Mungkin pembaca telah mengetahui apa itu game, atau bahkan sebagian pembaca gemar bermain game. Saya sendiri termasuk kedalam orang yang gemar bermain game, tetapi saya cukup mengerti waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah “game” berarti permainan. Permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain atau barang sesuatu yang dipermainkan keduanya saling berhubungan.
Saat ini sekitar 80 persen pengguna internet pada rentang umur 16-64 tahun bermain game setiap bulannya. Jadi, jumlah gamer di dunia mencapai 3,5 miliar orang. Dan di Indonesia itu sendiri, jumlah gamer mencapai 60 juta lebih. Tapi tahukan kamu? Game ternyata bisa berdampak pada kecerdasan loh. yuk, simak lebih lanjut…
Sadar ga sih ketika kita bermain game, membuat kita jadi lebih fokus ? Ternyata itu bukan hanya perasaan kita saja loh. Baru-baru ini, para peneliti mengumpulkan dan merangkum hasil dari 116 penelitian ilmiah untuk menentukan bagaimana kecanduan game bisa mengubah fungsi dan struktur otak, serta memengaruhi perilaku seseorang yang memainkannya. Berdasarkan penelitian tersebut penggunaan video game diketahui memengaruhi tingkat fokus dan kemampuan berpikir otak. Selain itu, kebanyakan hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang main game justru bisa lebih fokus ketimbang yang tidak memainkannya. Peneliti juga menemukan bermain game dapat mengaktifkan otak yang bertanggung jawab atas visuospasial, yaitu kemampuan untuk menempatkan sebuah benda, objek atau gambar dalam sebuah tempat atau ruangan.
Adapula sebuah studi dari California State University mencoba menganalisis otak anak-anak muda yang memainkan game, yang berkesimpulan bahwa game mengaktifkan bagian di otak yang berhubungan dengan penghargaan atau reward. Menurut para peneliti system penghargaan ini, memiliki dampak positif pada remaja yang memiliki sifat lebih sensitif daripada mereka yang dewasa.
Dibalik sisi positifnya, bermain game juga membawa dampak negatif. berita buruk bermain game seharusnya bukan hal yang asing lagi. Telah ada berita yang dilaporkan di Indonesia tentang tindak pencurian oleh anak-anak dan remaja karena kurangnya uang untuk bermain game di Warnet. Masalah dari penggunaan game telah menyebabkan menteri kesehatan Indonesia secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai popularitas game di kalangan anak-anak dan remaja.
Ada banyak masalah yang telah didokumentasikan oleh para peneliti terkait bermain game, seperti: agresif, kerusakan fisik, dan kecanduan. Namun diantara semua masalah yang terkait dengan game, kecanduan lah yang paling mengkhawatirkan. Kecanduan game telah diakui dunia internasional sebagai masalah yang perlu diperhatikan dan langkah-langkah yang telah diambil.
Bagaimana Reaksi Tubuh Saat Bermain Game ?
Saat kecanduan game struktur dan fungsi otak mengalami perubahan. “Jika dilihat otaknya menggunakan MRI, ada perubahan di bagian otak pre-frontal cortex”, tutur dr Kristiana Siste, SpKJ(K) saat ditemui dari Departemen Psikiatri FK UI RSCM dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis dari Kementerian Kesehatan RI, Senin (9/7/18).
Gangguan pada bagian otak tersebut mengakibatkan orang yang mengalami suatu ketergantungan atau kecanduan kehilangan beberapa kemampuan atau fungsi otaknya, antara lain fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif (merencanakan dan melakukan tindakan) dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).
“Adanya perubahan otak membuat dirinya sulit mengendalikan perilaku impulsive. Sering pasien bilang sama saya, udah bosen main (game) tapi gak bisa berhenti. Karena memang otaknya sudah berubah, fungsi otak yang berfungsi untuk menahan perilaku untuk tidak impulsive itu sudah terganggu. Padahal dia sendiri sudah tidak menikmati, tapi tidak bisa berhenti karena kehilangan kontrol tadi”, jelas Siste.
Sementara itu, dari sisi kesehatan, seringkali mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa lelah (fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome. Selain itu, kecenderungan sedentary life dan memprioritaskan bermain game dibandingkan aktifitas utama lainnya (misalnya makan), membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kurus atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung).
Sumber:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/main-game-online-fungsi-otak/
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0061098