

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Siwak itu pembersih mulut dan (penyebab) keridaan Rabb.” [HR. An-Nasai, No 5 dan Ahmad, 6:124]

Gambar 2. Bahan aktif pada siwak (Sumber: www.Canva.com )

Hasil penelitian membuktikan bahwa siwak mampu mengurangi noda yang menempel pada gigi sebesar 75% setelah 8 hari penggunaan secara teratur. Selain itu, siwak dipercaya memiliki agen antibakteri pada rongga mulut serta membantu mencegah perdarahan pada gusi. Hasil penelitian tersebut dikonfirmasi dari bahan aktif yang terdapat pada ekstrak tanaman Salvadora persica. Bahan aktif tersebut dibagi menjadi dua yaitu bahan aktif organik dan anorganik.

Bahan aktif organik yang meliputi senyawa metabolit sekunder yaitu;

  1. Tanin yang bekerja dalam mengurangi noda pada gigi dan peradangan pada gusi.
  2. Resin akan melindungi gigi terhadap proses pembentukan lubang dengan membentuk lapisan diatas permukaan email gigi.
  3. Alkaloid yang terdiri dari Salvadorine, Trimethylamine, dan Benzyl isothiocyanate. Ketiganya bekerja sebagai antibakteri. 
  4. Flavonoid yang memiliki aktivitas sitotoksik (menghambat pertumbuhan jaringan yang tidak normal). 
  5. dan Vitamin C yang menjaga kesehatan pada gusi dan saraf gigi. 

Sedangkan bahan aktif anorganik mineral yaitu; 

  1. Kristal silika
  2. Natrium karbonat; dan natrium bikarbonat
  3. Kalsium fosfat; dan kalsium oksida
  4. Anion klorida dan florida

Kandungan bahan aktif anorganik pada siwak berperan penting dalam pemeliharaan gigi. Kandungan senyawa fosfat yang mengikat kalsium, serta natrium karbonat yang keduanya membantu dalam pemeliharaan gigi akibat proses demineralisasi pada gigi. Demineralisasi gigi disebabkan akibat kondisi asam saat makanan masuk ke mulut, dimana gigi mengalami kehilangan mineral. Adanya mineral baru yang masuk dari siwak akan menggantikan mineral yang telah hilang, serta keberadaan senyawa halogen yang masuk akan mengunci dan menguatkan mineral agar tidak terjadi demineralisasi (kehilangan mineral).

Cara Penggunaan Siwak

Kasus yang paling sering terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan siwak adalah penurunan gusi. Hal tersebut dapat terjadi karena cara penggunaan yang salah sehingga menyebabkan trauma mekanis pada gusi. Teknik membersihkan gigi menggunakan siwak sama seperti teknik menyikat gigi, yaitu arah dari gusi ke gigi bukan sebaliknya. Tahapan dalam penggunaan siwak yaitu;

  1. Kunyah siwak hingga membentuk serabut serat halus. 
  2. Bila sudah membentuk bulu halus menyerupai sikat gigi, rendam dalam air. 
  3. Gunakan siwak untuk membersihkan gigi dari gusi ke gigi. 
  4. Penggunaan siwak tidak perlu menambahkan pasta gigi, karena kandungan zat dalam siwak sudah memberikan efek seperti menyikat gigi dengan pasta gigi.

Hal yang perlu diingat adalah pada dasarnya prinsip penggunaan siwak sama seperti sikat gigi. Apabila bulu serat halus pada siwak sudah mulai rusak harus segera di potong. Teknik dan waktu penggunaanya juga sama seperti menyikat gigi, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. 

Perkembangan Siwak dan Terobosan di Masa Depan

Seiring kemajuan teknologi dan penelitian, penggunaan siwak telah banyak mengalami modifikasi. Ekstrak tanaman Salvadora persica ditambahkan ke dalam berbagai bentuk elemen untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut diantaranya:

  1. Penambahan bahan siwak ke dalam sediaan obat kumur 
  2. Penambahan siwak dalam cairan irigasi yang digunakan oleh dokter untuk melakukan tindakan perawatan saluran akar gigi
  3. Kandungan siwak dalam bahan pemutihan gigi
  4. Kandungan siwak dalam sediaan pasta gigi. Diketahui bahwa pasta gigi yang mengandung siwak lebih efektif untuk menghilangkan noda dalam gigi jika dibandingkan pasta gigi biasa yang tidak mengandung siwak.
Gambar 3. Sikat gigi standar yang telah habis pakai hanya menjadi limbah (Sumber: www.Canva.com )

Dalam kedokteran gigi modern siwak dapat digunakan secara efektif dan eksklusif untuk menggantikan sikat gigi standar, berdasarkan kemampuannya untuk mengurangi noda dan radang gusi jika digunakan dengan tepat. Sikat gigi standar umumnya terbuat dari plastik. Jika masa penggunaanya sudah habis, maka akan menjadi limbah plastik. Saat ini sampah sikat gigi mencapai 23 miliar tiap tahunnya dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Siwak dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi polusi sampah plastik.

Jadi, siwak tidak hanya sunnah rasulullah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tetapi, dapat menjadi pilihan produk perawatan gigi yang alami dan turut menjaga kelestarian bumi. 

Referensi

Alfadaly, N., Kassab, A., and Al Hedaity, F., 2016, Determination of DNA Profiling of Siwak and Toothbrush Samples Used in the Kingdom of Saudi Arabia, Egyptian Journal of Human Genetics, 17(4); 383-387.

Borunda, A., 2019, How Your Toothbrush Become a part of The Plastics Crisis, Diakses pada 14 Juli 2023 dari: https://www.nationalgeographic.com/environment/article/story-of-plastic-toothbrushes 

CNN Indonesia, 2018, Mengenal Siwak Sikat Gigi Tradisional Kaya Manfaat, DIakses pada 16 Juli 2023 dari: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180309135819-255-281731/mengenal-siwak-sikat-gigi-tradisional-kaya-manfaat  

Haque, M.M., and Alsareii, S.A., 2015, A review of the therapeutic effects of using miswak (Salvadora persica) on oral health, Saudi Med J., 36(5); 530 – 543.

Tri Jayanti, A., Nasution, A., Suyanto, H., Bramantoro, T., and Fauziyah, A.R., 2021, The content of active materials in miswak (Salvadora persica): An Analytical study using Fourier-transform infrared spectroscopy and ultraviolet-visible spectrophotometer. J Int Oral Health, 13; 258 – 66.

Yasmin, W., Ramli, H., and Alias, A., 2019, Miswak: The Underutilized Device and Future Challenger, Journal of Dentistry and Oral Hygiene, 11(2); 6 – 11.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top