Pada 8 November 2022, sebagian besar wilayah Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan gerhana bulan total yang terjadi dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik.
Gerhana bulan terjadi ketika Bulan melintas tepat di belakang Bumi ke dalam bayangannya. Ada dua jenis bayangan, yaitu penumbra dan umbra. Penumbra adalah bayangan yang lebih terang, sedangkan umbra lebih gelap. Selama gerhana bulan total, bulan melewati kedua bayangan; saat cakram penuh bulan berada di dalam umbra, kita menyebutnya totalitas.
Penampakan Bulan selama gerhana bulan total dapat sangat bervariasi dari satu gerhana ke gerhana berikutnya. Jelas, geometri jalur Bulan melalui umbra memainkan peran penting. Tidak begitu jelas pengaruh atmosfer bumi terhadap gerhana. Meskipun massa fisik Bumi menghalangi semua sinar matahari langsung dari umbra, atmosfer planet membiaskan sebagian sinar Matahari ke dalam bayangan. Atmosfer bumi mengandung berbagai jumlah air (awan, kabut, presipitasi) dan partikel padat (debu, puing-puing organik, abu vulkanik). Bahan-bahan tersebut menyaring dan melemahkan sinar matahari sebelum dibiaskan ke dalam umbra. Misalnya, letusan gunung berapi yang besar atau sering mengeluarkan abu dalam jumlah besar ke atmosfer sering kali diikuti oleh gerhana merah yang sangat gelap selama beberapa tahun. Tutupan awan yang luas di sepanjang kaki Bumi juga cenderung menggelapkan gerhana dengan menghalangi sinar matahari. Astronom Prancis A. Danjon mengusulkan skala lima poin yang berguna untuk mengevaluasi tampilan visual dan kecerahan Bulan selama gerhana bulan total. Nilai ‘L’ untuk berbagai luminositas didefinisikan sebagai berikut:
L = 0 – Gerhana sangat gelap. Bulan hampir tidak terlihat, terutama pada pertengahan totalitas.
L = 1 – Gerhana Gelap, berwarna abu-abu atau kecoklatan. Detail dapat dibedakan hanya dengan kesulitan.
L = 2 – Gerhana berwarna merah tua atau karat. Bayangan tengah sangat gelap, sedangkan tepi luar umbra relatif cerah.
L = 3 – Gerhana merah bata. Bayangan umbral biasanya memiliki pinggiran yang cerah atau kuning.
L = 4 – Gerhana tembaga-merah atau jingga sangat terang. Bayangan umbral memiliki tepi kebiruan yang sangat cerah.
Penetapan nilai ‘L’ pada gerhana bulan paling baik dilakukan dengan mata telanjang, teropong, atau teleskop kecil di dekat waktu pertengahan totalitas. Ini juga berguna untuk memeriksa penampakan Bulan tepat setelah permulaan dan sebelum akhir totalitas. Bulan kemudian berada di dekat tepi bayangan dan memberikan kesempatan untuk menetapkan nilai ‘L’ ke umbra luar. Dalam melakukan evaluasi, Anda harus mencatat instrumentasi dan waktunya. Perhatikan juga variasi warna dan kecerahan di berbagai bagian umbra, serta ketajaman tepi bayangan. Perhatikan visibilitas fitur bulan di dalam umbra. Catatan dan sketsa yang dibuat selama gerhana sangat berharga untuk mengingat detail, peristiwa, dan kesan.
Sumber :
[1]https://eclipse.gsfc.nasa.gov/OH/Danjon.html, diakses pada Minggu, 5 Maret 2023.
[2] https://lapan.go.id/post/7996/gerhana-bulan-total-8-november-2022-daftar-waktu-dan-wilayah-untuk-mengamatinya, diakses pada Minggu, 5 Maret 2023.
[3] https://astro.ucr.edu/eclipse2018/, diakses pada Minggu, 5 Maret 2023.