Sebagian orang pasti sudah tidak asing lagi dengan kata “DNA”. Sebenarnya jika berbicara mengenai DNA, banyak hal-hal menarik yang dimilikinya, salah satunya bagian penyusunnya. Ternyata jika dilihat dari penyusunnya, DNA manusia memiliki kemiripan dengan makhluk hidup baik itu hewan, tumbuhan, jamur, bakteri bahkan beberapa jenis virus. Apakah hal tersebut bisa terjadi?. Sebelum mengetahui jawabannya terlebih dahulu akan dijelaskan terkait dua hal mengenai DNA yaitu;
1. Apa sih sebenarnya DNA itu??
Deoxyribonucleat Acid atau yang dikenal dengan singkatan DNA merupakan materi genetik yang tersusun secara sistematis di dalam tubuh (Irianto, 2017). Dalam tubuh, DNA memili beberapa peran, salah satunya yaitu membawa dan menyimpan informasi genetik. Menariknya informasi genetik ini, diwariskan oleh setiap individu kepada keturunannya. That’s means, DNA yang ada pada keturunannya adalah warisan dari induknya. Karena hal tersebut, menyebabkan adanya kemiripan keturanannya dengan induknya. Nah, jikalau penyusun DNA manusia mirip dengan DNA makhluk hidup lainnya (seperti hewan, tumbuhan, jamur, dan bakteri) seharusnya kita memiliki kemiripan bentuk tubuh yang sama. Namun faktanya, walaupun manusia memiliki penyusun DNA yang samapun dengan makhluk hidup di bumi, tetap saja memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda. Kenapa bisa?. Sebelum membahas kenapa hal tersebut bisa tejadi terlebih dahulu dijelaskan mengenai struktur DNA.
2. Bagaimana sih bentuk struktur DNA?
Struktur DNA berbentuk seperti untai ganda yang saling berpilin atau yang dikenal dengan sebutan double helix (Campbel, et al, 2008) (gambar 1). Pemahaman bentuk struktur DNA berupa double helix ditemukan pada tahun 1953 oleh ilmuwan asal Amerika, yang bernama Watson dan Crick (Campbel, et al, 2008). Kedua ilmuwan tersebut juga menjelaskan bahwa struktur double helix tersusun atas anak tangga dan ibu tangga. Dimana, ibu tangga berupa gula deoksiribosa dan fosfat, sedangkan anak tangganya berupa susunan basa-basa nitrogen.
Beradasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penyusun DNA terdiri atas tiga komponenn utama yang terdiri atas basa nitrogen, gula deoksyribosa dan fosfat (gambar 2) (Campbel, et al, 2008). Bagian basa nitrogen (gambar 2) saling berpasangan yaitu Cytosin (C) dan Guanin (G), adapun Adenin (A) dengan Timin (T). Masing-pasang basa nitrogen dihubungkan oleh ikatan hydrogen, ada yang tiga ikatan (antara Cytosin dan Guanin) dan ada juga yang dihubungkan dengan dua ikatan hydrogen (antara Adenin dan Timin) (Campbel, et al, 2008) (gambar 2).
Ketiga komponen utama penyusun DNA tersebut dimiliki oleh semua makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bakteri bahkan beberapa jenis virus. Adapun perbedaanya antar makhluk terletak pada urutan basa nitrogen (gambar 3). Hal tersebut menyebabkan informasi genetik yang dibawa dan disimpan juga berbeda. Perbedaan urutan basa nitrogen antar makhluk hidup menyebabkan perbedaan bentuk tubuh antar makhluk hidup. Bahkan perbedaan urutan basa nitrogen tidak hanya antar makhluk hidup yang berbeda spesies (seperti tumbuhan dan hewan/hewan dan manusia), tetapi juga antar spesies pun juga memiliki perbedaan urutan basa nitrogen. Bukti adanya perbedaan urutan basa nitogen antar spesies yang langsung dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari contohnya walaupun sesama saudara kembar tetap terdapat perbedaan, walaupun satu induknya, anak kucing memiliki warna bulu yang berbeda-beda dan lain-lain.
Kesimpulan
Kesimpulannya, memang benar bahwa manusia memiliki kemiripan penyusunan DNA dengan makhluk hidup lainnya bahkan termasuk beberapa virus. Adapun perbedaannnya terletak pada urutan basa nitrogen, sehingga menghasilkan informasi genetik yang berbeda pula.
Daftar Pustaka
Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Irianto, K. 2017. Biologi Molekuler. Bandung: Alfabeta.